24 - Berharap

11.7K 583 4
                                    


Selamat membaca!
~•~

"Rasa sayang itu gak perlu di ungkapin pake kata-kata. Cukup di Rasain, resapi, nikmati. Jangan di celup, ini bukan oreo!"

_____________

Beyca kembali ke kamar, menutup pintu dengan pelan. Sebelum berbalik pada temannya, ia lebih dulu mengusap air matanya yang keluar.

"Bey? Lo kok balik lagi, kenapa piringnya masih dibawa?"

Dia tersenyum lalu menoleh pada Raira yang sudah berdiri di belakangnya. "Eh, gue kebelet nih Rai. Bisa gue minta tolong lo simpen ini." Beyca menyodorkan piring bekas makan tadi pada Raira.

"Oh, yaudah. Sekalian gue juga mau minta air nih, haus." Raira cengengesan, sambil mengusap tenggorokannya. "Ikut gak Cha?" tanya Raira pada Deicha yang tengah tengkurap.

Mereka memang tengah asik menonton drakor yang di usulkan Raira tadi, katanya untuk metime. Jarang-jarang mereka kek gini.

"Ikut Ra!"

Beyca bernafas lega saat kedua temannya sudah pergi dari kamar. Dia dengan cepat berjalan masuk ke toilet. Membasuh muka, lalu melihat pantulan dirinya di cermin.

"Sadar Beyca! Apa yang lo harepin!" Dia tersenyum kecut.

"Dari awal Aderald juga udah bilang, dia nikahin lo cuma sebatas tanggung jawab!"

Beyca bingung pada dirinya, kenapa sangat sakit saat Aderald kembali mengatakan itu. Padahal dari awal dia juga sudah tahu jika Aderald memang hanya bertanggung jawab atas dirinya. Sesak rasanya saat Aderald mengatakan itu ketika dirinya sedang mengandung, entah kenapa. Apa Beyca cinta dengan Aderald? Secepat itu hatinya berpaling dari Alzaska? Tapi kenapa bisa?

Beyca mengusap perut datarnya, ia akui kini Beyca merasakan perasaan yang sama saat ia mendengar penolakan dari Alza. Sama persis sakit nya saat tahu ternyata Aderald menikahi dirinya hanya sebatas tanggung jawab. Beyca jelas bisa melihat wajah frustasi Aderald saat mengatakan pada temannya jika dirinya hamil.

Huek.

Huek.

Makanan yang tadi masuk ke perutnya kini sudah keluar kembali, membuat Beyca lemas. Hingga akhirnya wanita itu terduduk di lantai kamar mandi. Beyca menyenderkan tubuhnya ke dinding, rasa mual dan pusing masih ada. Bahkan rasanya perut nya juga sangat tidak nyaman.

Wanita itu menitikkan air mata seraya mengusap pelan perutnya, siapa tahu bisa mengurangi rasa mualnya. "Bunda mohon sayang, kamu jangan nakal yah." gumam Beyca lirih, seolah tengah berbicara pada sang jabang bayinya.

🍂🍂🍂

Aderald yang tengah tertawa bersama Aldi dan yang lainnya terpaksa harus menghentikan tawanya saat melihat Raira dan Deicha keluar kamar dengan menenteng sebuah piring.

"Istri gue mana?"

"Acielehh istri, jadi pengen kawin gua." Aldi dan Galang tertawa mengejek tak menghiraukan Aderald yang menatapnya tajam.

"Kamarlah!" Raira yang menjawab sambil menyomot cireng yang piringnya tengah di peluk Rizki membuat lelaki itu mendengkus kesal.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang