(Session 2) Page 8: "Not" Another Story (2)

101 14 0
                                    

Diruang Keluarga

"Hey Arvan sudah waktunya giliranku untuk memangku Nainai!!"
Ucap Roland sudah terlihat bergerak mendekati Arvan yang masih dengan santainya memeluk dan memanjakan diri dengan Nainai dipelukannya.

"Apa maksudmu dengan ini sudah giliranmu."
"Kau pikir aku akan merasa puas walau seharian ini memeluk Nainai?!"
balas Arvan yang sudah berdiri dari single chair-nya dan memunggungi Roland.
Menghalangi usaha saudara lelakinya itu untuk merebut Nainai.

"Ya ampun kalian berdua ini."
"Kalau kalian tidak mau mengalah begitu lebih baik ibunda saja yang menggendong Naira."
Ujarnya dengan senyum anggun.

"Tidak mau, ini giliranku!!"
Seru kedua putra mahkota hampir bersamaan.
Queen Mary dan beberapa Maid serta butler yang ada di sana tertegun dengan respon kedua putra mahkota.

Sementara itu, Naira ...

Bagaimana kalau ternyata perkiraanku benar??
Bagaimana kalau ternyata jiwaku yang sekarang terlempar ke dunia yang entah benar ini doujinshi atau bukan adalah karena jiwa asli Naira yang asli telah kembali ke tubuhnya.
Apa itu berarti ...
plot dalam novel sudah mulai kembali pada jalur yang sesungguhnya lagi??
Tapi bukankah nona Araya bilang kalau dunia itu adalah otome game ...

Naira yang tengah sibuk sendiri dengan pikirannya.
Tidak menghiraukan bagaimana kedua kakak lelakinya masih bertikai memperebutkan dirinya.
Hingga kemudian keributan tersebut akhirnya mengundang kedatangan sang Kaisar Iztanha.

"Apa yang kalian berdua lakukan dengan Naira?"
tanya sang kaisar yang sudah terlihat berjalan mendekati mereka dengan wajah kaku.

"Ayahanda?!"
Seru kedua pangeran, terkejut.

"Yang Mulia!?"
"Bukankah anda masih ada pertemuan dengan Archduke?"
Tanya Queen Mary tertegun.

"Perasaanku tiba-tiba tidak tenang, jadi aku memutuskan untuk kemari."
Jawabnya datar.

"Oh my ... lalu bagaimana dengan tuan Archduke?"
Tanya Queen Mary cemas.

"Anda tidak perlu cemas, My Queen."
"Saya tidak keberatan jika harus menunggu Yang Mulia untuk menenangkan diri."
Sapa Archduke Van Vellzhein kepada sang Ratu.

"Selamat Siang Archduke, aku harap anda bisa memaklumi keadaan ini."
Ucap Queen Mary yang tertawa lembut di balik kipas beludrunya.

"Tidak masalah My Queen."
"itu merupakan bukti bahwa kedua putra mahkota sangat menyayangi Tuan Putri Naira."
Ungkapnya dengan senyum hangat.

Sementara itu.
Naira yang masih bingung memikirkan nasib Naira yang asli di dunia novel atau otome game apapun itu,
mulai memperlihatkan perubahan pada ekspresinya.
Disaat yang bersamaan ketika Sang Kaisar dengan tatapan yang tajam dan mengintimidasi.
Meminta Arvan untuk memberikan Naira kepadanya.

Ketika Arvan dengan enggan menyerahkan Naira pada ayahanda-nya dan masih bersih keras membelenggu sang adik di dalam pelukannya.
Disaat itulah Naira mulai sesenggukan.

"Na-nainai??"
Arvan terkejut.

"Arvan, Nainai pasti sudah merasa bosan denganmu sampai jadi seperti ini."
Ucap Roland yang melihat Naira masih sesenggukan,
"cepat serahkan Naira padaku."
Katanya lagi dengan tegas.

Sedangkan Naira yang kemudian menangis,
membuat seluruh penghuni ruang keluarga menjadi panik.
Namun, dimana akhirnya sang kaisar berhasil merebut tubuh mungil Naira yang mini itu dari pelukan Arvan.
"Shhh tenanglah putriku,"
"Ayahanda sudah menyelamatkanmu dari kak Arvan."
Ujar sang kaisar yang kemudian memeluk Naira dan mengecup kening bayinya dengan lembut dan penuh sayang.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang