Thirty One

16.5K 924 77
                                    

Flashback On

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback On

"Silahkan duduk." Dokter duduk di kursi yang bersebrangan dengan Genna dan Tiffany.

"Sebelumnya saya mau tanya, sebelum kecelakaan apakah teman anda terlibat perkelahian?"

"Iya Dok." Sahut Tiffany.

Dokter menganggukkan kepalanya beberapa kali, mengambil sebuah gambar rangka tubuh manusia.

"Pasien mengalami banyak patah tulang diantaranya tulang hasta, fibula, tibla dan tulang rusuk. Dan banyak lebam di sekujur tubuh pasien." Menunjukkan tulang yang dimaksud pada gambar.

"Setelah perkelahian, saya bertemu dengan teman saya tetapi dia tidak separah itu." Sahut Tiffany.

"Apakah pasien benar kecelakaan motor?" Tiffany dan Genna saling memandang, sedikit aneh dengan pertanyaan dari Dokter.

🐼🐼🐼

Setelah mendengar perkataan Dokter, Genna rasa ada kejanggalan dengan kecelakaan yang dialami sahabatnya Singgih. Jika hanya kecelakaan motor mungkin tidak akan luka dan lebam sebanyak itu, dan pasti hanya pada sebagian tubuh yang lebam.

Dengan langkah terburu-buru Genna memasuki kantor polisi yang sedang menyelidiki kecelakaan-kecelakaan yang menimpa orang terdekatnya.

Setelah mendapat arahan dari polisi yang mengantarkannya ke sebuah ruangan khusus bukti, di sana sudah ada empat orang yang duduk dengan komputer dihadapannya.

"Silahkan duduk Genna." Salah satu dari empat orang tersebut sudah mengenali Genna. Siapa sangka Genna bisa memasuki ruangan khusus bukti ini, itu semua karena teman dari Hendra ayah dari Genna.

"Apa ada sangkut pautnya Om?" Tanya Genna tak sabaran sambil mendudukkan bokongnya.

"Saya menemukan kertas ini." Menyodorkan sebuah kertas kepada Genna.

"Kertas yang sama saya temukan ketika anggota kamu meninggal dan hilang ingatan." Lanjutnya.

One die at a time.

Hanya itu yang tertulis dalam kertas tersebut, kertas yang sama ia temukan di laci rumah sakit ketika Meira meninggal karena telah diberi obat yang salah.

"Om kertas ini juga sama dengan kertas yang saya temuin di laci kamar rawat Meira dulu."

Flashback Off

Semua yang dibicarakan dengan Dokter juga detektif selalu berputar di otaknya.

Dengan perlahan dia mengangkat wajahnya, melihat wajah yang sangat kacau dari cermin yang ada dihadapannya, tidak ada setetes air mata pun yang jatuh padahal matanya sudah memerah.

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang