31 - Semur jengkol meresahkan!

13.5K 586 14
                                        

•~•

"Baperan itu wajar, karena aku pakai hati. Makanya bisa berempati."

•_•

Tiba di apartemen Beyca langsung saja pergi ke kamarnya, lalu beranjak membersihkan diri. Sikapnya ini hanya semata untuk menghindari Aderald, karena kejadian tadi membuat Beyca canggung dan deg degan saat bertemu dengan lelaki itu.

"Bey, lo di dalem?"

Beyca yang hendak membuka bajunya seketika terlonjak kaget, mendengar suara Aderald di balik pintu. Dia melamun dari tadi rupanya.

"I-iyaa." Sial kenapa dia harus gugup gini.

Dia menatap siluet tubuh Aderald yang masih berdiri di depan pintu, untung pintu kamar mandi buram.

"Kenapa emangnya?" saut Beyca lagi sambil menyalakan keran air untuk mengisi bathup.

"Cepet gue juga mau mandi!"

Setelah melepas semua bajunya, Beyca mulai masuk ke dalam bathup. Dan merilekskan pikirannya. "Bentar kali, gue gak akan selama itu!" jawab Beyca sambil menyabuni tubuhnya.

Tak ada jawaban dari lelaki itu, seketika membuat Beyca menoleh ke arah pintu. Tapi siluet tubuh Aderald masih berdiri di sana.

"Bey?"

"Apasih?!" cetus Beyca.

"Lo udah buka baju ya?"

"ADERALDDDD!!!"

Wajah Beyca memerah mendengar Aderald yang tertawa terbahak, untung lelaki itu kini sudah pergi dari balik pintu kamar mandi. Harap-harap sih, Aderald keluar dari kamar.

Karena jika lelaki itu ada di kamar, Beyca tidak sanggup untuk keluar.

"Gue malu!" desisnya.

Cepat-cepat Beyca menyelesaikan mandinya, Beyca merutuki dirinya sendiri. Sial dia lupa membawa baju ganti ke kamar mandi.

Dengan terpaksa, dia memakai handuknya. Beyca menarik nafas sebelum keluar dari kamar mandi, sedikit menongolkan wajahnya. Harapannya tidak terwujud, Aderald masih ada di kamar dan kini tengah rebahan sambil bermain ponsel.

Beyca menarik nafas dalam-dalam, "tenang Beyca, dia pasti gak akan sadar. Lagi main game ini," gumam Beyca pelan.

Dia pun mulai berjalan tanpa menoleh pada Aderald, Beyca sebenarnya tahu bahwa kini Aderald tengah memandanginya.

Tapi Beyca pura-pura tidak peduli, agar dirinya tak gugup. Cepat-cepat dia pura-pura sibuk mencari baju piama di lemari.

Saat hendak berbalik, Beyca berjengkit kaget melihat Aderald kini telah berdiri di depannya. Bahkan piama yang tadi di pegangnya, kini sudah jatuh ke lantai. Aderald berdiri dengan tatapan yang entah, dia tak bisa menebaknya.

"Tumben lo berani pake handuk?"

Niat Aderald sebenarnya untuk memberi tahu Beyca jika ada sisa sabun di rambut gadis itu. Tapi saat melihat raut gugup dan takut di wajah Beyca, membuat Aderald sedikit bermain-main.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang