Ramai. Satu kata yang bisa dikatakan untuk tempat ini. Kantin yang tadinya sepi setelah bel istirahat berbunyi menjadi ramai sekali. Nadyne yang telah duduk berhadapan dengan Tiffany, jauh dari tempat Nadyne sudah berkumpul inti Geng Skliros. Seperti biasa mereka duduk di tempat yang tak ada seorang pun berani menempatinya.
Nadyne yang makan sedari tadi mencuri-curi pandang kepada Genna seketika tertangkap oleh pandangan Rully. Kemudian Rully menoleh ke arah Genna yang duduk di sampingnya, sepertinya Nadyne tidak sadar bahwa Rully mengetahui bahwa Nadyne mencuri pandang terhadap Genna.
Seakan mengerti dengan keadaan Rully membuka suara "katanya, tadi sepupunya." Kata Rully membuat keempat sahabatnya menoleh ke arahnya dengan tatapan bingung
"Naon sia teh teu jelas anjim?" Tanya Aileen yang melemparkan kulit kacang kepada Rully
Rully hanya menanggapi mereka dengan mengangkat kedua bahunya acuh. Rully tau jika Genna pasti mengerti apa yang di ucapkannya, dilihat dari raut wajah yang tidak sedatar tadi dan tanpa sepengetahuan Nishad, Singgih dan Aileen, Rully melihat lengkungan di bibir Genna.
🐼🐼🐼
"Lama banget." Cibir Nadyne yang bisa didengar oleh lelaki yang sudah berdiri di sampingnya.
Baru saja lelaki itu sampai dan berdiri di samping Nadyne, Nadyne sudah membuka pintu mobil kemudian masuk tanpa dipersilahkan oleh orang yang punya mobil. Setelah Nadyne masuk dan menutup kembali pintunya, Sakti menghela napas panjang kemudian menghembuskannya sambil mengusap dadanya sabar dan memutari mobil untuk masuk ke bangku kemudi.
"Idih ngambek." Ucap Sakti ingin mencoba untuk mengubah keheningan.
"Yaah kok diem sih?"
"Gue gak suka ah kalau lo kayak gini."
"Dyn kita kan mau jalan-jalan masa lo diem gini sih."
"Yaudah gue minta maaf karena telat."
"Jangan diem terus dong Dyn."
Sakti hanya bisa bermonolog sendiri, Nadyne tidak menyahuti dia tetap diam. Tanpa sepengetahuan Sakti, Nadyne yang melihat jendela membelakangi Sakti sedang tersenyum geli melihat Sakti sudah frustasi dengan kediamannya.
Sebenarnya Nadyne tidak benar-benar marah pada Sakti, dia hanya ingin mengerjai Sakti saja saat ini.
"Hahaha." Tawa Nadyne pecah yang sedari tadi ditahannya mati-matian
"Lo gak kesurupan kan?" Sakti menoleh sekian detik kemudian memfokuskan kembali ke depan. Nadyne hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah polosnya.
"Tadi diem eh taunya ketawa, gue kan jadi serem denger ketawa Lo." Ucap Sakti bergidik ngeri disusul dengan menatap kesal Nadyne tidak lama
"Kamu sih lama, jadikan aku kerjain kamu." Kata Nadyne dengan sisa tawanya.
"Iya iya maaf tapi Lo gak ngambek kan?" Tanya Sakti memastikan
"Tergantung." Ucapan Nadyne yang membuat Sakti tambah kesal
"Jadi mau jalan-jalan kemana? Sebagai permintaan maaf gue Lo boleh beli apapun yang Lo mau." Kata Sakti dengan sungguh-sungguh
"Mau ke toko buku." Kata Nadyne antusias
"Ambil buku yang Lo mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
GENNAIOS ✓
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Hargai Author yuk! Gennaios Ippotis Xendrick, si Ksatria Pemberani sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Yunani. Skliros geng motor yang diketuai Genna. Kehidupan Genna yang penuh dengan teka-teki menarik Nadyne Sha...