Nadyne sedang menyiapkan makanan untuk sarapan. Kini dia telah memakai kaus hitam yang dibaluti jaket jeans, celana jeans yang senada dengan warna jaket jeansnya dan memakai sneakers putih.
Dia harus memasak sendiri karena orangtuanya bersama Satria sedang mengunjungi kakek neneknya di Jakarta. Sebenarnya Nadyne ingin ikut tetapi dia harus sekolah kemarin, jika Nadyne tidak sekolah dia akan ketinggalan banyak materi walaupun sehari. Nadyne juga sudah ada janji dengan Tiffany untuk jalan-jalan hari ini.
Setelah selesai dengan sarapannya dia membereskan dan mencuci bekas makannya. Kemudian Nadyne berjalan menuju kamar untuk mengambil Tote bag berwarna merah muda yang telah dia siapkan sebelum memasak.
Ting!
Handphone Nadyne berbunyi tanda ada notifikasi. Nadyne mengambilnya di atas nakas, kemudian membukanya.
Tiffany
Depan.Ternyata sebuah pesan dari Tiffany. Nadyne langsung bergegas keluar dari kamarnya, dia menuruni satu persatu anak tangga, kemudian mengunci rumah dan pagar.
Tiffany yang berada di dalam mobil membuka jendela mobil "masuk Dyn." Ucap Tiffany tanpa senyuman.
Setelah memasuki mobil dengan duduk di samping Tiffany yang mengemudi, Nadyne memakai seatbelt-nya. Dia kemudian menghadap Tiffany yang masih terdiam, Nadyne menatap lamat-lamat wajah Tiffany yang sedikit masam.
"Kamu kenapa sih Fan?" Tanya Nadyne yang merasa aneh dengan tingkah Tiffany.
"Semalem Rully ngapain?" Bukannya menjawab Tiffany malah bertanya balik.
"Jemput." Jawab Nadyne cepat dengan wajah polosnya.
Nadyne tersenyum jahil "kamu suka yah sama Rully?" Tanya Nadyne.
"Ngaco." Jawab Tiffany bibirnya berkedut menahan senyum.
"Semalem Genna mabuk, terus Rully jemput, katanya suruh Genna berhenti mabuk." Jelas Nadyne.
Semalam setelah Genna tidur, Nadyne meminta Rully untuk menghantarkannya pulang padahal sudah larut malam. Tapi Nadyne merasa tidak nyaman jika menginap di sebuah rumah seorang laki-laki.
"Walaupun aku berteman sama kamu baru beberapa hari, tapi aku tau kok gimana cara kamu mandang Rully." Kata Nadyne.
"Tapi lo janji jangan bilang siapa-siapa yah."
"Iya enggak, benerkan kamu suka Rully?" Tanya Nadyne yang ingin mendapatkan kejelasan.
Tiffany mengangguk malu sambil tersenyum. Tiffany menyalakan mobilnya kemudian menancap gas. Di mobil mereka berdua hanya membicarakan hal yang tidak penting sambil bercanda.
"Mau kemana?" Tanya Nadyne.
"Mall." Jawab Tiffany.
Bibir Nadyne mengerucut membuat gemas melihatnya "Katanya mau ke farmhouse."
"Masa lo pake baju kayak gitu sih Dyn. Gue mau make over lo." Kata Tiffany yang masih fokus melihat ke depan.
"Padahal ini udah pake bedak baby sama lipbalm loh." Beritahu Nadyne. Nadyne tidak terlalu menyukai make up yang terlihat tebal sekali.
"Diem deh! Ngikut aja dulu."
Nadyne hanya mendengus kesal. Pasalnya dia sudah memakai baju yang baik untuk di pakai ke tempat seperti farmhouse. Apakah masih kurang menurut Tiffany? Entahlah, mungkin karena Tiffany sudah memiliki kehidupan yang mewah dari dulu.
Mobil Tiffany telah memasuki basemant mall. Setelah memarkirkan mobilnya mereka berdua berjalan memasuki mall. Tiffany memasuki sebuah toko pakaian. Dia melihat orang yang dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENNAIOS ✓
Подростковая литература(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Hargai Author yuk! Gennaios Ippotis Xendrick, si Ksatria Pemberani sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Yunani. Skliros geng motor yang diketuai Genna. Kehidupan Genna yang penuh dengan teka-teki menarik Nadyne Sha...