Fourty Seven

12.8K 735 18
                                    

Hai!Sorry kelupaan guysLagi sibuk nugas nih wk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!
Sorry kelupaan guys
Lagi sibuk nugas nih wk

Vote and Comment guys!

***

"Genna awas!" Seru Aileen dengan keras.

Genna membalikkan tubuhnya meraih tongkat baseball itu dan membuangnya asal, dia menonjok rahang anggotanya sendiri.

Dia melirik belakangnya yang terdapat pria kekar yang akan melawannya, dia menendang alat vital pria itu dan diakhiri memukul tengkuk pria yang menunduk memegang alat vitalnya.

Setelah dia rasa lawannya sudah tumbang, dia kembali beralih kepada orang yang duduk sambil memegang rahangnya, begitu keras kah Genna memukulnya hingga terduduk? "Kenapa Bang? Ada masalah sama gue?" Tanya Genna dingin.

"Sorry gue kira tadi musuh." Jawab lelaki itu sambil meringis.

Mereka-para teman Genna yang telah selesai menumbangkan para pria suruhan itu mendekat ke arah Genna.

"Gue liat Bang, lo sengaja kan?" Tanya Aileen sarkas.

"Bang Yunda kenapa emang?" Tanya Nishad yang tidak tahu apa-apa karena terlalu fokus menghajar musuh.

Iya, Yunda yang hendak memukul Genna menggunakan tongkat baseball dari belakang. Bahkan Sultan yang berdiri didekatnya pun tidak membela sedikit pun.

"Bang Yunda mau pukul Genna pake tongkat baseball." Jawab Aileen menatap tajam Yunda.

"Kenapa Bang?" Tanya Singgih tidak percaya, mereka semua sudah menganggap Yunda bahkan Sultan kakaknya sendiri.

"Karena uang." Bukan Yunda yang menjawab tapi Sultan.

"Dia perlu uang buat kuliahnya dari gue." Mereka dibuat melongo oleh Sultan. Jadi siapa yang jahat disini? Mereka tidak tahu mana kawan dan mana lawan.

Sultan menyeringai "Lo mau tau siapa gue?" Tanya Sultan.

"Gue kakaknya Genta sama Bianca." Lanjutnya menjawab.

"Genna! Abang!" Panggil seorang gadis dengan ikatan ditangannya, dia dibawa oleh seorang pria paruh baya yang sedari tadi hanya mengawasi.

"Om Vito?" Gumam Genna.

"Kenapa Om?" Tanya Genna lirih.

"Kamu yang bunuh keponakan saya dan kamu anak satu-satunya Zayn. Satu-satunya yang akan mewarisi perusahaan besar."

"Ck gila kuasa." Decak Genna.

Sultan menodongkan pistol yang telah diambil dari jaketnya kepada Genna.

"Nyawa harus diganti nyawa." Seru Sultan.

"Jangan ada yang gerak sedikit pun! kalo enggak, nyawa Genna melayang."

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang