Page 20: How To Live as A Villain, Naira's Version part one

586 71 0
                                    

Kayana's POV

Hal yang paling ku benci adalah ketika aku harus ikut menjadi pembimbing di kelas sihir. Alasannya, yang pertama karena aku benci anak-anak dan yang kedua adalah karena aku ...
Tiba-tiba saja pikiran ku terganggu oleh keindahan warna ungu yang berkilau di bawah sinar matahari pagi. Warna itu bagaikan serat pelangi yang jatuh dari langit.

Begitu sosok pemilik rambut berwarna ungu itu berdiri di hadapan seorang appraiser, bola matanya yang bulat dan berwarna ungu itu terlihat seperti Chalcedony, Gemstone langka yang hanya ada di Deephill Fallenroad, kota bagian utara Faireniyan.

Awalnya aku tidak tau alasan kenapa gadis yang wajahnya mirip boneka itu menatap lekat ke arah diagram appraisal, sampai kemudian aku melihat adanya keanehan pada hasil appraisal miliknya. "Hey!!" panggil seorang guru pembimbing dasar sihir kepada murid laki-lakinya yang tengah melakukan appraisal pada gadis pemilik mata berwarna Gemstone itu.

Diagram sihir appraisal itu menghilang seketika, disaat anak laki-laki itu terkejut oleh panggilan gurunya. Meskipun hanya untuk beberapa detik saja, aku yakin bahwa aku tidak salah melihat penilaian level sihir gadis pemilik mata Chalcedony yang akhirnya ku ketahui bernama Naira Van Vellzhein itu lebih dari normal.

Gadis itu rupanya adalah Putri tunggal keluarga Archduke Van Vellzhein, adik perempuan Arvhein yang katanya tidak dapat meninggalkan mansion karena kondisinya. Aku yang tidak begitu memperdulikan kehidupan para Nobless hanya mendengar kabar angin seperti itu mengenai Putri Archduke.

Aku juga mendengar adanya kabar mengenai seorang anak gadis yang telahir dengan warna iblis. Tidak pernah kusangka bahwa gadis pemilik warna iblis yang tengah mereka gosipkan tersebut adalah adik Arvhein, anak perempuan Archduke satu-satunya. Gadis yang bernama Naira itu pun mundur, setelah anak laki-laki yang menilainya mengatakan bahwa level kekuatan sihirnya itu standart.

Tidak, itu tidak mungkin. Jelas-jelas aku melihat level gadis itu adalah sebuah lambang Invinite, yang mana artinya kekuatan itu sangat tidak berbatas. Aku tidak tau bagaimana bisa si peng-appraiser itu bilang kalau level Naira hanya standart.

Aku hanya bisa menghela napas, mengeluh dengan ketidak-kompetenan mereka. Bisa kulihat bagaimana gadis bernama Naira itu tersenyum bahagia. Seolah-olah dia sangat menerima sekali hasil penilaian yang kurang akurat itu. Aku yang terus memperhatikan gelagat gadis kecil itu terusik oleh suara seorang Mage yang kemudian mempersilahkanku untuk melangkah ke hadapan anak-anak akademi agar ia bisa memperkenalkanku pada mereka.

"Perkenalkan beliau adalah Kayana Raz Delarion, beliau adalah seorang Wizmage dari menara penyihir kerajaan Iztanha." Ucap seorang kepala guru kepada murid-muridnya.

Kembali kudengar bisikan-bisikan seperti tawa mengolok. Aku memang tidak tau persisnya isi dari bisikan-bisikan itu. Aku hanya bisa yakin bahwa tawa mengolok itu ditujukan padaku. Hanya karena terlahir dengan warna rambut berwarna hitam dan bola mata berwarna merah. Orang-orang di Fairenian menganggap pemilik warna tersebut adalah iblis. Sama halnya dengan bagaimana orang-orang menyebut pemilik warna ungu yang seindah Gemstone itu sebagai warna iblis.

Disebabkan penampakan iblis yang dulu pernah muncul di Faireniyan memiliki warna mata dan rambut berwarna ungu. Jadi, segala sesuatu yang berwarna ungu bagi mereka berarti familiar iblis dan yang lebih konyolnya lagi adalah warna ungu dilarang ada di dalam Faireniyan.

Namun, ketika aku menatap kembali ke arah Naira yang sedang menoleh ke belakang. Entah kenapa setelah itu suara-suara tersebut berhenti sama sekali. Seolah-olah, Naira lah yang menghentikan kebisingan tersebut. Saat aku masih belum mampu mengalihkan perhatianku, rupanya tanpa sengaja pandangan kami bertemu.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang