"Kunci dari awetnya hubungan itu adalah sebuah kepercayaan."
°~°
Setelah lamanya menjaga Cikko dan mengurus bayi itu, akhirnya Aderald bisa bernafas lega saat Cikko telah terbaring pulas di atas ranjangnya.
Fiuh, betapa lelahnya mengurus anak. Aderald saja sampai berkeringat, tapi untung sekarang ia sudah bisa bersantai. Lelaki itu mengeluarkan ponsel dan memiringkannya, jangan tanya apa yang dilakukan.
Sudah pasti bermain game, mabar bersama Aldi, Galang dan Rizki.
"Jangan ke sana Ki woi, musuh itu!" pekik Aderald tertahan.
Ia memfokuskan pandangannya pada ponsel sesekali mengumpat saat Rizki malah menggoda si musuh.
"Pake senjata Lang,"
"Rald lo serang dari arah Kiri!"
"Itu si Riski ngapain anying!"
"Bentar-bentar hp nya itu diambil emak gue,"
"EMAK SINIIN HP IKI!"
Aderald tertawa saat mendengar ocehan teman-temannya, apalagi saat Rizki dimarahi oleh ibunya.
Aderald mengumpat saat ada yang menelponnya, ia mengutuk siapapun itu yang membuat ponsel pintarnya menjadi ngelag.
"Aderaldd tolong aku!"
Lelaki itu mengernyit saat merasa kenal dengan suara si penelpon, "Bella?" Pasalnya nomor ponsel Bella sudah ia hapus dari ponselnya.
"Please tolong ke rumah aku."
Aderald memutar bola matanya malas, "huh, gue ga-"
Tut.
Sambungan diputuskan sepihak oleh Bella yang membuat Aderald mengumpat, seharusnya ia tidak peduli dengan permintaan Bella.
Tetapi pesan spam dari Bella membuatnya risih, lelaki itu meraih jaket dan kunci motornya. Sebelum pergi Aderald menyempatkan diri untuk mencium Cikko.
"Ikko, Papi otw dulu."
°°°°
Tepat setelah perginya Aderald, Beyca pun datang dengan taksinya. Tadi Alza memang sudah menawarkan untuk mengantarnya, tapi Beyca menolak ia tidak mau mengganggu moment bahagia sahabatnya itu.
Beyca membuka kamarnya hati-hati, bibirnya tersenyum menatap si buah hati yang sedang tertidur dengan lucunya. "Aderald kemana ya?" monolognya.
Pasalnya sedari ia sampai, Beyca belum menemukan batang hidung suaminya. Apa mungkin di dapur?
Hanya ada Bi Asti yang sedang memasak saat Beyca sampai di dapur, ia memutuskan untuk bertanya pada wanita itu. "Bi, Derald mana?"
"Ooh si Aden, si Aden teh baru aja keluar, katanya ada urusan di restoran,"
Beyca manggut-manggut mendengar jawaban wanita itu, tapi kenapa Aderald tidak mengabarinya? Beyca menghapus pikiran buruknya tentang Aderald, ia harus percaya pada suaminya. Mungkin saja Aderald memang tengah sibuk.
°°°°
Aderald menatap datar gadis yang duduk di depannya, ternyata dirinya dibohongi. Bella baik-baik saja tidak ada maling atau penyusup seperti yang gadis itu katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
B E Y C A [Completed]
Novela Juvenil[LEBIH AFDOL, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA BRO] Beyca kira rencana yang ia buat untuk mengikat Alzaska berhasil sesuai harapannya, tapi ternyata harapan tinggal harapan atau emang niat jahat gak akan berakhir baik, dirinya malah terjebak dengan se...