56 - Bahagiaku, Itu Kamu

12.1K 489 11
                                    


"Aku memang bukan yang pertama untukmu, begitu pula kamu, tapi aku yakin kamu adalah wanita terakhirku."

#Aderaldmodebucen

•••••

Dalam setiap keputusan pasti selalu ada yang harus kita tanggung jawabkan. Begitu pula dalam merencanakan sesuatu, kita harus siap akan konsekuensi yang ada. Seperti kata pepatah 'apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai di kemudian hari.

Seperti halnya apa yang kini diterima oleh Fasya dan Laura. Mereka harus bisa mempertanggung jawabkan kelakuan mereka, yaitu dengan masuk ke dalam sel penjara.

Beyca duduk dengan gelisah di kursi saksi, di depannya ada Fasya lelaki yang dulu menjadi sahabatnya. Hari ini memang tepatnya Fasya di sidang. Fasya juga lebih banyak diam, seolah persidangan ini bukanlah hal menakutkan bagi dirinya.

Lelaki itu terlihat tenang, seperti memang sudah tahu dan menerima semuanya. Beyca harap begitu.

Dia memejamkan matanya saat suara hakim mengetuk palu sebanyak tiga kali.

"Dengan ini saya menyatakan bahwa saudara Fasya Ananda Orlando, resmi ditahan!"

Tok!

Tok!

Tok!

"Selama waktu yang telah ditentukan sesuai apa yang dilakukan, seumur hidup!"

Tok!

Beyca bangkit saat melihat Fasya yang akan dibawa ke tahanan, matanya bertemu dengan mata sayu lelaki itu.

"Semoga lo bahagia," gumam Fasya saat melewati Beyca, dia menunduk dan melanjutkan perjalanannya sambil dipapah oleh beberapa polisi, banyak wartawan di sini karena ia adalah pewaris keluarga Orlando.

Banyak pelajaran yang Aderald lihat dari sidang di depan, kita harus belajar untuk hati-hati dalam mengambil langkah, hati-hati dalam berbuat, jika kamu tidak mau menerima konsekuensi maka jangan banyak bertingkah. Aderald menghampiri Beyca yang masih terlihat kaget, "Wih Mami hebat," ujarnya di belakang Beyca, menirukan suara anak kecil sambil menggendong Cikko.

Beyca berbalik, ia tersenyum bergantian mengusap pipi kedua laki-laki yang disayanginya. "Makasih."

Aderald tersenyum manis, dia menarik pinggang Beyca mencium dengan lembut kening wanita itu. "Sama-sama sayang."

"Sama gue gak bilang makasih Bey?" celetuk Zarel yang tau-tau sudah ada di belakang mereka berdua, yang membuat Aderald mendengkus karena harus melepas pelukannya.

Beyca terkekeh singkat, "Makasih Zarel,"

"Cieee yang udah baikan nihh!"

Aderald memutar bola matanya malas melihat Aldi dan komplotannya datang bersama dengan Alzaska.

"Pajak gak jadi cerainya sabi kali!" sindir Aldi seraya menaik turunkan alisnya, lalu tertawa bersama Galang dan Rizki.

"Ululuhh! Ponakan gue!!" pekik Raira dan Deicha kedua gadis itu mengambil Cikko dari gendongan Beyca. Mencium gemas pipi lembut bayi itu, yang terlihat tampan dengan baju kodoknya.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang