Page 5: The Life of a Villain part two

1.6K 148 0
                                    

Masih dengan serangan mode Puppy Eyes yang intense ku lancarkan ka arah Derrick yang terlihat cukup flustered.
"No-Nona ... mana mungkin, kan?!" katanya panik lalu berlutut di hadapan ku.

Gaya tubuhnya yang seolah berlutut menghadap keluarga kerajaan membuat ku cukup tertegun melihatnya. "Nona ... Saya yakin, kalau Tuan dan Nyonya juga yang lainnya akan mendukung keputusan Nona Naira ...."
"Karena, bahkan saya pun tidak akan tega, jikalau Nona Naira harus menderita karena tidak mendapatkan cinta Yang Mulia Pangeran setelah menikah nanti."

Aku tidak bisa menahan untuk tersenyum lebar, ketika mendengar penuturan Derrick. "Jadi, kau juga akan mendukung ku. Begitu, kan Derrick?" tanya ku menyudutkan Derrick dengan nada me-mas-ti-kan.

"Tentu saja Nona Naira. Bagaimanapun, anda sampai bisa berpikir sedewasa ini demi masa depan anda dan Archduke Van Vellzhin. Saya Derrick dari keluarga Viscount Hounraine akan selalu mendukung keputusan terbaik Nona."
Jelasnya dengan wajah berbinar dan senyum lebar yang menawan.

YAY!!!! WOOHOOOO!!! YESS!!! Aku bejingkrak-jingkrak girang dalam benak ku.
Ku balas senyum Derrick dengan ucapan terima kasih dan senyum termanis Naira yang cukup untuk melumpuhkan hati nurani dengan pesona imutnya.

Oke saudara-saudara. Kita sudah mengamankan Derrick di pihak kita. Hmmm ... sekarang tinggal Ayahanda, Ibunda dan Diego (?). Tanya ku pada diri sendiri.

Tapi, apakah mereka tidak akan menaruh curiga? Kalau aku tiba-tiba maju dengan statement seperti itu. Aku yakin mereka akan mempertanyakan ke aslian identitas ku. Tiba-tiba saja aku kaget dengan jalan pikiran ku sendiri. Ba-bagaimana kalau sampai mereka mengira bahwa aku adalah seorang imposter? Apalagi sepertinya perihal diriku yang men-summon Kyuven juga masih dalam penyelidikan.

Aku akhirnya menghela nafas panjang. "Nona?"
Oh shoot aku lupa kalau mahluk ganteng, buttler ku, satu ini masih ada di sini. "Ada apa Nona Naira? Anda terlihat sangat terganggu? Apa ada yang masih mengganjal di hati Nona? Kalau memang ada yang ingin Nona ceritakan, saya di sini untuk mendengarkan apa pun cerita Nona Naira."
Ucap buttler ku itu panjang lebar dengan senyum bangga yang malah membuat ku sweat drop.

Tak berapa lama kemudian, Anne datang membawa hidangan berupa makanan ringan sebelum makan malam.
"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Anne dengan senyum penasaran setelah meletakkan semua camilan dan minuman dingin di meja.

"Apa kau tau kalau Nona kecil kita sudah bisa berpikir dewasa tentang pertunangannya dengan sang Pangeran?" tanya Derrick seolah mengisyaratkan pada Anne bahwa dia mendengar sesuatu yang sangat langka.

"Huh. Tentu saja. Akulah yang pertama kali mendengarkan cerita Nona Nairqa mengenai perasaan nona yang tak terbalas. Juga soal rencana Nona demi masa depannya."
Jelas Anne panjang lebar seolah menyombongkan diri pada Derrick yang entah kenapa berekspresi as if he has been defeated.
Aku yang lagi minum susu cokelat dingin hanya mampu mengangkat satu alis, heran dengan kelakuan mereka yang bertingkah seperti anak kecil.

Well yang jelas sekarang aku sudah punya kakak-kakak ikemen, Anne dan Derrick. Sembari menyeruput minuman ku coba berpikir lagi sambil melirik lagi memperhatikan mereka sejenak yang masih ber-arguing.
Kyuven menguap bosan di sisi ku.

Apa aku perlu berkonsultasi dengan kak Arvan dan Roland? hmmm ... sepertinya begitu. Iya ... memang harus begitu. Apalagi kak Roland dan kak Arvan adalah orang-orang yang dekat dengan Maharaja yang mulia. Jadi, sepertinya aku bisa meminta pendapat mereka apa yang sebaiknya aku lakukan dengan rencana pertunangan ini.

"Oh iya Anne, Derrick. Apa kalian tau dimana kakak-kakak ku sekarang?"
"Tuan muda Roland dan Tuan muda Arvan?" tanya Anne seolah mengulang pertanyaan ku.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang