Nadyne memperhatikan penampilannya di depan cermin, kini dia tersenyum riang melihat seragam yang melekat di badannya. Tak terasa jika Nadyne di Bandung sudah sepuluh hari.
Hari pertama bersekolah, dalam suasana yang berbeda, di semester kedua dengan sekolah yang berbeda. Nadyne harus menyesuaikan diri kembali. Tapi rasanya dia bahagia bisa belajar kembali.
Menggendong tas cokelat di punggungnya. Melangkahkan kakinya keluar dari kamar yang bertuliskan 'Nadyne Shazneen' menuruni satu persatu anak tangga. Menyapa kedua orang tuanya dan Satria yang telah berkumpul di meja makan.
Hanya suara dentingan sendok terdengar, setelah makan kemudian mereka berpamitan kepada Nina. Nadyne dan Satria diantar oleh Reynald menggunakan mobilnya.
Di dalam mobil hanya terdengar ocehan Satria yang berandai-andai menjadi seorang pengusaha. Sesekali Reynald dan Nadyne tertawa karena ocehan Satria. Reynald terlebih dahulu mengantarkan Satria.
"Belajar yang benar, bentar lagi kelas enam!" Pesan Reynald setelah mobilnya berhenti di depan gerbang sekolah.
"Siap tuan. Saya akan bekerja keras supaya menjadi pengusaha yang sukses." Kata Satria yang langsung mencium punggung tangan Reynald, kemudian keluar dari mobil.
Gadis yang berada di samping Reynald membuka jendela mobil "Hati-hati, dek!" Kata Nadyne melihat Satria yang berlari. Satria hanya mengacungkan kedua jempolnya tanpa menghadap kearah Nadyne yang menatapnya khawatir.
🐼🐼🐼
Nadyne bingung dimana ruang kepala sekolah, dia berjalan sesuai langkah kakinya yang entah membawa Nadyne kemana. Setiap melewati ruangan dia mendongak membaca tulisan yang berada di atas pintu.
Seorang perempuan melihat Nadyne, dia seperti melihat wajah asing yang berkeliaran di sekolahnya, dia melihat wajah yang kebingungan, karena rasa penasarannya dia mendekat, kemudian menyapa Nadyne.
"Hai." Sapa perempuan itu.
Nadyne hanya tersenyum canggung. Sesungguhnya dia tidak hebat dalam menyesuaikan diri, dia mempunyai banyak ketakutan saat bertemu dengan orang baru.
"Lo anak baru?" Tanya perempuan dihadapan Nadyne. Nadyne hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Pasti nyari ruang kepala sekolah nih." Tebaknya.
"I-iya. Aku lagi cari ruang kepala sekolah." Jawabnya dengan senyum yang tercetak di bibirnya.
"Gue anter!"
🐼🐼🐼
"Gue gak nyangka Lo bakalan sekelas sama gue." Kata perempuan yang Nadyne belum ketahui namanya. Tapi, menurut Nadyne perempuan itu mengetahui namanya, sebab di ruang kepala sekolah Nadyne mengucapkan namanya.
Mereka berdua telah ke ruang kepala sekolah, Nadyne yang dinyatakan masuk kelas XI IPA 1 membuat perempuan yang mengantarkannya tersenyum girang.
Kini mereka berdua berjalan di koridor sekolah menuju kelas. Bersama guru yang akan mengajar di kelas, juga wali kelasnya. Mereka berdua berjalan di belakang Bu Ridha.
"Oh iya, nama kamu siapa?" Tanya Nadyne.
"Gue Tiffany Alexander." Kata Tiffany memberhentikan langkahnya, dia mengulurkan tangan.
Nadyne ikut berhenti melangkah, menerima uluran tangan Tiffany dengan senyumnya yang lebar "Nadyne Shazneen." Ucapnya.
Mereka melanjutkan langkahnya "gue duduk sendiri, tapi dibelakang, Lo mau duduk sama gue?" Tanya Tiffany.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENNAIOS ✓
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Hargai Author yuk! Gennaios Ippotis Xendrick, si Ksatria Pemberani sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Yunani. Skliros geng motor yang diketuai Genna. Kehidupan Genna yang penuh dengan teka-teki menarik Nadyne Sha...