40 - Rasa Yang Tak Asing

8.6K 492 103
                                    


"Karena yang hadir belum tentu menjadi takdir, mungkin saja dia hanya sekedar mampir."

______

Ternyata rumah sakit tempat Aldi di obati itu sama dengan rumah sakit tempat Beyca di rawat. Jadi Aderald tidak perlu susah-susah untuk menaiki kendaraan, tinggal beberapa langkah saja, ia sudah tiba di IGD.

Aldi memang masih di IGD, kata dokter lelaki itu perlu di rawat inap beberapa hari akibat benjolan di keningnya yang membengkak.
Takutnya ada luka dalam.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Aderald menatap satu-persatu orang yang mengelilingi brankar Aldi. Ada sekitar dua orang, iyalah hanya ada si Galang yang lagi ngipasin kening Aldi dan Rizki yang tengah menghitung rambutan.

"Bagaimana keadaan pasien?" tanya Aderald sambil tergelak.

"Hilih bacot, nyeri nih tarang aing!" sewot Aldi.

( 'Sakit nih, jidat gue!')

Galang dan Aderald terbahak, sambil mengusap lengan Aldi. "Jangan marah-marah mulu Di, nanti kalo darah tinggi lo naik gimana?"

"Ya turunin gampang lah!" Aldi masih sewot.

Tak lama percakapan mereka terhenti saat dokter dan suster menghampiri dan membuka tirai penghalang Aldi.

"Gimana dok, itu jidat temen saya gak bakal makin lebar kan?" Rizki bertanya dengan polos setelah dokter memeriksa jidat Aldi, membuat Aderald dan Galang semakin tergelak.

"Ndasmu!" pekik Aldi dengan mata melotot.

Dokter dan suster tertawa kecil, "Tidak papa, cuma masih perlu di rawat inap."

"Oh iya, sus. Kamar untuk pasien ini sudah disiapkan?" Dokter itu bertanya pada suster.

"Sudah dok,"

"Baiklah, tuan Aldi anda bisa membayar dulu administrasinya sebelum pindah ke kamar inap,"

"Oh iya, mau kelas BPJS apa VVIP?"

Aldi menoleh dan mengulurkan tangannya pada Aderald, tanda meminta sesuatu. "BPJS gue mana?"

"Lah lupa, gue kagak balik soalnya. Langsung ke sini, kebetulan Beyca juga lagi dirawat di sini," balas Aderald.

Rizki dan Galang membelalak, "Serius lo? Gak papa tapi kan?"

"Engg-"

"Woi anjim! Cepetan ini aing kudu gimana?!" pekik Aldi kesal.

Rizki berdecak, "Yaudah sih, pesen kamar VVIP aja. Om Rian uangnya juga gak bakal habis."

Sebelum Aldi bersuara Aderald lebih dulu melerai, kasian nanti pasien IGD yang lain terganggu akibat teriakan melengking temannya itu. "Siapin aja sus, kamar paling bagus. Nanti biar bapaknya yang bayar,"

"Goblog! Gue kira lo yang tanggung," dengus Aldi.

Aderald tertawa kecil, "Biar saya yang tanggung jawab, siapin aja kamarnya buat pasien gak berguna ini dok!"

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang