Page 9: The Innocent Villain part one

1.1K 126 0
                                    

Naira's POV

Beberapa saat setelah aku kembali dari pinggiran kota. Aku mendengar keributan di luar kamarku yang ternyata pintunya sudah terbuka lebar.

Ada apa, ya?! Tanyaku dalam hati,

Kyuven dan aku mengendap-endap untuk mengintip keluar kamar. Kulihat Anne dan Derrick juga beberapa Pelayan lain tengah berlari dengan panik.

What the heck is going on there? (apa yang sebenarnya terjadi di sana) Tanyaku lagi penasaran.

"Cepat kalian cari lagi dengan teliti di sebelah sana." Kata Anne hampir dengan setengah berteriak.
"Lagi cari apa Anne?" tanyaku dengan polosnya di belakang Derrick.

Anne dan Derrick menoleh dengan kedua pasang mata mereka yang terbelalak sempurna. Seolah melihat something (sesuatu) yang unbelievable (tidak bisa dipercaya). Aku yang tak paham, hanya menyunggingkan senyum dengan mengerjapkan mata innocent (polos).

"NONA NAIRA!!!" seru Anne yang langsung menerjang untuk memeluk tubuhku.
"Anda kemana saja? Kenapa anda tiba-tiba tidak ada di dalam kamar?" tanya Anne panik dengan ekspresi ketakutan.

Aashoot ...... sepertinya aku terlambat kembali ketika Anne ke kamar. Apa yang sebaiknya kukatakan sebagai alasan?

"A ... ku ketiduran di bawah tempat tidur saat bermain dengan Kyuven?"

Kulihat bagaimana Anne dan Derrick tertegun dengan penjelasanku. Ti-tidak masuk akal kah alasanku? Tanyaku dalam hati. Bibirku masih menunjukkan senyum garing yang masih kupaksakan.

"Begitu rupanya ... pantas saja kami tidak bisa menemukan anda. Kami benar-benar tidak menyangka kalau Nona Naira tengah bersembunyi di bawah tempat tidur bersama Kyuven ...." ujar Derrick yang entah kenapa membuat Anne dan aku menatapnya dengan ketidak-percayaan.

Aku hanya diam, memperhatikan bagaimana Derrick hanya tersenyum setelah mengatakan hal tersebut. Seolah membuktikan bahwa dirinya mempercayai perkataanku.
Yang mana malah tambah membuatku semakin tidak yakin bahwa Derrick mempercayainya.

Beberapa saat kemudian. Derrick dan Anne yang mengumumkan pada Buttler dan Maid lain bahwa aku sudah kembali ke kamar. Seolah telah melakukan kejahatan, antara merasa bersalah dan menyesal ... aku yang teringat tentang peran dan tujuanku, berusaha sekuat tenaga untuk merasa cuek saja.

This is so freakin hard b-t-w ... (hal ini cukup berat, loh)

Kataku, ketika aku tengah terbaring di sofa panjang bersama Kyuven. Kubelai punggung Kyuven yang berbulu lebat nan lembut.

Aku memang gak punya bakat untuk berbuat jahat anyway. Membuat semua orang jadi panik dan secemas itu saja membuat ku merasa bersalah luar biasa. Sekarang saja aku sudah ingin berlari menemui semua orang dan meminta maaf.

Hhhh ... Aku menghembuskan nafas berat. Menggeleng-gelengkan kepala saking bingungnya harus berbuat apa. Di satu sisi aku sudah benar-benar dihantui rasa menyesal. Namun, di sisi lain aku ingin mempertahankan peranku sebagain pemain antagonis.

Aaaaaarrgh ... aku bisa gila kalau begini terus.

Knock knock!!

Suara ketukan pintu terdengar dari luar, disusul dengan suara Derrick yang ingin meminta ijin untuk masuk. Aku terdiam sejenak. Diijinkan gak, ya?! Pikirku masih mendiamkan Derrick di luar sana. Aku pun melangkah pergi meninggalkan sofa lalu beranjak mendekati pintu.

Derrick tertegun ketika melihat sosokku dari balik pintu yang terbuka lebar. Aku sendiri bengong melihat orang-orang di belakang Derrick. Ayahanda, Ibunda, Kak Roland, Diego dan juga Anne. Great!! Sepertinya sesi introgasi sudah akan di mulai. Dalam pandanganku Derrick dan yang lainnya sudah berseragam sipir.
Ku paksa kan senyum di bibir, walaupun aku sama sekali tidak merasa ingin tersenyum maupun berbicara, karena kau sangat BINGUNG LUAR BIASA.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang