35 - Perlahan Terbuka

8.5K 505 61
                                    


Disarankan untuk memvote terlebih dahulu🤗

SUDAH?!

GASKEUNN LAH!

Happy reading canteksss💛

•~•

"Menangislah, ceritakan segala apa yang menganggu pikiran kamu selama ini.
Tenang ada aku di sisimu yang akan dengan senang hati memberikan bahuku untukmu."

_____________


Aderald tersenyum melihat Beyca yang ternyata hanya lari ke luar dari rumahnya, sekarang gadis itu tengah menyender di badan mobil meski air matanya terus menetes. Aderald tak suka melihat itu, Beyca itu wanitanya yang judes bukan rapuh seperti ini.

Eh apa tadi? Wanita-nya, ada-ada saja Aderald ini Beyca mana mau sama cowo sepertinya, spontan dia tersenyum kecut.

"Untung gak kabur jauh," celetuk Aderald sambil mengusap air mata Beyca.

Beyca menepis tangan Aderald, dan memilih menghapus air matanya sendiri, "Enggak, gue bukan anak kecil. Lagian gak harusnya tadi gue lari,"

"Ada dia yang harus gue jaga," imbuh Beyca sambil mengusap perutnya.

Aderald tersenyum lalu merengkuh wanita itu kepelukannya, Beyca juga membalas pelukan Aderald tak kalah erat sambil menangis di dadanya.

"Bawa gue pergi Aderald."

-------

Sesuai permintaan Beyca, Aderald membawa wanita itu ke danau terpencil dekat bukit kecil yang waktu itu ia pernah membawa Beyca ke sini, semoga saja tempat ini bisa membuat Beyca tenang.

"Kenapa sih? Nyokap gue lebih percaya sama Laura di banding gue, kenapa dia lebih memilih percaya dengan kesalah pahaman dari pada mendengarkan penjelasan dari gue."

Aderald menoleh pada Beyca, baru kali ini gadis itu mau menyuarakan unek-unek di hatinya. Tubuhnya menegang kala Beyca menyenderkan kepala di bahunya. Tapi untungnya ia bisa menguasai tubuhnya menjadi lebih rileks, Aderald merangkul pinggang Beyca, merapikan rambut wanitanya.

Udah para netizen jangan protes dulu, sekarang gue lagi bertugas jadi suami yang baik!

"Gue yakin akan ada saatnya mereka butuh penjelasan lo, dan Mamah lo akan sadar," ujar Aderald yang membuat Beyca menatapnya.

"Sampai kapan Aderald?"

"Sampai kapan gue harus nunggu itu, gue capek. Gue capek harus nangis gak berguna kaya gini." Beyca menghapus air matanya kasar.

Aderald hanya diam membiarkan Beyca mengeluarkan kekesalan dan amarahnya.

"Gue capek di tuduh ngelakuin hal yang bahkan gak pernah gue lakuin. Hiks.. "

"Gue benci di saat gue nangis kaya gini, gue udah berusaha buat terlihat tegar dan gak peduli dengan tanggapan Mamah dan Bang Ardian terhadap gue. Tapi nyatanya gue gak bisa,"

"Nyatanya gue juga rapuh." lirihnya.

Aderald membawa gadis itu kepelukannya membiarkan Beyca menangis di bahunya. "Stt, lo tenang. Lo gak sendirian, lo masih punya Papah, gue, Bunda, Papah Wira dan Cici. Kami semua bakalan ada buat lo."

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang