Pria dengan kemeja yang tak dikancingkan memperlihatkan kaos hitam itu berjalan menuju kantin bersama sahabat-sahabatnya. Di sampingnya ada Rully dengan membawa buku ditangannya dan baju yang sangat rapi. Dibelakangnya ada Nishad, Singgih, dan Aileen yang bercanda ria.
Sesampainya di kantin dia melihat hal yang membuatnya kesal sendiri, rahangnya mengeras, tangannya terkepal kuat. Dia memejamkan matanya mengendalikan kembali emosinya. Nadyne dengan seorang pria yang ia ketahui bahwa dia adalah Ketua OSIS di sekolah ini, wajahnya lumayan tampan, otaknya cerdas, dan pakaiannya yang rapi. Hal itu membuat para siswi terpesona dengannya.
Genna hanya melewati meja tempat Tiffany, Nadyne dan Galih si ketua OSIS tanpa melirik sedikit pun. Nadyne yang duduk bersebelahan dengan Galih sedikit mendongak saat melihat Genna, Nadyne tersenyum tipis tapi tak dihiraukan oleh Genna.
Singgih duduk di sebelah Tiffany dengan cengirannya memperlihatkan deretan gigi putihnya. Nishad yang sadar langsung menjitak kepala Singgih pelan.
"Sakit njir." Keluh Singgih.
"Mau duduk di situ lo?" Tanya Nishad dengan sewot.
"Serah gue dong." Jawabnya tak kalah sewot.
Nishad meninggalkan Singgih dan berjalan menuju meja pojok yang telah di duduki ketiga sahabatnya. Nishad duduk bersebelahan dengan Aileen di hadapan Rully.
Mereka sedang memakan makanan yang telah mereka pesan, sedangkan Rully hanya memesan minuman, dia tidak begitu lapar saat ini "Jangan diliatin!" Sindir Rully yang melirik sebentar Genna lalu beralih kembali membaca buku.
"Paan dah?" Sewot Nishad.
Rully hanya melirik Genna. Nishad dan Aileen mengikuti arah pandangan Rully yang melirik Genna kemudian beralih melirik Nadyne.
Nishad tersenyum lebar "hareudang, hareudang, hareudang. Panas, panas, panas." Nyanyi Nishad dengan suara falsnya.
(Gerah, gerah, gerah. Panas, panas, panas)
*Lagu yang pernah viral"Selalu, selalu, selalu panas dan hareudang." Sambung Aileen yang sedari tadi hanya diam.
Genna hanya diam dengan wajah datar. Matanya menatap sahabatnya tajam. Mengapa dia harus menatap kearah Nadyne dengan wajah kesal sih, dia berada dengan sahabatnya yang tak tau malu mengatainya dimanapun.
Ternyata benar kata orang, rasa cinta bisa dipendam hingga beberapa tahun lamanya. Tetapi rasa cemburu tidak bisa disembunyikan walau hanya sehari.
"Fany lo lama ngejomblo dah." Celetuk Singgih.
Tiffany mendongak menatap tajam Singgih "sok tau lo." Sewot Tiffany.
Mata Singgih menelusuri kantin untuk menemukan siswa ataupun siswi yang membawa gitar, tapi hasilnya nihil tidak ada satupun yang membawa gitar ke kantin.
Yaiyalah mau ngapain bawa gitar!
"Gue mau nyanyi." Beritahu Singgih tetapi dihiraukan Tiffany.
Singgih mulai menarik napas panjang
"Ku ingin nikahi kamu
Jadikan kau istriku
Ku ingin kau jadi ibu dari anak-anakku" Singgih mulai bernyanyi.Mendengar suara pas-pasan Singgih membuat semua orang tergelak apalagi Nishad dan Aileen
"Sebut namamu binti ayahmu
Dan semua wali kan berkata sah." Sambung Nishad."Sah." Ucap seluruh siswa di kantin yang sedari tadi mendengar mereka berdua bernyanyi.
"Ini gila tapi ku mau." Lanjut Aileen.
"Halalkanmu." Lanjut seluruh siswa.
Singgih mendengus kesal, kantin bukan tempat yang tepat untuk dia menyanyikan sebuah lagu untuk Tiffany. Di kantin terlalu banyak yang mengganggunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GENNAIOS ✓
Novela Juvenil(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Hargai Author yuk! Gennaios Ippotis Xendrick, si Ksatria Pemberani sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Yunani. Skliros geng motor yang diketuai Genna. Kehidupan Genna yang penuh dengan teka-teki menarik Nadyne Sha...