Tokoh siapa yang kamu sukai dalam cerita ini?
*****
Pagi hari yang cerah, secerah senyuman seorang wanita yang kini tengah melihat wajah suaminya yang sedang tertidur pulas dengan gulungan selimut tebalnya. Beyca menepuk-nepuk pipi Aderald hingga lelaki itu mengerjap beberapa kali. Pagi ini dia akan memberitahu sesuatu pada Aderald.
"Good morning, hubby," bisik Beyca lalu terkekeh, kebiasaan Aderald setiap setelah solat subuh memang selalu lanjut tertidur dan akan bangun ketika jam tujuh pagi, satu jam sebelum berangkat ke kantornya.
Aderald tersenyum, dia menarik pelan pinggang Beyca agar terbaring di sampingnya juga. "Morning to babe." Dikecupnya bibir Beyca sekilas.
Beyca tersenyum dia mengusap pipi Aderald, membuat pria itu memejam menikmati elusan lembut dipipinya, "Jangan tidur lagi lah mas, bangun ih!" Beyca menampar pelan pipi suaminya. Untuk panggilan 'Mas' Aderald memang yang memintanya, hanya saja kadang Beyca sering lupa dan keceplosan panggil nama, untung pria itu tidak keberatan, meski cemberut doang.
"Aku mau tunjukin sesuatu ke kamu!"
Aderald mengusap kasar wajahnya, lalu menatap wajah cantik istrinya yang tersenyum bahagia, ia mengernyit bingung, "Ada apa?"
Beyca mengulum senyum, ia menunjukkan sebuah benda yang tadi disembunyikan di balik punggung. "Aku hamil!" pekiknya pelan dengan senyum bahagia.
Satu detik..
Dua detik...
Aderald tampaknya masih mencerna perkataan istrinya, dia mengambil benda panjang di tangan Beyca yang terdapat dua garis merah di sana. Ini test pack? batinnya. Dia menatap Beyca dengan cengo.
"Kamu hamil, berarti artinya.. "
Beyca mengangguk antusias, "Cikko baka-"
"AKU NAMBAH ANAK LAGI?! BENERAN?!"
"YES! HOREEE!"
Aderald memeluk Beyca dengan bahagia, berita ini memang sudah dari dulu di nantinya, dia sangat ingin memiliki anak perempuan, dan akhirnya allah memberikan kepercayaan lagi kepada mereka berdua.
Aderald mencium seluruh inci wajah Beyca, "Makasih, makasih, makasih sayang!"
Tidak ada hadiah ulang tahun yang membahagiakan selain kabar ini yang dari dulu ditunggunya.
Malah setelah mendengar kabar ini, Aderald jadi semakin malas pergi ke kantor. Ia malah ingin tetap di kamar, mengekepi Beyca seperti ini, suasana masih damai sebelum si boncel menggedor-gedor pintu.
"MAMI! PAPI!! IKKO OMPOL LAGI!!"
Aderald menepuk dahinya keras, itu si boncel emang gak pernah bikin dirinya tentram dalam sejenak. Ia mengecup bibir Beyca sekilas sebelum bangkit, memakai kausnya. "Biar Cikko aku mandiin untuk hari ini dan kedepannya,"
"Kamu jalanin yang ringan-ringan aja ya, habis aku pulang kerja kita ke dokter."
Beyca tersenyum dan mengangguk, ia menatap anaknya yang baru saja berhasil membuka pintu kamar. "Papi belesin kamal ikko bau pesing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
B E Y C A [Completed]
Teen Fiction[LEBIH AFDOL, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA BRO] Beyca kira rencana yang ia buat untuk mengikat Alzaska berhasil sesuai harapannya, tapi ternyata harapan tinggal harapan atau emang niat jahat gak akan berakhir baik, dirinya malah terjebak dengan se...