15 - Tidak bisa di tebak

10.1K 623 6
                                    

"Kesuksesan itu cukup di nikmati, tanpa harus di pamerkan"

___________________________________

Sore ini Beyca tengah duduk menonton televisi di temani camilan yang tersedia di apartemen ini. Jika bertanya dimana Aderald, cowo itu tengah berada di kamar entah sedang apa.

Perhatian nya teralihkan saat melihat Aderald keluar, yang membuat Beyca heran, yaitu penampilan lelaki itu. Aderald keluar sambil mengancingkan lengan kemeja nya. Tumben sekali pemuda itu berpakaian rapih, apalagi sampai memakai parfum sewangi ini, Aderald itu tipe orang yang sangat malas memakai parfum jika tak akan kemana-mana.

Tak bisa menyembunyikan rasa penasaran nya, akhirnya Beyca pun bertanya, "Mau kemana lo?"

Aderald yang sedang mengancingkan lengan kemeja pun mendongak, berjalan hingga sampai di depan Beyca seraya tersenyum tengil, "Ngamen Bey, gue kan harus nafkahi lo!"

Beyca membelalak, tangan yang tadi hendak memasukan camilan ke mulutnya mendadak terhenti, dia menatap lelaki itu tajam, "Lo nafkahi gue dari hasil ngamen?" Melihat pemuda itu terkikik geli, membuatnya mengelengkan kepalanya, "Rald serius lu?"

"Ya kagak lah! Ya kali gitu cakep-cakep ngamen!" Aderald tertawa melihat reaksi Beyca, "Gue kerja, kan lo gak lagi di kasih uang sama papah David, ya gimana lagi gue kan harus nafkahi lo. Jadilah gue kerja," papar nya.

Beyca mendengkus, "Kali aja bener, siapa tahu kan nanti dari pengamen lo jadi penyanyi," celetuk nya, "Lo kan nafkahi gue nih, kerja apa emang nya?"

"Kepo lo!" Aderald melihat jam di tangan nya, "Dah lah Bey, gue berangkat. Gue pulang malem, tungguin si Bunda katanya mau ke sini!"

Beyca berdiri, "Enggak gue ikut!"

"Jangan lah Bey, di sana ngebosenin." Aderald membenarkan kerah kemeja nya, "Kalo lo ikut entar Bunda sama si Cici gimana?"

Beyca berdecak, "Gue tetep ikut, gue takut lo kerja gak bener!" Gadis itu pergi meninggalkan Aderald yang tersedak ludah nya sendiri.

"Astagfirullah, kok bisa gue punya istri kaya dia?" Pemuda itu mengusap dada nya dramatis.

Ting!

Suara ponselnya membuat Aderald berdecak, dia kembali menatap jam yang bertengger di tangan. "BEYCA BURUAN! GUE TUNGGU DI MOBIL, LAMA LO GUE TINGGAL!"

-o0o-

"Lama banget sih lo!"

Kata itu yang pertama terlontar di mulut Aderald, saat Beyca baru saja membuka pintu mobil nya.

"Bawel lo! Baru juga lima menit!"

Aderald berdecak, "Jangan biasain nyepelein waktu, Beyca. Lo tau gak sih time is money!"

"Iye, iye!" ucap Beyca malas.

Pemuda itu mengeleng, kemudian langsung menancapkan gas nya. Pergi ke tempat yang ingin di tuju.

Dalam perjalanan, baik Beyca maupun Aderald tak ada yang ingin mengeluarkan suara, keduanya sama-sama fokus. Beyca dengan ponselnya, dan Aderald fokus mengendarai.

Sangat bosan bukan, apalagi Aderald juga tidak menyetel musik di tengah-tengah mereka.

Karena bosan dengan kegiatan nya yang hanya menarik ulur beranda instagram, atau sesekali menstalking akun Alzaska. Lama-kelamaan gadis itu bosan sendiri.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang