Page 24: Love And Lie part one

404 51 4
                                    

"Mimpi?" tanya kedua pangeran yang kini menatapku dengan kening berkerut.

Aku hanya mengangguk perlahan sebagai ganti jawaban. " Aku tau ini memang terdengar tidak masuk akal, tapi aku harap pangeran berdua masih bersedia mendengarkan ceritaku ini." Kataku lagi dengan tatapan memelas.

Kedua pangeran saling menatap sejenak sebelum mengiyakan dan setuju untuk kembali menjadi pendengar. "Terima kasih, aku tidak tau apa cerita ini akan cukup mampu membuat kalian berdua mengerti tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini."
"Mimpi ini terjadi ketika aku mengalami koma setelah terjatuh dari tangga dan tidak sadarkan diri selama berhari-hari."
"Dalam mimpi tersebut aku melihat masa depan kita. Aku, Pangeran Reynald, Pangeran Richardo, serta Nona Araya." Ucapanku rupanya cukup mampu membuat wajah pangeran Richardo menegang. Pangeran Reynald nampak menahan nafas. Namun, masih tidak kehilangan sikap tenangnya.

"Di dalam mimpi tersebut, kalian berdua sebenarnya telah jatuh cinta dengan nona Araya. Sedangkan, aku adalah seorang Nona muda dari keluarga Archduke yang suka menjahati nona Araya." Ujarku yang semakin membuat kening kedua pangeran menekuk dalam.

"Di dalam mimpi tersebut aku dan Pangeran Richardo sebenarnya telah bertunangan. Tetapi, karena saya bersikap terlalu kenak-kanakan dan egois, Pangeran Richardo mungkin menganggap saya kurang pantas untuk menjadi seorang calon permaisuri." Terangku sekali lagi pada sosok pangeran yang saat ini berwajah terkejut dan tidak percaya.

"Lalu, bagaimana bisa aku dan pangeran Richardo bisa tiba-tiba jatuh cinta dengan nona Araya?" tanya pangeran Reynald seolah mewakili pertanyaan yang terpendam dalam hati pengeran Richardo juga.

"Aku tidak tau, Pangeran. Dalam mimpiku itu, aku hanya melihat bagaimana aku tumbuh menjadi seorang lady yang benar-benar menyandang gelar iblis."
"Bagaimana pangeran Richardo akhirnya memilih nona Araya yang lembut dan baik hati seperti malaikat. Lalu, menghukumku yang sudah melukai nona Araya."
Kataku hanya merunduk. Tak ingin melihat bagaimana ekspresi kedua pangeran yang sudah sangat amat terkejut dan masih merasa tidak mampu mempercayai hal tersebut.

"Pangeran Reynald juga sepertinya tidak ingin mengalah soal Nona Araya, jadi memutuskan untuk berduel dengan Pangeran Richardo. Namun, sebelum kejadiannya semakin parah, Nona Araya datang menghentikan kalian dan memilih Pangeran Richardo." Kali ini aku memberanikan diri untuk melihat ekspresi wajah bengong pangeran Richardo, yang kedua alisnya masih juga saling merekat.

"Pangeran Reynald yang tidak bisa menerima hal tersebut akhirnya memutuskan untuk kembali ke Ceylon. Namun ...." Kataku lagi kini menoleh ka arah Pangeran Reynald yang sedikit tersentak.
"Pangeran Reynald yang sudah di ambang keputusasaan karena tidak bisa mendapatkan cinta Nona Araya, memecahkan perang dimana-mana."
"Alasan mengapa aku tidak bisa membiarkan Pangeran Reynald jatuh cinta dengan Nona Araya adalah ... karena saya tidak ingin melihat Pangeran Reynald terluka." Jelasku yang membuat ekspresi pangeran Reynald sedikit tertegun, lalu kemudian berubah menjadi haru.

"Terima kasih banyak Nona Naira. Bahkan sampai memikirkanku seperti ini. Nona Naira memang adalah seorang malaikat." Pujinya dengan senyum tulus dan hangat.
"Nona Naira, lalu bagaimana dengan nasibmu sendiri? Dalam mimpi tersebut, apa yang terjadi padamu?" tanya pangeran Reynald yang kembali memasang wajah cemas.

"Aku ...." Aku merunduk lagi sebelum melanjutkan ceritaku, "Aku menunggu hukuman di dalam dungeon kerjaan Iztanha." Senyum penuh luka terukir di bibirku.

"...katakan padaku, nona Naira...."
"Apakah ... aku sendiri yang menghukummu? Di dalam mimpimu itu ...."
"Apakah aku yang akan memberimu hukuman??" tanya pangeran Richardo yang menatapku tajam, raut wajahnya mengungkap kan ekspresi yang tak mampu kubaca, sedih, marah, terluka, kecewa.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang