Thirty

17.8K 1K 12
                                    

Laki-laki tinggi dengan kulit yang putih tengah duduk di motornya, helmnya sudah dibuka sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki tinggi dengan kulit yang putih tengah duduk di motornya, helmnya sudah dibuka sedari tadi.

Dia tersenyum saat melihat seorang gadis yang keluar dari sebuah rumah, umur gadis itu memang sudah tujuh belas tahun tapi lihatlah tingkah lakunya masih seperti anak kecil.

Tangan gadis itu membawa kotak makan dan botol minum berwarna senada yaitu biru muda. Kepalanya memakai bando dengan telinga kucing. Tingkahnya yang berlari kearah lelaki itu dengan senyum yang merekah seperti anak kecil.

"Padahal Ibu nyuruh kamu masuk dulu buat sarapan bareng." Ucap gadis itu, bibir bawahnya sudah maju beberapa sentimeter.

"Nanti gak usah anter jemput aja deh, lagian kan makan waktu banyak kalau harus kesini dulu. Nanti aku bakal dianter ayah kok."

"Astaghfirullah Genna, muka kamu kenapa? Pasti berantem lagi kan. Udah diobatin belum sih, nanti infeksi gimana?" Cerocos Nadyne memegang memar didekat mata Genna.

Lelaki itu tersenyum lebar mendengar ocehan gadisnya "Udah?" Tanya lelaki itu.

"Ih Genna malah senyum dibilangin." Kesal Nadyne menarik kembali tangannya yang memegang memar didekat mata.

"Iya sayang." Ucap Genna mencubit gemas pipi Nadyne.

"Ih sakit Genna." Dumel Nadyne sambil mengelus pipinya yang terkena cubitan nakal tangan Genna.

"Gimana kemarin?" Tanya Genna.

Wajah Nadyne berubah sendu, dia hanya menatap sembarang arah tanpa menjawab pertanyaan Genna.

"Kalah itu gak memalukan kok, yang memalukan itu menyerah." Lanjut Genna.

"Iya, tapi aku juara pertama yang artinya ada perlombaan lagi di luar kota." Ucap Nadyne.

"Good girl." Mencolek hidung mancung Nadyne dengan telunjuknya membuat sang empu kicep.

"Sini pakein helmnya, bandonya buka dulu yah." Kata Genna membuka bando kuping kucing sebelum memakaikan helm kepada Nadyne.

🐼🐼🐼

Empat laki-laki yang sangat teladan mengunjungi rooftop. Padahal ini masih terbilang pagi, jam pelajaran pertama pun akan dimulai beberapa menit lagi.

Dengan santainya mereka berempat duduk di sofa padahal bel tanda pelajaran pertama akan dimulai sudah terdengar nyaring.

"Tumben Rul gak masuk kelas." Celetuk Nishad.

"Pelajaran Kimia. Males."

"Singgih kemana yah? tumbenan belum dateng." Nishad memutar kepalanya, melihat pintu rooftop.

"Coba telpon." Usul Aileen.

"Aing teu boga pulsa." Sewot Nishad.
(Gue gak punya)

Aileen memutar bola matanya malas, kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Singgih.

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang