Twenty seven

21K 1.1K 52
                                    

Langit jingga memang tidak mengingkari janji, dia selalu datang di pagi hari.

Masih terbilang pagi saat langit berwarna jingga, apalagi hari Minggu yang menjadi kebiasaan tertidur lelap sampai siang hari.

Tapi tidak untuk seorang gadis dengan celana training berwarna hitam yang dipadukan dengan full zip hoodie berwarna merah muda. Terlihat biasa saja, tapi jika dipakai oleh seseorang yang luar biasa cantik terlihat lebih bagus bukan?

"Udah agak baikan emang?" Tanya wanita paruh baya yang menjabat sebagai seorang paling spesial yang sering disebut dengan nama Ibu.

"Udah kok." Jawabnya

"Yaudah aku berangkat olahraga dulu yah Bu." Lanjutnya menyalimi punggung tangan Ibunya. Kemudian pergi ke garasi untuk mengambil sepeda miliknya.

"Hati-hati yah Dyn." Ucap Nina perhatian saat melihat putrinya keluar mendorong sepeda.

Tersenyum manis kemudian mengangguk "Iya Bu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Hati Nina lebih tenang saat melihat wajah Nadyne secerah bulan, wajahnya tidak semurung langit hitam ketika malam. Jangankan untuk berbicara, untuk tersenyum saja dia seakan enggan kemarin.

🐼🐼🐼

Gadis kuncir kuda dengan earphone di kedua telinganya. Duduk dengan santai di sebuah taman komplek. Keringat mengalir di pelipisnya.

Seakan mengenali gadis tersebut, seorang lelaki menghampirinya "Nadyne kan?" Tanyanya

Nadyne yang merasa ada orang yang duduk disebelahnya langsung menoleh "Kak Bagas." Membuka kedua earphone.

"Kok ada disini?" Tanya Nadyne heran

"Enak aja suasananya." Jawab Bagas, matanya tidak pernah lepas melihat wajah cantik gadis dihadapannya

Nadyne yang risih, kemudian pamit untuk pulang "Aku pulang duluan Kak."

"Gue anter?"

Nadyne tersenyum canggung "Aku naik sepeda kok." Tolaknya halus

"Hati-hati." Kata Bagas

"Makasih Kak."

🐼🐼🐼

Saat tiba di rumah, Nadyne melihat sebuah motor terparkir di halaman rumah. Dia tidak pernah lupa motor ini, motor pertama yang dilihatnya tergeletak di seberang jalan rumahnya.

Walaupun terhitung sebelas hari dengan hari ini dia tidak pernah menaiki motor ini, tapi ingatannya tentang nomor plat, warna dan rupanya masih ada dalam otaknya.

Memasukkan sepedanya kembali kedalam garasi, setelah itu dengan pelan dia berjalan kemudian membuka pintu.

Orang yang pertama ia lihat adalah ibu dan ayahnya sedang mengobrol dengan seorang lelaki yang sangat ia rindukan.

"Assalamualaikum." Ucap Nadyne

"Wa'alaikumsalam." Jawab mereka bertiga dengan kompak

Kemudian berjalan kepada kedua orang tuanya untuk mencium punggung tangan keduanya.

"Duduk! Ayah mau bicara sama kamu!" Tegas Reynald

"Aku mau mandi dulu Yah. Keringetan. Bau." Elaknya

"Sebentar aja kok." Bujuk Reynald

Nadyne mengangguk, kemudian duduk di samping Nina yang sedikit bergeser memberi sedikit ruang bagi Nadyne untuk duduk.

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang