Thirteen

39.6K 1.9K 25
                                        

"Selamat menikmati." Ucap bapak-bapak penjual Mie Bakso Cibantar

"Terimakasih pak." Kata Nadyne dengan senyuman manisnya membuat hati Genna terasa menghangat

Nadyne menutupi rasa gugupnya ketika Genna mengamatinya, memakan Mie Bakso dengan mencoba tenang karena degupan jantungnya tak karuan semenjak Genna mengucapkan bahwa dirinya adalah miliknya. Sedikit tak percaya, secepat ini dia memiliki kekasih? Apa Genna sedang bercanda? Tak mungkin seorang Genna ingin membuang waktunya untuk bercanda bukan?

"Pulang sekarang?" Tanya Genna karena mereka sudah menghabiskan makanannya

Nadyne mengangguk pelan, sungguh hatinya merasa tak karuan dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Tapi mengapa Genna terlihat seperti biasa saja sekarang seperti tidak ada kejadian apapun?

🐼🐼🐼

Jam kosong adalah waktu yang sangat di sukai oleh siswa siswi. Di kelas XI IPA 1 sekarang sudah ada yang berada di pojok ruangan dengan memegang ponsel di miringkan karena bermain games online, ada yang sudah terlelap dengan kepala di atas meja, ada yang menyatukan beberapa bangku untuk tidur, banyak yang dilakukan oleh siswa siswi di kelas ini.

Nadyne dan Tiffany duduk di depan kelas. Nadyne yang membaca novel sedikit terganggu oleh Tiffany yang mengajaknya mengobrol terkadang melihatkan photo salah satu tiktokers tampan dari Bali.

"Yaampun Dyn. Edwin itu ganteng banget apalagi pake baju lengkap paskibra." Histeris Tiffany melihat photo lelaki yang bernama Edwin

Saat melihat photo yang disodorkan Tiffany, Nadyne tersentak saat ada tangan yang mencekal pergelangan tangannya.

"Gue pinjem Nadyne sebentar Fan." Ujar Galih yang sedikit menarik Nadyne untuk mengikutinya

Tiffany hanya mengangguk saja, dia langsung menyibukkan dirinya kembali dengan ponselnya yang terdapat beberapa photo Edwin. Entahlah bagaimana bisa Tiffany suka pada lelaki itu.

🐼🐼🐼

Genna dengan keempat sahabatnya berjalan di koridor, seperti biasa Rully dengan Genna menampilkan wajah datar, berbeda dengan Nishad, Singgih dan Aileen yang bercanda ria.

"Wah parah sih Galih Gercep bener deketin Nadyne." Kata Aileen melihat ke arah depan dimana Nadyne ditarik oleh Galih

Genna yang melihatnya pun berjalan dengan cepat menuju Nadyne dan Galih. Keadaan koridor yang ramai menatap Genna dengan tatapan kagum tidak dihiraukan oleh orang yang berjalan cepat ini.

"Don't touch her. She's mine." Ucap Genna dingin dengan suara seraknya. Emosinya masih bisa ia tahan.

Tangan Galih yang mencekal pergelangan Nadyne belum terlepas walaupun Genna sudah mengatakan jangan sentuh Nadyne. Jika Galih tidak mau melepaskan tangan Nadyne maka Genna yang melepaskannya sendiri.

Tangan yang dicekal Galih pun berpindah alih menjadi dicekal oleh tangan kekar Genna, yang terasa pas untuk tangan mungil Nadyne. Jika tadi yang menarik Nadyne adalah Galih, sekarang yang menariknya adalah kekasihnya sendiri. Genna tidak ingin berbagi apa yang dia miliki sekarang. Nadyne miliknya, gadisnya dan selalu akan menjadi miliknya dan gadisnya, dia tidak akan membagi apa yang telah di milikinya apalagi seorang Nadyne.

Entah Genna akan membawa Nadyne kemana, Nadyne hanya pasrah karena dia percaya Genna. Entah apa yang membuat hatinya percaya dengan seorang Genna. Genna yang terkenal kejam oleh orang-orang tapi tidak dengan Nadyne, mereka belum tahu sisi baik seorang Genna itu pikir Nadyne.

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang