Setelah pulang sekolah, mereka menepati janji untuk berkumpul di markas.
Disinilah mereka sekarang, duduk di ruangan inti dalam diam. Mereka hanya menatap lelaki yang sibuk mengotak-atik ponselnya.
Tidak lama, lelaki yang sedari tadi mencari sesuatu di ponselnya, beralih menatap mereka satu persatu yang sedang menatap ke arahnya.
"Gue dikirimin ini sama Tiffany." Membalikkan layar ponselnya mengarah kepada mereka.
Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras "Siapa?" Suara rendah mengalihkan tatapan mereka padanya. Atmosfer ruangan ini berubah lebih dingin.
Menelan ludahnya susah payah, dengan sedikit takut dia menjawab "Gue gak tau bang Genna."
Genna merogoh saku celana sekolahnya, mengeluarkan sebuah ponsel, mengetik nomor yang tertera dalam gambar yang ditunjukkan kepadanya, kemudian menelponnya.
"Bangsat." Umpatnya saat operator yang menjawab.
"Ka." Panggil Aileen mengalihkan atensi mereka.
"Iya Bang." Sahut Raka
*(Kalau kalian inget, dia sepupu Tiffany)
"Telpon Tiffany sekarang!" Titah Aileen.
Dengan cepat Raka memenuhi perintah Aileen untuk menelpon sepupunya.
"Loud speaker!" Titah Aileen lagi yang mendapat anggukan kepala Raka. Kemudian Raka menyimpan ponselnya di atas meja dihadapan mereka.
Di ruangan inti ini, terdapat satu set sofa, terdapat tempat tidur over size, dan dekat jendela terdapat karpet tebal yang berhadapan langsung dengan televisi yang sering dipakai bermain play station.
*(Udah kebayang gedenya segimana?)
"Ada apa Ka? Nanti aja telponnya. Gue ada di rumah Nadyne, dia gak berhenti nangis daritadi." Cerocos si penerima telpon.
Dada Genna sakit saat mendengar penuturan Tiffany, sorot mata tajamnya berubah sendu.
Dia mengingat saat dia sedang dalam kesedihan karena papahnya meninggal, Nadyne ada di sisinya. Tapi saat Nadyne bersedih apa yang dilakukan Genna sekarang? Genna tidak ada di sisinya. Merasa bersalah? Pasti.
"Tunggu Fan!" Instruksi Aileen.
"Lo angkat telpon deket Nadyne?" Lanjutnya bertanya.
"Enggak. Gue keluar kamarnya kok."
"Bagus. Kita mau tanya sesuatu sama Lo."
"Tentang?"
"Pesan yang diterima Nadyne."
"Gue udah nyoba telpon nomor itu tapi udah gak aktif."
"Pesannya udah lama?"
"Sekitar sepuluh hari yang lalu."
"Nadyne ada cerita apa lagi sama Lo?"
"Tadinya Nadyne gak akan lakuin itu. Tapi..." Tiffany menggantung perkataannya.
"Tapi?" Aileen sangat penasaran dan merasa gemas karena Tiffany tidak melanjutkan perkataannya.
"Sorenya Nadyne pergi ke minimarket, terus ketemu sama orang yang bajunya serba item, pake masker sama kacamata item."
Mendengar itu Nishad terdiam memikirkan sepertinya dia pernah lihat orang dengan ciri-ciri yang sama.
"Baju serba hideng?"
(Baju serba item?)
KAMU SEDANG MEMBACA
GENNAIOS ✓
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Hargai Author yuk! Gennaios Ippotis Xendrick, si Ksatria Pemberani sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Yunani. Skliros geng motor yang diketuai Genna. Kehidupan Genna yang penuh dengan teka-teki menarik Nadyne Sha...