Four

52.8K 2.6K 81
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara Vote and comment

***

Motor dengan warna dasar hitam itu memasuki halaman rumah berwarna putih tulang. Di halaman rumah tersebut sudah berjajar motor sekitar empat puluh motor. Lelaki itu memarkirkan motornya diantara motor-motor yang sudah berjajar.

Dari luar pun, rumah tersebut terlihat mewah, halaman yang luas cukup untuk memarkir ratusan motor.

Lelaki itu membuka helm full face nya, dia menyimpan helm tersebut di atas motornya. Kemudian dia berjalan memasuki rumah tersebut bak seorang pemimpin dengan wibawa, dia masuk tanpa mengetuk pintu karena kebetulan pintu terbuka lebar.

Dia berjalan dengan santai menuju sofa dan mendudukkan bokongnya, kepalanya bersandar pada sandararan sofa.

Baru saja dia datang, dia sudah dikacaukan terlebih dahulu oleh sahabatnya, dengan duduk disebelahnya dan menyenderkan kepalanya di pundak lelaki itu.

"Seneng banget yang punya doi." Goda Nishad.

Genna menjauhkan kepala Nishad dari pundaknya dengan kasar. Mata Genna menatap tajam Nishad, yang mendapatkan tatapan pun hanya memperlihatkan cengirannya sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Alah emang kita gak tau, waktu itu lo minjem mobil si Batu Nisan buat anterin yang tadi kan?" Aileen datang bersama Singgih menghampiri Genna dan Nishad.

Melemparkan bantal sofa kepada Aileen "dasar Alien." Kesal Nishad karena telah mengganti namanya yang lucu menjadi tidak berbobot.

"Gak sakit Anjir." Keluh Aileen karena bantal yang dilempar mengenai kepalanya.

"Baru sekarang gue liat lo mau deket sama cewek. Bahkan bukan ceweknya yang deketin, tapi Lo yang kayaknya pengen kenal lebih sama tu cewek." Cerocos Singgih, dia sedikit memberikan bumbu-bumbunya.

"Genna kan gak laku." Timpal Nishad.

"Heh Maemunah, gak laku gimana coba?! semua cewek di sekolah aja ngejar-ngejar Genna." Sahut Aileen.

"Rully mana?" Tanya Nishad mengalihkan, dia membenarkan dalam hati karena yang tidak laku itu sepertinya dia sendiri.

"Pulang dulu, biasa ganti baju terus ambil buku, gak aneh dia." Jawab Singgih.

Singgih dan Aileen sudah duduk di karpet tebal sejak mereka datang, sedangkan Nishad dan Genna duduk di sofa. Mereka berada di ruangan khusus untuk inti Geng Skliros. Karena Nishad yang membeli rumah ini, jadi dia ingin memiliki ruangan khusus untuk sahabatnya.

Alasan Nishad ingin mempunyai ruangan khusus, dia tidak ingin berada di ruangan yang kotor, supaya dia tidak usah membereskan lebih banyak jadi dia meminta untuk memiliki ruangan khusus sahabatnya. Setiap harinya dia yang akan membereskan ruangan tersebut dibantu sahabatnya kecuali Aileen dan Singgih tentunya, mereka sangat biadab.

"Jadi lo udah kenal lama sama anak baru yang sama Tiffany tadi?" Tanya Singgih yang memang penasaran dengan kejadian pulang sekolah.

Siapa yang tidak penasaran? Genna sendiri aneh dengan dirinya yang mau mengantarkan gadis yang bahkan baru beberapa hari dia temukan, yang lebih aneh lagi dia melakukannya dengan cuma-cuma.

"Gak." Balas Genna singkat.

"Terus ngapain waktu itu sama tadi nganterin dia?" Tanya Nishad geram, dia capek jika berbicara dengan Genna.

"Balas budi." Jawab Genna.

"Lo kalo ngomong yang jelas dong, kita kan gak ngerti Gennaios Ippotis Xendrick." Kesal Aileen karena harus memecahkan sebuah teka-teki menurutnya.

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang