Page 15: The Villainous Charms part two

795 80 1
                                    

Naira's POV

Tidak terasa beberapa tahun telah berlalu sejak saat itu. Kyuven dan kekuatanku sama sekali tidak ketahuan oleh siapapun selain anggota keluarga Archduke Van Vellzhein. Sekarang aku sudah genap berusia sepuluh tahun. Berarti sudah lima tahun sejak kejadian waktu itu. Pangeran Reynald masih sering mengunjungiku dan pangeran Richardo juga. Walaupun, terkadang dia suka mengundangku ke Iztanha.

Entah kenapa, seolah-olah ingin memperlihatkan bahwa hubungan kami dekat. Yah~ harus kuakui hubungan kami sangat dekat. Bukan sebagai pasangan, tapi lebih ke persaudaraan. Pangeran Richardo sangat memanjakanku seperti para kakak. Lucunya, entah kenapa setiap kali aku datang ke Iztanha atas undangan Pangeran Richardo, Pangeran Reynald selalu saja ada di sana untuk memaksa ikut berkumpul bersama kami.

Pangeran Reynald juga sejak hari itu masih terus suka mencium jari manis ku setiap kami bertemu. Juga suka mengatakan perihal menikah dengan pemilik tato kupu-kupu emas. Sampai saat ini aku masih tidak bisa memahami maksud Pangeran Reynald. Walaupun, aku sempat berpikir bahwa hal tersebut ada hubungannya dengan tato kupu-kupu emas yang dengan sangat misterius dan ajaib ada di jari manisku.

Aku tidak tidak ingin terlalu banyak berharap pada hal yang belum pasti. Tujuanku hanya agar Pangeran Reynald tidak jatuh cinta dengan Araya dan berakhir tragis di tangan Saudara sepupunya sendiri. Apakah tidak masalah? Apakah tidak apa-apa? Bagaimana bila benar Pangeran Reynald malah berakhir dengan ending bahagia denganku? Apakah hal itu mungkin? Tanyaku bertubi-tubi yang kemudian membuat kedua pipiku tiba-tiba bersemu merah.

Apakah Plot dalam novel bisa berubah begitu saja? Untuk saat ini memang sepertinya bisa ... tetapi, Plot yang sesungguhnya akan dimulai saat Debutante nanti. Tapi, apakah mungkin plot yang kususun saat ini akan tiba-tiba berubah arah begitu saja? Aku ... tidak tau lagi!!!

Aku masih termangu diam di atas sofa santai dalam kamar bersama Kyuven di pangkuanku. Kyuven makin tumbuh besar, aku merasa dia bahkan bisa tumbuh lebih besar lagi, seperti Malamute. Sekarang saja ukurannya sudah sebesar Harimau. Terkadang sangat sulit menyembunyikan Kyuven apabila bukan aku yang melakukannya dan dengan sedikit bantuan sihir. Kyuven memang harmless. Tapi, entah kenapa dia sangat sensitive dengan orang selain aku mendekatinya.

Padahal, ketika bersama di ruang yang sama waktu itu bersama Pangeran Richardo, dia sama sekali tidak apa-apa. Apa mungkin, sejak kak Roland dan kak Arvan menyembunyikan Kyuven dengan paksa saat itu, dia berubah? Bisa jadi. Masih dengan penuh sayang aku membelai tubuh Kyuven yang makin terlihat seperti boneka plushy raksasa yang enak untuk di peluk dan dijadikan alas bersandar untuk tidur.

Knock knock knock. Suara ketukan pintu terdengar di luar kamar, disusul dengan suara merdu Derrick. "Masuklah!!" seruku dari dalam. Pintu terbuka memperlihatkan sosok Derrick dan ibunda di belakangnya, "Ibunda?" tanyaku heran lalu beranjak turun dari sofa menyambut beliau.

"Bagaimana kabar Putri ku hari ini?" tanya beliau yang membuatku heran. Meskipun begitu, senyum hangat beliau tetap kusambut dan ku balas dengan senyum menggemaskan ala Naira.
"Naira baik-baik saja, Ibunda. Kyuven sedari tadi menemani Naira membaca buku pemberian kak Arvan." Jelasku.

Beliau terlihat masih menyunggingkan senyum. Namun, entah kenapa aku merasa senyum beliau mengandung suatu arti tertentu. Ada semacam keraguan dalam tatapan matanya. "Ada apa Ibunda?" tanyaku pada Duchess Marry yang sepertinya masih enggan untuk memulai kata-katanya.

"Hmm ... bagaimana kalau kita pergi ke taman?" tanya beliau menyodorkan tangan kanannya.

"Naira boleh membawa Kyuven juga, kan Ibunda?" tanyaku dengan senyum ceria.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang