Prolog - Don't Be Kidding Me

6.5K 378 4
                                    

"MILADY NAIRA!!"

"Milady apa anda baik-baik saja?"

"Nainai?"

"Anakku apa ada yang sakit?"

Beribu pertanyaan terlontar dari berbagai sosok yang sama sekali tak kukenal(?). Tidak, aku jelas-jelas mengenal mereka. Sangat amat mengenal mereka.Saat aku bangun dan berusaha duduk dengan ingatan yang penuh dengan ke-rancu-an ini.
Suara lembut menyapa di sebelah kananku, kedua tangan hangatnya memegang kedua pundakku. Aku menoleh pada wajah berekspresi cemas seolah ingin menangis ketika menatapku.

Kak Roland(?).

Di dalam ingatanku, pemuda tampan bernama Roland Van Vellzhein ini adalah kakak termudaku. Dua orang dibelakangnya yang berseragam maid dan butler adalah pelayan pribadiku, Anne dan Derrick.Aku menoleh perlahan ke samping kiriku. 

Sosok dewasa yang berdiri di sana FOR SOMEHOW adalah Ayahanda dan Ibundaku. Mereka berdua tengah berdiri dengan wajah ketakutan. Tentu saja mereka semua masih belum bisa melenyapkan ekspresi takut kalau aku saja masih bengong dengan kebingunganku.
Bagaimana tidak bingung kalau aku saja masih belum bisa memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi pada diriku.

Ditambah lagi, bagaimana aku bisa mengenali orang-orang asing berpakaian ala Victorian jaman kerajaan, yang cuman bisa aku temukan di dalam manga-manga Isekai kesukaanku.

Tapi, bingung seperti ini pun, tidak akan menolong banyak, malah rasanya akan membuat keadaan semakin runyam saja.Get a hold of yourself lady. It's not the time to be confused. Let's settle this for later."Maaf kan Naira, Naira masih sedikit pusing. Jadi... bisakah Naira kembali beristirahat?" kataku dengan wajah memelas.

Kulihat mereka semua menunjuk kan wajah yang entah kenapa seolah baru saja mendengar hal yang sangat amat aneh. Padahal aku merasa yakin aku tidak salah omong.
Apa gaya bahasaku aneh? Karena aku menganggap kalau aku adalah anak mereka, makanya aku mencoba berbicara seperti anak kecil."... Baiklah kalau begitu. Naira ... kalau ada apa-apa tolong beritahu kami, oke? Kami akan membiarkanmu beristirahat kembali."

Walau sedikit terdengar ragu dan enggan, kak Roland masih memutuskan untuk mengajak Ayahanda, Ibunda, Anne dan Derrick pergi meninggalkan kamarku.Aku menghela nafas panjang. Kemudian, beranjak pergi meninggalkan ranjang, setelah mereka semua sudah menghilang dari balik pintu kamarku.

Ow Aw Ouch! Seluruh tubuhku terasa sakit.
Apa yang sebenarnya sudah terjadi padaku? Kalau dari apa yang bisa kuingat, aku mengalami gegar otak dan pingsan setelah jatuh dari tangga.
Nah lho? Kapan aku pernah jatuh dari tangga? Dan kenapa aku merasa seolah ingatan 'yang itu' bukan lah milikku
?! Aku menggelengkan kepala, pusing sendiri dengan pikiranku.First thing first. Let's see bagaimana bisa aku punya tubuh sekecil ini?

Aku adalah seorang wanita dewasa yang akan menginjak umur tiga puluh tahun, lho. tiba-tiba melihat seluruh tubuh ku seolah menyusut menjadi anak usia lima tahun. Tangan yang mungil, lengan dan kaki yang mungil.
Apa aku mengulang masa lalu? Maksudku... aku kembali ke masa ketika aku masih kecil?? Enggak, bukan seperti itu ...Aku sama sekali tidak mengenali orang-orang asing itu, bahkan kamar ini.
Walaupun, iya aku SOMEHOW mengingatnya. Tapi, sekali lagi ku katakan, 'yang itu' sama sekali bukan ingatanku sendiri. AAAAAAARGH!!! Aku pusing
.

What the heck is actually going on?? Sekali lagi aku mengacak-ngacak rambut ku sampai berantakan.Aku pun mengehela nafas pendek. Walaupun takut, kuputuskan untuk mendekati cermin dinding di seberang tempat tidurku.
Dengan sedikit tertatih, kulangkahkan kaki kecil ku berharap aku bisa mendapatkan jawaban atas apa yang terjadi pada tubuhku, situasi ini dan seluruh ingatan aneh yang kumiliki di kepalaku.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang