33 - Kedatangan Bunda

9.8K 496 7
                                    


"Kamu itu selalu bertingkah seperti orang yang paling tersakiti, padahal kamu gak sadar aku lebih terluka dengan semua sikapmu."

___________


Beyca tersenyum di sela-sela memakan sotonya, dia merasa tak enak sudah membuat Aderald kesusahan tadi. Ia tak mengira jika Aderald akan sampai menemui pedagang sotonya.

"Nih udah habis!" Beyca tersenyum senang sambil menyerahkan mangkuk yang sotonya kini telah habis tak tersisa, dan gelas bekas susunya tadi.

Aderald tersenyum mengacak rambut wanita itu, lalu menerima mangkuk dan gelas tadi untuk ia simpan ke dapur.

Setelahnya Aderald kembali ke kamarnya dan bergabung dengan Beyca yang sudah duduk di atas kasur. Saat ia mau menarik selimut dan mulai memejamkan matanya, perkataan Beyca membuat ia sadar kembali.

"Maafin gue Aderald," lirih wanita itu sembari memainkan jemarinya.

Aderald membuang nafas, lalu mengubah posisinya terduduk menghadap Beyca. "Udah gak papa, sotonya juga kan sekarang udah abis,"

"Sekarang lo tidur ya?"

Beyca mengangguk dan mulai merebahkan tubuhnya menghadap ke arah Aderald. Aderald terkekeh dan ikut berbaring menyangga kepalanya, dia mengusap rambut Beyca hingga gadis itu tertidur kembali. "Rasa kecewa gue gak bakalan sebanding dengan perjuangan lo nanti," lirih Aderald.

Dia memajukan wajahnya, menjatuhkan bibirnya di kening Beyca lama. "Meskipun gue udah tanggung jawab, tapi tetep aja gue masih ngerasa nyesel menjadi orang yang udah ngehancurin masa depan lo,"

"Maafin gue Beyca."

-------


Pagi ini Beyca dan kedua temannya sudah sibuk berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Mereka membuat nasi goreng dan omellet sebagai menu sarapan pagi ini. Beyca memang lebih suka makan-makanan berat ketika pagi agar siangnya tidak lapar lagi, dan ini berbeda dengan Aderald, lelaki itu lebih suka sarapan dengan makanan ringan.

Maka dari itu kini Beyca tengah membuatkan dua roti panggang berisi selai coklat untuk lelaki itu.

"Susunya udah di buat?" tanya Beyca sambil mengolesi roti dengan selai coklat.

"Harus banget? Yaelah kek putri keraton aja sarapan pake susu sama roti," kekeh Raira.

Deicha tertawa sambil memukul pelan lengan temannya itu, "Biar sehat dongo!"

Raira mencebik, tapi tak urung dia mulai mengambil gelas dan membuat susu untuk mereka semua. Kecuali untuk Beyca, dia tidak bisa membuat susu ibu hamil.

"Buat lo, bikin sendiri aja ye!"

Beyca terkekeh, "Iya, nanti gue bikin sendiri. Itu nasi gorengnya udah jadi belum Dei?"

"Bentar kurang asin dikit," saut Deicha sambil mengorak arik nasi goreng yang tadi sudah di garami.

Di saat mereka sedang kelimpungan di dapur, beda lagi dengan para cowo yang kini masih bergulat dengan alam mimpinya. Tadi setelah solat subuh berjama'ah di masjid dekat apartemen, mereka kembali tertidur. Dengan alasan, 'ini hari minggu, hari molorday sedunia! Begitu kata Aldi yang cita-citanya pengen jadi pengangguran banyak duit.

Emang gaje banget tuh orang, mana ada pengangguran banyak duit. Kalaupun ada berarti itu pengangguran sambil miara tuyul, nah baru. Jangan gitu gak halal goblok!

"Sip enak tenan, udah jadi nih Bey!"

Mereka bertiga pun membawa makanan tadi ke meja makan, menatanya serapi mungkin.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang