13 -Cintamu dan Cita-cita

14.2K 586 8
                                    

"Mengharapkan cintamu bagaikan meraih cita-cita, entah terwujud atau tidak semuanya masih abu"

-Beyca Anastasia
______________________________________

Kekesalan Beyca sirna begitu saja, saat melewati lapangan basket. Di sana terdapat Alzaska yang sedang bermain basket seorang diri. Cukup melihat Alzaska saja, senyum manis langsung tercipta di bibir Beyca.

Apalagi hanya mereka berdua yang baru datang pagi ini, Beyca berlari kecil menghampiri Alzaska yang masih fokus mendribel bola. Kelihatan nya Alzaska sedang ada masalah, di lihat dari cara bermain basket nya sangat kasar. Bahkan, saat Beyca sampai di depan pemuda itu tidak menyadarinya. Alzaska akan seperti ini jika pemuda itu sedang emosi, Beyca tahu itu karena dia sudah bersahabat dari kecil dengan Alzaska.

"Hai, Al?!"

Hening, tak ada sahutan. Hanya suara bola yang di pantul-pantulkan.

"Alza, ini gue!"

Masih tak ada sahutan.

"ALZASKA BERHENTI!!" Beyca menarik bola basket itu, membuat Alza menatap nya tajam. "Kalo ada masalah itu selesain! Bukan kaya gini caranya!" pekik Beyca.

Alzaska menatap nya dengan tajam, wajah nya terlihat sangat lelah, bahkan bawah mata Alza juga menghitam. "Kalo ingin sesuatu itu berjuang! Lo bukan Ratu, yang keinginan nya harus di penuhi!" Alzaska menyugar rambut nya, frustasi. Pemuda itu berjalan ke arah pinggir lapangan.

Beyca terdiam menghela nafasnya, lalu ikut menyusul Alza. Duduk di samping lelaki itu.

Tangan nya mengambil botol minuman di tas, yang tadi sempat di beli nya di kantin. "Nih minum!"

Beyca menyodorkan nya pada Alzaska, bukan nya menerimanya, pemuda itu malah menatap Beyca dengan sinis.

"Kenapa lo bisa nikah sama dia?" tanya Alza datar.

Beyca terdiam kaget, mendengar ucapan pemuda itu dan nada bicaranya, apakah Alzaska tengah cemburu? Beyca tersenyum, dia sangat senang jika memang benar Alzaska bisa membalas cintanya.

"Kamu cemburu?" Beyca tak bisa lagi menahan senyum nya.

Alzaska tersenyum smirk, "Beyca dengan percaya dirinya yang sangat tinggi!" sarkas Alza tajam, membuat senyum Beyca seketika sirna.

"Asal lo tahu!" Alza berdiri menunjuk pada Beyca, "Dengan lo menikah, Papih malah semakin membuat gue seperti robot!" Alza pergi meninggalkan Beyca yang terdiam,  meremas botol minuman yang di beli cewe itu.

Beyca tersenyum miris, "Nyatanya cinta mu memang bukan untuk ku, kamu udah sering bikin hati aku sakit Al. Tapi, kenapa hatiku masih terus tertuju padamu?"

Tepukan di pundak nya, membuat Beyca menoleh. Pada seorang pemuda yang tengah tersenyum smirk di belakang nya, "Beyca yang gue kenal gak semiris ini deh!" seru Fasya.

"Dia sombong, cuek." Fasya mendekat kan bibir nya pada telinga Beyca, "Dan sok berkuasa!" bisik nya.

Beyca menyikut pinggang Fasya hingga membuat pemuda itu meringis, Mata gadis itu menyorot tajam nan dingin, "Seperti kata lo, gue emang sombong!" Beyca mendorong dada Fasya, "Dan lo gak usah sok deket sama gue!"

"Lo emang gak tahu diri banget ya Bey." Fasya membelai wajah Beyca yang langsung di tepis oleh gadis itu, "Lo lupa kalo dulu kita pernah bersama?"

Plakk!!

"Tutup mulut lo, brengsek!" seru Beyca, raut wajah gadis itu memerah menahan amarah.

Fasya memegang pipi bekas tamparan Beyca, seraya tersenyum smirk, "Ch, lo emang gak berubah, Dasar gadis tempramental!" bisik cowo itu sinis, lalu pergi meninggalkan Beyca yang sudah terbakar emosi.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang