27 - Kita hanya perlu Ikhlas

11.3K 547 25
                                    

Selamat membaca!!

Tetap happy ya💙

~•~

"Kamu itu ibarat laut dalam, yang sulit untuk ku selami. Tapi aku masih nekat untuk menyelam lebih dalam lagi."

_________________

Aderald merebahkan tubuhnya di sofa saat mereka baru sampai di apartemen. Bahkan lelaki itu masih memakai lengkap seragamnya, dan yang paling kesal, kaki Aderald yang masih memakai sepatu ikut di naikan ke atas sofa.

Beyca berdecak melihatnya, ia paling tidak suka melihat sikap Aderald. "Buka sepatu, simpen tas dulu sana!"

"Bukain! Simpenin!" balas lelaki itu malas.

Beyca menghela nafas, dia meraih kaki Aderald lalu membuka sepatunya. Dan menyimpan sepatunya dan sepatu lelaki itu di rak khusus.

Setelah selesai dengan sepatu, gadis itu menyambar tas Aderald. Lalu menatap lelaki yang tengah menutup mata dengan tangannya itu. "Mau minum apa?"

Aderald menyipit, dia mengubah posisinya menjadi terduduk. "Amer sayang," kekehnya.

Lelaki itu terkekeh melihat raut wajah Beyca yang berubah datar.

"Ohh," cetus Beyca dan beranjak pergi.

"Air putih pake es ya, Anaa!!" teriak Aderald sambil terkekeh pada Beyca yang kini sudah masuk ke kamar.

"Baik kak Elsa!" balas Beyca sambil tertawa di kamar, entah Aderald mendengarnya atau tidak.

Setelah menyimpan tasnya dan Aderald, gadis itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Lalu mengganti, baju seragam dengan pakaian rumahannya. Kaus pink, dengan hotpans pendek selutut. Kira-kira itu yang di pakai Beyca.

Sebelum menghampiri Aderald di ruang keluarga, Beyca lebih dulu ke dapur membawakan minum untuk mereka berdua.

"Nih," ucap Beyca sambil meletakan gelas itu di meja.

Aderald yang tadi terpejam langsung bangun, menenggak habis air itu, rasanya tenggorokan Aderald kering dari tadi.

"Ganti baju sana!"

"Males akh!" Lelaki itu menyambar kunci motor yang tergeletak di meja. "Gue pergi dulu ya,"

"Kemana?" tanya Beyca, keningnya mengerut melihat Aderald yang berdiri tengah menyisir rambut menggunakan jari-jarinya.

"Jalan sama Bella."

Beyca terdiam sejenak, "Ohh, oke."

Aderald membuka ponselnya sejenak, "Nanti malem kita ke rumah Bunda, gue udah hubungin keluarga lo juga. Sekalian ngasih tahu tentang dia." Dia yang di maksud adalah soal kehamilan Beyca. Dia 'baby'.

Lelaki itu berjongkok di depan perut Beyca, "Papi pergi dulu ya," ucapnya diiringi usapan lembut pada perut Beyca.

Beyca sendiri hanya diam, menatap tanpa arti perlakuan Aderald.

"Apa boleh?"

Tiba-tiba saja lelaki itu bertanya sambil menatap Beyca dengan hangat, Beyca mengernyit tak mengerti. Apa maksudnya? pikir Beyca.

Aderald tersenyum. Lalu mendekatkan wajahnya pada perut Beyca.

Cup!

"Makasih." Lalu bangkit, "Gue pergi dulu!" ucapnya sambil mengacak rambut Beyca terlebih dahulu sebelum pergi.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang