Menggibaskan kaus olahraga yang basah karna keringat, Gue mendengus saat dengan santainya Lydia melepas kaus, meninggalkan singlet warna hitam menutup tubuh atasnya. Gue melempar kaus yang Lydia buang sembarang arah tadi kembali ke wajahnya.
Saat ini jam olahraga buat kelas Gue, 10 IPS 2. Bukan hanya kami yang bertebaran di lapangan Darmawangsa, anak-anak 10 OlimIPA 1 -kelas Anggun- juga ikut bertebaran, tapi bedanya mereka sibuk di lapangan voli. Kelakuan Lydia sontak menjadi pusat perhatian, terlebih mahluk dengan gender laki-laki.
"Anjing! Eh, mau kemana Lo?" Lydia kembali menggunakan kaus olahraga yang Gue lempar.
Meraih bola basket yang nganggur di tengah lapangan Gue menembak ke papan ring, bola meleset mengenai seseorang, bagus tepat sasaran.
Memungut kacamata berframe hitamnya, Alex menatap tajam. Tanpa rasa bersalah Gue memungut bola orang yang sudah kembali menggelinding ke kaki, memantulkan bola sambil berlalu kembali mencetak angka.
"Et dah, Lo ngapain sih Ndra? Giliran di gangguin Lo marah. Eh, pas si Alex diem Lo malah gangguin. Bocah amat!" mengoper bola ke Lydia Gue berhenti berlari, menarik nafas panjang dan menatap Alex yang sedang berbicara dengan Bu Ajeng di koridor.
Gue kenapa? Jelas Gue pengen nanya tuh bocah tau dari mana kalo Gue masih ada darah Sudibyo, tapi sekolah bukan tempat yang tepat di tambah lagi lelaki dengan seragam lengkap itu ogah-ogahan mendekat. Contohnya pagi ini, Alex memilih bungkam saat Gue dengan sengaja parkir di tengah lapangan basket, dan ujungnya Bu Ajeng yang ngomel.
Berdecak sebal, Gue kembali memainkan bola orange. Memantulkan ke lapangan dengan kasar, lalu menembak tepat sasaran.
"Tuh manusia PMS abadi kenapa lagi?" Anggun yang baru bergabung dengan Lydia di sudut lapangan sengaja mengerasakan suara sambil menunjuk Gue dengan dagu.
"Di tinggal pas lagi sayang-sayang nya sama Alex" Gue melempar Lydia dengan bola di tangan, kedua manusia yang duduk bersisian tersenyum mengejek.
"Si Gani mau Lo kemanain?"
Gue mengambil tempat di sebelah Anggun, mengangkat bahu menjawab pertanyaan Lydia, gue memilih menengguk Pepsi kalengan.
"Masukin asrama putra kali"
Spontan Gue menoyor kepala Anggun. "Jangan samain Gue ama taplak meja kesayangan kalian!"
Lydia bangkit, mengambil tempat dengan posisi mengapit Gue. Oke sesi sidang di mulai, gak percaya?
"Kejadian di parkiran SIJOKO kan?" head shot!!
"Alex tau tetek bengek lo?" ngalahin cenayang aja nih dua manusia.
"Gue gak tau dia dapet info dari mana, pengen wawancara ampe mampus, tapi Gue di cuek in gini. Susah ya ngejar seseorang yang gak nganggeo kita ada" Lydia memasang wajah cengo, lalu bertepuk tangan. Sedangkan Anggun menepuk bahu Gue dengan raut wajah bangga, wokey salah apa lagi Gue?
"Baru ngejar udah sebucin ini Lo? Weh gile, bayangin kalo Sandra punya pacar!" ucapan Lydia Gue bales delikan tajam.
Anggun memasang wajah serius, "culik aja, Lo lupa dekingan Lo?"
"Heh, gak waras Lo Nggun!"
"Timbang jadi beban pikiran gini? Mending di selesain Lyd!"
"Wokey, nanti pulang sekolah. Gue mau Alex udah ada di apart Gue!"
"Wiih langsung ke apart? Lo gila Ndra?"
"Bacot Lo Lyd, ngomong lagi gratis piring keramik ke kepala!"
💸💸💸
Cowok dengan atasan singlet hitam dan bawahan celana abu sudah duduk terikat di atas kursi ruang tengah apartment Gue, penasaran kerjaan siapa?
"Obat biusnya Lo kasih over dosis ya ta?" Meka yang menepuk-nepuk pipi Alex menatap Novita.
Cewek yang sedang asik dengan sekotak stick poky rasa coklat di meja makan menatap Meka, kepalanya mengangguk tanpa beban.
"Gile, nanti anak orang overdosis gimana?" Lydia menendang kaki Novita yang terayun di kursi meja makan, saat ini kedua cewek itu lagi beraktifitas dengan potensi meningkatkan kualitas tubuh a.k.a makan.
Gue berjalan menghampiri Alex yang masih menunduk terkapar, mengusap kepala dengan tatanan rambut rapi khas seorang anak teladan tapi gak berkesan nerd. Jarak hidung kami hanya beberapa centi sampai Anggun berdehem, sial kenapa Gue bisa lupa kalo mereka ada di sini?
"Lo suka sama Alex ndra?"
"Matanya aja"
"Orangnya?"
"Gak" tatapan Gue dan Novita berserobok, gadis yang dari tadi sibuk dengan snak khas Jepang itu menatap dengan binar.
"Gak ada ceritanya ta, skip skip!" Anggun yang dari tadi sibuk mewawancarai menangkap basah acara kode-kodean Gue dan Novita.
Gue masih menunduk saat kedua netra milik ketua OSIS songong ini menampakan wujudnya, ekspresi terkejut langsung bisa ia atasi, sedikit berdehem, tatapan kami kembali bertemu tanpa ada niat bergerak dari posisi.
"Dasar kebo" Alex menatap gue tajam, seringai terbit di bibir Gue, ni cowok lucu juga.
"Mau apa Lo?"
Suasana hening, Meka memilih gak ikut campur dan sekarang udah cabut ke kamar Gue buat ngebo. Novita dan Lydia mengawasi dari meja makan, sedangkan Anggun duduk di sofa yang tak jauh dari Gue.
"Dari mana Lo tau?"
Alex mengeluarkan smirk, sialan nih manusia.
"Lahir dari bangsawan eksekutor, di besarkan tanpa perasaan. Memang ya, tekanan di perlukan agar berlian berkualitas tercipta"
Plaaakk
Gue menampar Alex cukup kuat, saking kuatnya sampai membuat kursi kayu jati yang ia tempati sedikit bergerak. Nafas Gue memburu, sialan! Gue kecolongan, dan kenapa harus sama nih manusia?
"Kasih tau Gue, sebelum rahang Lo pindah bukan ke tempat seharusnya!" suara Gue rendah, tapi cukup untuk mengintimidasi.
Alex tersenyum, bisa Gue jamin tangannya yang terikat di kursi udah gatel buat bogem Gue balik. Tatapan kami masih saling bertemu, anehnya gak ada debaran dan perasaan asing yang Gue rasain pas natap mata Gani. Skip Gani si kampret, yang sekarang hobi ngerencohin idup gue!
"Sandra Galuh Sudibyo" Alex tersenyum menyebalkan.
"Jadi pacar Gue, dan akan Gue jelasin semua yang harus Lo tau!"
Holllaaaa up lagi, eh betewe kalo ska punya ig kalian mau follow gak? Sekalian mau share visual di sana gmana?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANI (TAMAT)
Teen FictionWARNING⚠ BERLOGO 18+ KARNA BANYAK KATA² KASAR! yang gak cukup umur, ganti cerita dulu🔞 Awalnya semua baik-baik saja, gue udah biasa menjalan kan aktifitas sebagai anggota Angkasa. Tapi semenjak hari itu, semua berubah, gedek? Pasti lah, gue jadi...