Three

53.7K 2.8K 34
                                    

Jika Nadyne yang memesan makanan mungkin saja dia sudah bosan mengantri, tapi Nadyne aneh kepada Tiffany mengapa memesan makanannya tidak memerlukan waktu lama? Padahal antrian sangat panjang.

Sudahlah dia tidak ingin memikirkan hal itu saat ini, yang terpenting sekarang makanannya sudah datang.

Menikmati makanannya, Nadyne tidak sadar bahwa setiap pergerakannya diperhatikan oleh seorang lelaki yang berada beberapa meter di depannya.

Setelah selesai makan, Nadyne memperhatikan lelaki yang pernah mengantarkannya pulang. Seolah sadar Tiffany menoleh kearah belakang.

Singgih sadar Tiffany menoleh kearah mereka. Singgih berdiri dari duduknya kemudian berjalan mendekat kearah Tiffany "Hallo neng
gelis." Sapa Singgih kepada Tiffany, menghiraukan siapa yang berada di hadapan Tiffany.
(Hallo neng cantik)

Tiffany mempertahankan wajah datarnya, dia tidak berniat untuk menyapa balik Singgih.

"Jutek bener si gelis." Kata Singgih.

"Pepet terossss." Teriak Nishad di tempat duduknya.

Seakan sadar gadis cantik di hadapan Tiffany, Singgih mengulurkan tangannya "Nama gue Arwan Singgih."

"Arwah kali. Nama aja lupa Lo." Sambar Nishad. Singgih menatap sinis kearah Nishad.

Nadyne tidak berniat menerima uluran tangan Singgih, dia fokus meminum es jeruk miliknya.

Singgih berdecak kesal saat uluran tangannya diabaikan, seumur hidupnya dia tidak pernah ditolak oleh perempuan.

Singgih kembali ke tempat asalnya dengan menghentakkan kakinya, seperti seorang gadis yang merajuk. Sedangkan lelaki yang sedari tadi memperhatikan Nadyne tersenyum tipis.

Setelah kepergian Singgih akhirnya Nadyne membuka mulutnya "Siapa Fan? Pacar kamu?" Tanya Nadyne penasaran.

Sebenarnya tadi Nadyne tidak menerima uluran tangan Singgih karena takut. Jika Singgih pacarnya Tiffany, dia takut kalo nanti Tiffany malah cemburu kepadanya

"Yakali gue pacaran sama cowok playboy kayak Arwah." Jawab Tiffany dengan nada tenangnya.

"Mereka siapa Fan? Kok jadi sorotan para cewek gitu sih?" Tanya Nadyne mengeluarkan rasa penasarannya sedari tadi dia datang memasuki kantin.

"Yang tadi Singgih, anggota geng Skliros. Sebenernya males ngomongin mereka, tapi biar Lo gak bikin masalah sama mereka gue jelasin."

"Lima orang yang duduk dibelakang gue itu inti Geng Skliros, geng motor yang disegani di Bandung. Jangan ada yang mengusik mereka, kalo ada sama aja bangunin singa yang lagi tidur."

"Mereka punya prinsip, salah satunya mereka gak akan nyakitin perempuan secara fisik, anak kecil sama orang yang harus mereka hormati."

Tiffany menoleh kearah belakang "Cowok yang duduk di paling pojok namanya Gennaios Ippotis Xendrick, dia ketua Geng Skliros, katanya dia itu paling ganteng, banyak cewek yang suka sama dia, tapi mereka gak berani deketin Genna. Banyak yang bilang sih dia tak tersentuh."

"Kenapa?" Potong Nadyne.

"Dia itu terlalu dingin. Ngomong seadanya, gak pernah senyum sedikit pun, kalo pun dia senyum, serem deh pokoknya. Senyum seringai yang sering dia liatin buat mukanya seremmm banget, berkali-kali lipat. Rumornya dia kayak gitu karena gak dianggap dikeluarganya. Cuman papahnya yang sayang sama dia, katanya sih gitu, gak tau deh gue dan gak mau tau juga."

Menghela napasnya "Nah yang duduk disebelah Genna namanya Nishad Anederea, yang rambutnya berjambul, pake anting item di telinga sebelah kiri. Dia berani karena keluarga Anederea itu donatur terbesar di sekolah ini, kalau Genna buat masalah, Nishad yang akan bantu. Tapi dia itu gak pernah sombong malahan dia itu bersikap biasa aja, sama kayak siswa lain, dia itu humor abis. Walaupun receh tapi bisa bikin ketawa."

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang