(session 2) Page 19: Who Is The Real Villain? - part three

70 5 2
                                    

Third Person POV

Anne terlihat dengan santai berjalan di lorong-lorong akademi untuk menemukan siapapun, salah satu dari ke lima orang yang terdaftar dalam secarik kertas digenggamannya.
setelah mencari kesana-kemari akhirnya Anne berhasil sampai dengan diantarkan oleh salah satu Butler sang pangeran,
ke ruang pribadi pangeran Richardo.

"Pangeran Richardo, Pelayan nona Naira, Anne ingin bertemu dengan anda."
Suara Butler pangeran Richardo terdengar dari luar ketika mengetuk pintu ruang asramanya.

"Persilahkan dia masuk."
Seru Pangeran Richardo dari dalam.
Sang Butler pun kemudian membukakan pintu kamar Asrama kepada Anne.
Anne menunduk memberi salam hormat sebelum menyapa pangeran Richardo.

Namun, ketika Anne kembali menegakkan tubuhnya untuk menatap ke arah sang pangeran, begitu terkejutnya Anne saat melihat sosok disamping sang Pangeran yang tak terduga sedang berada di sebelahnya.

Sementara itu, di tempat lain. 

Kyuven berjalan dengan santai dibelakang Derrick yang rupanya dipinta untuk mengantarnya ke menara penyihir di akademi Fairan.
Satu-satunya lokasi yang kemungkinan besar adalah tempat dimana saat ini sang penyihir Delarion berada.

Hanya saja entah kenapa saat ini di depan pintu masuk menuju ke menara penyihir terdapat dua orang penjaga yang dilihat dari seragamnya merupakan security di akademi.

"Maaf, kami tidak bisa membiarkan sembarang orang untuk masuk ke menara penyihir tanpa surat tugas."
Ucap kedua penjaga tersebut dengan tegas kepada Derrick.

Derrick hanya mampu pasrah dan menghela nafas panjang sebelum berbalik untuk memberitahukaannya kepada Kyuven.
Namun, Kyuven tanpa banyak bicara malah berbalik pergi yang mana kemudian membuat Derrick terpaksa membuntutinya kali ini.

"Tuan Kyo, anda mau pergi kemana?"
tanya Derrick yang kini sudah berjalan cepat mengikuti langkah Kyuven.
"Ikut aku ke lahan terlarang sebentar."
 Ajakan Kyuven yang tanpa keraguan itu tentu saja membuat Derrick sedikit cemas.

Apalagi setelah mengetahui bahwa tempat yang akan mereka tuju merupakan wilayah yang siapapun dilarang masuk selain anggota keluarga kerajaan Ceylon dan Iztanha.

"Tuan Kyo, sebenarnya untuk apa kita datang ketempat ini?"
tanya Derrick kembali masih dengan wajah cemas,
apalagi semenjak tadi mereka berdua terus mengendap-endap dari penjagaan dan pengawasan perugas keamanan akademi,
untuk menuju ke lahan terlarang.

Sesampainya mereka di depan jalur pembatas,
Kyuven menunjuk ke arah ujung bangunan gedung sekolah lama yang mana tepat berada di depan hutan taman akademi.

"Ada apa memangnya di sana?"
tanya Derrick yang sampai memercingkang kedua matanya.

Untuk sungguh-sungguh memastikan apa yang sebenarnya ingin ditunjukkan oleh Kyuven.

"Tidak ada apa-apa, sebanarnya apa yang--?"
pertanyaan Derrick terpotog ketika dirinya yang sudah kembali menoleh ke samping malah mendapati sosok Kyuven sudah tidak ada lagi di sebelahnya.

"TUAN KYO!!"
panggil Derrick sedikit panik.
Hingga kemudian dirinya yang masih memutar tubuh untuk mencari keberadaan Kyuven di sekelilingnya,
dikejutkan dengan kemunculan seorang gadis cilik.

"Si-siapapun kamu... kamu tidak boleh berada di tempat ini,"
"ka-karena ini adalah wilayah terbatas untuk dimasuki oleh sembarang orang."
Jelasnya dengan sedikit terbata-bata karena gugup.

Saat Derrick menoleh ke arah suara, rupanya...

"Mohon maaf atas kelancangan yang telah saya perbuat Yang Muia Putri Alyeanor..."
katanya yang sudah membungkuk memberi salam hormat kepada cewek imut nan cantik yang berusaha sok berani dengan kedua tangan dipinggangnya.

"Maafkan saya Yang Mulia,"
"saya bukannya sengaja datang ketempat ini tanpa alasan..."
Ucap derrick yang sudah memiliki beribu macam alasan untuk membawanya keluar dari masalah ini.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang