14 - Akrab

11K 582 4
                                    

"Jangan terlalu besar dalam mencintai, karena itu hanya akan mendekat kan kamu dengan luka!"

-Aderald Candrawiguna
____________________________________

Mendengar bel pulang yang sudah berbunyi, Raira pun berniat membangun kan Beyca. Selepas dari Alzaska, Beyca memang menelungkupkan wajahnya sepanjang jam pelajaran. Untungnya guru tak ada yang memperhatikan, karena Raira berusaha menutupi Beyca dengan buku tebal agar tidak kelihatan oleh guru. Raira tahu, sahabatnya itu pasti sedang tidak baik-baik saja.

"Bey, bangun Bey!" Raira mengoyangkan pelan, lengan Beyca. Tatapan matanya teralih pada ponsel Beyca yang berbunyi. Beyca memang menyimpan ponselnya di atas meja.

Raira melirik ponsel Beyca yang menampilkan pesan, dari kontak yang bernama 'suami brengsek🐒' . Raira mengernyit apalagi saat tak sengaja membaca pesan dari layar notifikasi.

@suami brengsek🐒
| Woy, gw jmput lo ya!
|Jngn naik taxi, irit duit!
14.02

Ini kontak Aderald? batin Raira. Gadis itu menggeleng, dia memang penasaran. Tapi Raira cukup tahu batasan untuk tidak mengorek privasi Beyca. Apalagi kalo Beyca tahu dia pasti akan marah.

"Bey bangun!"

Beyca mengerjap, "udah bel?" ucap nya dengan suara serak.

Fokus Raira teralihkan saat melihat mata Beyca yang sembab, apa gadis itu menangis? pikir Raira. "Lo nangis?"

"Enggak!" elak Beyca, dia meraih ponsel nya. Dan tak sengaja membaca notifikasi pesan dari Aderald. Kampret nih cowo!

"Dah ya, gue duluan!" Beyca menepuk pundak Raira, dia menyambar tas nya. Lalu menyampirkannya di balik punggung.

Dia berlari kecil melewati koridor, tak perlu bertubrukan. Karena murid di sini, spontan menyingkir saat ia melangkah.

Langkah kakinya berhenti, di tengah koridor. Menatap ke arah gerbang, tangannya mengepal. Melihat Alza yang tengah mengobrol dengan Tasya, tapi di samping cowo itu juga berdiri seorang gadis bernama Lula.

Mata sembab nya memanas, apa ia tak pantas di cintai kembali? Ini tak bisa di biarkan, jika dia tak bisa memiliki Alza, maka mereka pun tak boleh mendapat cinta dari Alzaska.

Beyca berlari menghampiri mereka bertiga, tapi dia sengaja berjalan pelan saat sudah mendekati mereka.

"Sorry Sya sekali lagi, gue suruh si Rio aja ya? Gue harus ngan-"

"Alza harus nganterin gue!" Beyca memotong ucapan Alza, gadis itu berjalan angkuh menghampiri mereka bertiga.

Alza melirik malas pada Beyca, dia beralih menatap Tasya yang sekarang tengah menunduk, "Gue udah hubungin si Rio ke sini." Alza mengusap rambut Tasya, membuat Tasya mendongak tersenyum penuh kemenangan.

"Iya, gak papa kak. Asya biar sama kak Rio aja!" Tasya pun pamit dengan senyum kemenangan, setelah sebelumnya melirik sinis ke arah Beyca.

Beyca berdecih, dasar pencitraan!  batin nya bergumam. Dia menatap Alza yang tengah menyorot nya datar, "Anterin aku pulang ya, Al!" Beyca memegang lengan Alzaska.

Alzaska menarik nafasnya, dia berusaha melepas tangan Beyca dari lengannya, "Sorry Bey, gue mau nganterin Lula!" Alza menarik tangan Lula, dan menatap gadis itu yang sedari tadi hanya menunduk.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang