(Season 3) New Arc

21 0 0
                                    

Third Person's POV

Beberapa bulan telah berlalu sejak kejadian dengan Araya dan kepala sekolah.Pada akhirnya semua kembali normal dan waktu di akademi dilalui dengan damai tanpa ada masalah sama sekali.

Meskipun begitu, ketenangan ini sama sekali tidak membuat Naira ikut merasa tenang.ada sesuatu yang masih membuatnya merasa terganggu.

"Menurutmu, apa yang akan terjadi setelah plot dalam novel ini telah kita rusak?"tanya naira pada Araya saat mereka tengah terlihat bersama di kamar Araya.

"Hmmm ... aku juga penasaran.""Apa tidak apa-apa kalau kita menganggap bahwa sudah tidak ada lagi hal yang perlu kita cemaskan?"Ucap Araya bertanya balik.

"Aku juga memikirkan hal yang sama, tapi entah kenapa ada perasaan aneh yang membuatku tidak tenang."Balas Naira.

"Nona Naira ... bagaimana kalau kita nikmati saja waktu ini dengan sebaik-baiknya.""Lagipula masalah utama kita hanyalah plot dalam novel yang mana sudah kita akhiri dengan baik, bukan?"Jelas Araya lagi menggenggam kedua telapak tangan Naira, mencoba menenangkan gadis imut itu.

"Bagaimana hubunganmu dengan Pak Kepala Sekolah Aedhira?"tanya naira yang langsung membuat Araya nge-blush berat.

"Ke-kenapa anda tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?"tanya Araya kalang kabut.

"Bukankah semua ini terjadi karena kamu ingin membuka the Hidden Route bersama orang itu."Goda naira dengan senyum jahilnya, mentoel-toel pipi Araya yangs udah semerah tomat.

"I-itu memang benar ... ta-tapi anda kan tidak perlu langsung menembak saya dengan pertanyaan seperti itu."Ucap Araya lagi cemberut kesal.

"Jadi bagaimana? Ada perkembangan tidak??""Kamu sudah membuatku susah jadi jangan sampai hubunganmu dengan orang itu tidak berhasil."Goda Naira lagi dengan sok berpangku tangan, memperlihatkan wajah kesal yang serius.

"Ma-maafkan saya soal itu."Kata Araya lagi memainkan kedua telunjuk tangannya karena merasa bersalah.

"Jadi sebagai pertanggung jawabannya, paling tidak aku harus mendapatkan kartu undangan pernikahanmu dengan orang itu nanti."Ujar Naira lagi yang mana membuat Araya tersentak kaget.

"Me-menikah??"tanya Araya yang hanya di balas anggukan oleh naira.

"Ta-tapi ... i-itu kan masih lama ..."Jawab Araya lagi yang membuat naira melirik ke arahnya.

"Tidak peduli, karena aku akan menunggunya.""Pokoknya aku tidak mau kalau sampai Rute yang kamu pilih itu ternyata malah gagal."Ujar Naira lagi kini sudah menatap lurus ke arah Araya.

"Memangnya ... apa yang akan terjadi ... jika saya gagal?"tanya Araya agak ragu.

"Tentu saja kamu harus mendapatkan hukuman karena sudah membuat anak perempuan Archduke menderita, bukan?!"jawab Naira lagi sok seram dengn tatapan matanya yang tajam dan senyumnya yang menyeringai.

"HUWAAAAAAAA ampuni saya nona Naira!!!"seru Araya panik.


Naira hanya terkekeh dengan bagaimana Araya menyikapinya dengan sangat serius. yah walaupun pada dasarnya Naira memang berharap demikian.
Dalah hatinya dirinya berpikir.

Gak lucu, kan, kalau setelah mendrama seperti itu ternyata mereka berdua malah tidak berakhir bersama alias happy ending.

Tok tok tok

Suara ketukan di depan pintu kamar araya tiba-tiba terdengar."Nona Araya, boleh saya masuk?"Suara maid pribadi Araya juga terdengar setelahnya.

Naira yang memang pada dasarnya pergi ke kamar Araya secara diam-diam tanpa diketahui oleh bahkan maid pribadi araya pun memutuskan untuk segera kembali ke kamar dengan menggunakan sihir teleportasi.

Namun, saat dirinya sudah tiba dengan aman di dalam kamar.

"Ahem!!"Suara deheman di belakang Naira mengejutkan gadis manis itu.

"Ka-kalian semua kenapa ada di sini?"Naira shock ketika menolah dan mendapati kedua pangeran, kedua kakak lelakinya dan si penyihir Kayana ada di sana.

"Nainai ... bukankah kami sudah bilang padamu bahwa Araya itu sangat berbahaya.""Kenapa kamu masih saja diam-diam menemuinya?"Ucap kedua kakak lelaki naira yang membuat gadis imut itu lumayan terkejut.

"Kenapa kakak bisa berasumsi klo nainai menemuinya?"tanya Naira sok lugu.

kelima pemuda itu menoleh ke arah Kyuven yang sudah menunduk, raut wajahnya yang menyesal dengan puppy eyes membuat naira paham.

Bahwasanya, pasti Kyuven telah di ancam sehingga terpaksa mengatakan yang sebenarnya.Tangan kanan naira terangkat yang mana Kyuven mengenali gestur tersebut, dirinya yang sudah berubah menjadi binatang lagi dari awal wujudnya yang masih seorang manusia, setelah beberapa kali pelatihan yang di ajarkan oleh penyihir Kayana, kemudian merangkak mendekati naira dan menggelayutinya.

"Tidak apa-apa Kyuven~"

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang