Prolog

127K 4.9K 42
                                    

Malam yang sangat sunyi, seorang gadis berkulit putih berjalan dengan santai menikmati dinginnya malam menuju minimarket terdekat.

Karena makanan ringan dirumahnya belum terisi sama sekali, sebab baru tadi siang dia sampai di Bandung dari Bali tanah kelahirannya. Dia pergi dimalam hari hanya untuk membeli makanan ringan, pasalnya dia tidak bisa hidup tanpa makanan ringan di malam hari.

*Sambil drakoran enak kan yah😂

Gadis itu bersenandung kecil, senyum terpatri di wajahnya. Dia sedikit kaget melihat sebuah motor tergeletak beberapa meter dihadapannya, dia langsung berlari tanpa memikirkan keselamatan dirinya, hampir saja dia tersandung, jika dia tidak menyeimbangkan tubuhnya mungkin saja dia terjatuh.

Mata gadis itu membulat saat melihat pergerakan seseorang yang tak jauh dari motor yang tergeletak, dengan langkah perlahan tapi pasti mendekati seseorang yang masih mengenakan helm. Tangannya semakin erat memegang plastik makanannya.

Membuka helmnya memperlihatkan wajah tampannya, lelaki itu meringis saat bagian siku tangannya terasa nyeri.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya gadis itu hati-hati.

Lelaki itu melirik sekilas gadis yang berdiri dihadapannya dengan kepala yang dimiringkan. Terlihat sangat imut pikirnya "gak." Jawabnya dengan wajah datar.

Melihat bagian tangan lelaki dihadapannya yang tak terbalut jaket, gadis itu berdecak kesal saat melihat cairan kental berwarna merah mengalir.

"Katanya gak apa-apa." Kata gadis itu yang menarik paksa tangan lelaki itu.

Lelaki itu menatap sinis gadis dihadapannya, dia menarik kembali tangannya yang digenggam gadis asing yang tak dikenalnya.

Menarik napasnya panjang kemudian menghembuskannya "diseberang sana rumah aku." Jelasnya "kesana dulu yah, obatin dulu tangannya." Ajaknya "Masih bisa jalankan?" Tanyanya khawatir.

"Gak usah." Tolak lelaki itu dingin.

Lelaki itu mencoba berdiri dengan tangan yang menumpu berat badannya untuk berdiri, dia berhasil berdiri tetapi tangannya terlalu sakit untuk mencoba mengangkat motornya.

"Udah sih ikut aja dulu." Kesal gadis itu "Aku bantu jalan keseberang yah?" Ajaknya memegang sebelah tangan lelaki itu, tangan satunya memegang kantung plastik berisikan makanan ringan, memapahnya sampai ke teras rumahnya, gadis itu tidak kesulitan karena lelaki itu tidak menolak "Tunggu, aku ambil obat dulu." Kata gadis itu memasuki rumahnya, sedangkan lelaki itu duduk di kursi yang disediakan di teras.

"Siapa Dyn?" Tanya Reynald-Ayah Nadyne yang sedang membaca koran, dari ekor matanya Reynald melihat putrinya berlari kecil.

"Gak tau Yah, Nadyne nemuin dia jatuh di seberang." Jawab Nadyne membuka laci, mencari kotak P3K setelah menyimpan makanannya asal tanpa menatap Reynald.

Kembali berlari kecil menuju teras yang terdapat lelaki yang ditemukannya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Sedangkan lelaki itu menatap gadis yang kini duduk disebelahnya.

"Jaketnya buka dulu!" Perintah Nadyne.

Aneh. Lelaki itu tidak bisa menolak, dia bahkan hanya menurut saja, membuka jaket berwarna cokelat tua miliknya yang menyisakan kaos hitam yang mencetak jelas otot tubuhnya.

Melihat luka pada siku dan darah yang mengalir sampai pergelangan tangan lelaki itu, Nadyne meringis seakan ngilu melihat luka itu.

Dengan cekatan Nadyne membersihkan darah di seluruh tangan lelaki itu, tanpa sepengetahuan Nadyne lelaki dihadapannya ini menatap intens wajah cantiknya. Dia sedikit menyunggingkan bibirnya.

Menempelkan perban pada bagian siku lelaki itu dengan wajah yang serius "Selesai!" Ucapnya setelah selesai.

Tangan gadis itu sibuk merapikan kotak P3K, sedangkan lelaki dihadapannya memakai jaketnya. Dia berdiri dari tempatnya "thanks." Ucapnya langsung pergi tanpa menunggu sahutan ataupun jawaban sama-sama dari gadis yang diam menatapnya.

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang