"Ngapain?" Tanya seorang lelaki yang tinggi dan putih.
"Kok ada di sini?" Tanya balik Nadyne.
Semenjak kepindahannya ke Bandung, Nadyne tidak pernah bertemu dengan lelaki ini, bahkan bertukar kabar pun mereka tak pernah melakukannya. Tidak. sebelum Nadyne pindah pun lelaki ini memang sudah tidak ada di Bali.
"Nganterin Satria." Jawabnya yang melihat kearah mobilnya yang terdapat Satria yang tertidur pulas.
"Kok bisa?" Tanya Nadyne dengan wajah bingung.
"Gue kan kuliah di Jakarta kalau lo lupa. Laknat Lo yah." Jawab lelaki itu kesal sambil menjitak pelan kepala Nadyne.
"Ini Neng es cendolnya." Ucap pedagang es cendol yang membuat Nadyne tidak jadi memprotes jitakan lelaki menyebalkan itu.
Nadyne mengambil es cendol itu kemudian dia memberikan satu gelas ke Tiffany. Tiffany dengan ragu menyedot es cendol, jika di rasakan memang enak sekali. Rasanya lebih enak dengan minuman di caffe.
"Lo gak berniat nawarin gue gitu?" Tanya lelaki itu yang sudah duduk menarik kursi plastik yang tadinya sedikit jauh dengan kursi Nadyne.
"Pesen aja sendiri. Kamu punya mulut kan?" Tanya Nadyne sarkas.
"Lo tuh yah sama orang baik, sama gue ngeselin." Kesal lelaki itu. Dia tidak berniat memesan es cendol malah dia mengambil paksa gelas yang berada di tangan Nadyne.
"Kamu tuh yah gak berubah!" Kesal Nadyne mengikuti nada bicara Sakti yang mengatakan bahwa dirinya 'ngeselin'
Orang yang mengambilnya pun hanya santai meminum es cendol, dia tidak peduli akan kesalnya Nadyne. Malah dia menyukainya, sifat Nadyne yang tidak diperlihatkan kepada orang lain, hanya dia yang mendapatkan.
Dia menoleh ke arah Nadyne "pulang bareng gue!" Ucapnya tegas.
Tiffany yang sedari tadi diam pun menengok ke arah mereka berdua dengan raut wajah bingung walaupun tadinya dia akan bersikap tidak peduli. Tapi dia juga penasaran, siapa yang beradu mulut dengan Nadyne? Apa dia teman atau pacar Nadyne? Tapi jika di lihat wajahnya mirip sekali dengan wajah Nadyne. Apa perasaan Tiffany saja yang merasa bahwa mereka mirip?
Nadyne tidak berniat untuk memesan kembali. Dia hanya memainkan ponselnya menunggu Tiffany dan lelaki itu menghabiskannya.
"Fan aku pulang sama Sakti yah?" Tanya Nadyne tak enak.
"Siapa Dyn?" Tanya balik Tiffany.
"Sepupu aku. Anaknya adik ibu aku. Sakti kenalin ini Tiffany temen aku." Kata Nadyne yang menatap Sakti beralih kepada Tiffany.
Sakti mengulurkan tangannya "gue Sakti." Memperkenalkan diri.
Membalas uluran tangannya "Tiffany."
"Bukannya sekolah baru seminggu masuk yah Dyn? Kok udah punya temen cantik." Kata Sakti melihat Tiffany dengan cengirannya.
"Iya dong Nadyne gitu." Balas Nadyne dengan menyombongkan diri.
Memutar bola matanya malas "iyaya."
"Mau pulang kapan?" Tanya Sakti.
"Enggak papakan Fan?" Bukannya menjawab pertanyaan Sakti, Nadyne malah menoleh ke arah Tiffany kemudian berucap dengan nada tak enak
"Iya gak papa." Jawab Tiffany dengan senyumnya
"Kamu hati-hati. Bye Fan." Kata Nadyne
"Sampai ketemu lagi sama calonmu." Kata Sakti diiringi tawanya karena merasa jijik dengan ucapannya sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
GENNAIOS ✓
Genç Kurgu(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Hargai Author yuk! Gennaios Ippotis Xendrick, si Ksatria Pemberani sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Yunani. Skliros geng motor yang diketuai Genna. Kehidupan Genna yang penuh dengan teka-teki menarik Nadyne Sha...