(session 2) Page 7: "Not" Another Story (1)

121 16 0
                                    

Ungh~
Kedua mataku terbuka oleh kicauan burung diluar jendela.
Sudah pagi, ya?
Dengan masih mengantuk aku mengerjapkan mata pada langit-langit kamar asing namun sedikit familiar.

Hmmm~ sejak kapan aku merasa langit langit kamar asramaku mirip dengan kamar yang ada di kediaman Archduke.

Kataku yang kemudian berusaha untuk bangun namun tak sanggup.
Loh-loh-loh kenapa ini?
Aku merasa tubuhku sangat ringan tapi aku tidak bisa bangun!?
Kenapa?
Tanyaku panik yang kemudian berusaha membalikkan kepala ke samping.

Kembali aku dikejutkan oleh bars kayu di sampingku.
tepat di sampingku seolah itu adalah bagian dari ranjangku.
Aku mulai merasa tidak enak dengan semua hal ini.
Batinku masih berusaha tenang sampai kemudian aku mengulurkan tangan ke arah bars untuk memastikan sesuatu.

Di saat itulah aku melihat mimpi buruk terbesarku.

UWAAAAAAAAAAAA!!!

Aku berteriak sekeras mungkin.
saat telah mengkonfirmasi dengan benar bahwa tangan mungil nan mini dan tengah terjulur ke arah bars tadi adalah milikku.
Badanku gemetar hebat dengan bagaimana mulai paniknya aku.

Drap-drap-drap

Suara langkah kaki cepat seolah sekumpulan orang tengah berlari di depan koridor kamarku.

"NAIRA!!!"
"NONA NAIRA!!!"
"MILADY!!!"
"TUAN PUTRI!!!"
"NAINAI!!!"

Seru beberapa orang dengan sosok yang sangat familiar namun dengan ukuran yang berbeda.
Melihat bagaimana wajah cemas, takut dan panik mereka semua membuatku tanpa sadar langsung menangis hebat.
Aku membuat kegaduhan dipagi buta karena syok dengan apa yang sudah menimpaku saat ini.

Satu jam kemudian.

"Akhirnya dia tidur juga."
Ucap Roland yang masih terlihat gusar.

"Aku tau Nainai sangat cengeng."
"Tapi, ini adalah untuk yang petama kalinya dia berteriak sekeras ini sebelum menangis."
Kali ini Arvhein berkomentar.

"Apa menurutmu ada penyusup?"
Kali ini Yang Mulia Rakha dengan wajah cemas menoleh ke arah jendela.

"Semua jendela kamar nona Naira tertutup rapat Yang Mulia!"
Jawab Derrick yang sudah semenjak tadi memeriksa keamanan jendela.

"Sayangku, kalaupun ada penyusup."
"Bayi yang ketakutan normalnya akan langsung menangis, bukan berteriak ...."
Ujar Yang Mulia Mary pada suaminya.

"Apakah Nona Naira bermimpi buruk?"
Kali ini Anne yang bertanya dengan wajah cemas.

"Kalaupun itu benar, biasanya bayi juga akan langsung menangis dan bukan berteriak."
Kali ini Butler Diego yang menjawab lemah.

Seluruh penghuni ruangan menghela nafas panjang dengan wajah pucat.
Nona kecil mereka yang baru berusia sepuluh bulan telah menggemparkan seluruh penghuni kerajaan Iztanha.

Beberapa jam kemudian.

Aku tengah bengong setelah berusaha sekuat tenaga badak untuk bangun dan duduk dengan pantatku.
Kuhembuskan nafas berat ketika kembali aku melihat kedua tangan, kaki serta badanku menciut.
Aku yang kini dengan tangan gemetar berusaha menyentuh wajah dan kepalaku tak kuasa menangis lagi.

APA LAGI YANG SEBENARNYA UDAH TERJADI SAMA AKU SEKARANG???

Walaupun sedih aku tak ingin membuat keributan seperti beberapa jam sebelum aku dikalahkan oleh rasa kantuk tadi.

Kenapa aku berubah jadi bayi dan kenapa seluruh keluargaku ikutan berubah juga??
Apakah aku dilempar kembali ke masa lalu seperti webcobeep yang sering aku baca itu??
But why??
Apa aku mati lagi???
Kok bisa?
Kapan??
Bagaimana??

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang