(Session 2) Page 1: Villain's Secret

233 26 0
                                    

Reynald's POV

(Lima hari sejak kejadian hari itu.
Aku sama sekali belum bertemu dengan nona Naira.
Bukan hanya merasa seolah waktu kami tidak pernah tepat.
Entah mengapa aku merasa nona Naira memang sengaja menjauhiku.
Dua hari yang lalu, aku sempat merasa frustasi.
Dalam benakku, aku merasa bahwa telah terjadi sesuatu dengan nona Naira.
Hal yang saat itu ada dalam pikiranku adalah ...)

(Semua ini ada hubungannya dengan Pangeran Richardo, Kayana atau bahkan Araya.
Orang pertama yang menjadi target investigasiku waktu itu adalah Pangeran Richardo)


(Aku masih ingat bagaimana waktu itu dia mengatakan kalau dirinya pun sama sekali belum bertemu dengan nona Naira.
Selama tiga hari)

"Kau tidak bohong, kan?!"
Tanyaku meragukan jawaban Richardo, karena aku tahu anak itu masih sangat mencintai nona Naira.
Sampai-sampai tidak peduli kalau harus bersaingan denganku.
"Kenapa aku harus mengatakan kebohongan padamu?
Aku memang mencintai nona Naira tapi, kenyataannya, aku memang belum bertemu dengannya sama sekali selama tiga hari ini."
Jawabnya lagi dengan keki.

"Ini benar-benar aneh, padahal menurut Dragon, nona Naira masih mengikuti pelajaran di asrama dengan normal.
Dia bukannya sakit atau tidak menghadiri kelas di akademi."
Kataku pada Ricky.

"Tapi bagaimana mungkin, kita berdua sama sekali tidak bisa menemuinya?"
Katanya penasaran.
"Apa Kak Rey sudah menanyakan perihal nona Naira pada tuan penyihir Kayana?"
Tanyanya lagi.

"Dia-lah orang ke dua yang ingin aku introgasi mengenai keberadaan nona Naira."
Ujarku yang kemudian mengundurkan diri.

(Namun, walau sedikit agak menyebalkan,
Kayana juga pada akhirnya memberikan jawaban yang sama sekali tidak berbeda jauh dengan Pangeran Richardo.
Dia juga belum bertemu dengan nona Naira selama tiga hari itu).

(Pelajaran Sihir memang tidak dilakukan setiap hari.
Jadi pada waktu itu, ketika nona Naira akan menghadiri kelas sihir, dirinya meminta ijin tidak bisa menghadiri kelas karena sedang tidak enak badan.
Awalnya Kayana tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
Hingga dua hari kemudian, nona Naira juga meminta ijin untuk tidak menghadiri kelas sihir karena tidak enak badan).

"Pelajaran sihir nona Naira adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawabku."
"Kalau seandainya pesan tersebut ditujukan pada kepala guru, itu wajar saja."
"Masalahnya, pesan tersebut ditujukan padaku."
Terangnya.

"Awalnya aku kira, aku bisa mencoba membantu nona Naira mengenai kondisinya."
"Tetapi, ketika aku menyampaikan pesan untuk nona Naira."
"Datang balasan penolakan atas tawaranku."
"Beliau bilang kalau dirinya tidak ingin merepotkan aku dan akan segera mengikuti kelas sihir, karena nona Naira bisa melakukan healing se-level tabib kerajaan."
Ungkapnya padaku yang makin mengerutkan kening.

"Tetapi, dua hari berikunya, nona Naira lagi-lagi tidak menghadiri kelas sihir dan menujukan pesan yang sama lagi kepadaku."
"Di saat itulah aku merasa ada yang tidak beres."

(Aku dan Pengeran Richardo sudah cukup mendengar penjelasan dari tuan Penyihir Kayana.
Kami bertiga saat itu yakin, bahwa orang terakhir yang ingin aku tanyai adalah orang yang sama dengan orang yang ada dalam pikiran mereka berdua).
(Semua ini pasti ada hubungannya dengan nona Araya.
Sejak munculnya gadis itu, sudah banyak hal aneh yang terjadi padaku dan pangeran Richardo).

(Sekarang ditambah lagi dengan nona Naira yang seolah menghilang hanya ketika kami bertiga ingin menemuinya.
Tetapi, entah kenapa akhir-akhir ini pun. Kami bertiga sangat susah menemukan sosok gadis bernama Araya itu).

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang