30

84 2 0
                                    

Double up!!!

So??so??

Vote and comen yaos!!

***
Gue berdiri mematung setelah menutup pintu kayu, pemandangan gak asing tapi cukup bikin mental di uji. Dengan hati-hati, Gue berjalan mengikuti suara rintihan di susul suara tawa dan ucapan manja. Satu kata di otak Gue, MENJIJIKAN!

"Novita!" gadis yang menguncir rambutnya ala poni tail bangkit setelah asik menindih seseorang di bawahnya, jangan mikir aneh-aneh dulu!

"Eh Ndra, ada apa?" Novita kembali asik dengan mainan barunya, ah pemandangan apaan nih?

"Stop atau Gue panggil Bokap Lo!" berdecih, Novita bangkit dari atas tubuh seorang cowok yang terbaring lemas di atas sofa. Keringat bercucuran membasahi kaus warna putih, tunggu Gue kaya kenal deh.

"Satria?"

Cowok hobi cengengesan itu tersenyum tipis, lalu jatuh tertidur dengan tubuh yang basah oleh keringat dan juga, darah?

Gue menatap Novita yang meraih kotak P3K, lalu kembali mendekati satria yang sudah tertidur. Dengan santai, Novita menusukan jarum dan menjahit kulit lengan Satria yang memiliki luka lumayan lebar. Oke jangan langsung judge Sandra, biarin dia tenang dulu.

Sesekali Satria meringis menahan sakit, seolah tuli Novita masih asik menusuk kulit Satria dengan mata jarum berbentuk kail khas jarum jahit kulit. Setelah selesai membalut hasil jahitan dengan perban, Novita menatap Gue tajam. Jangan pikir Gue bakal takut, gak sama sekali!

"Ganggu!"

"Inget itu orang"

"Sama aja"

"Satria meninggal, baru tau rasa Lo!"

Novita yang baru saja memasang tranfusi darah ke lengan Satria memamerkan smirk, menunduk mengecup kening Satria, lalu menghampiri Gue yang duduk di salah satu sofa.

"Udah taken?"Novita mengangguk, lalu menyandarkan kepala nya ke bahu Gue.

"Inget itu anak orang, bukan mainan!"

Novita menoleh, retina kami bertemu. "Tenang, dia budak Gue selamanya kok. Seneng rasanya nemu mainan nurut" Gue menggeplak kepala Novita dengan cussion sofa, psikopat cantik itu tertawa riang.

💸💸💸

Gue menelungkup kan kepala di antara lipatan tangan, sudah pukul 3 pagi. Akibat kemarin baru menenang tender, Bibi Syavita langsung menginstruksikan rancangan proyek yang deadline nya hari ini. Kurang sial apa lagi Gue?

Setelah memastikan Novita mendengar semua celotehan Gue untuk gak menyakiti Satria, Gue bergegas menuju apartment. See? Orang-orang bakal goblok kalau udah menyangkut masalah cinta.

Dengan mata berbalut kacamata anti radiasi, Gue kembali menegakkan kepala. Merancang proposal dan mengecek kembali hal-hal yang di perlukan, kalo salah, bisa-bisa say good bye pada Porsche inceran gue tahun ini.

Miku sudah tertidur pulas di atas coffe table, tepat di samping laptop dan di atas tumpukan berkas. Demi mengusir rasa lelah dan ngantuk, gue berjalan ke coffe maker di dapur. Menunggu cairan hitam pekat jatuh ke dalam mug, Gue mengacak-acak isi kulkas sampai satu tangan menyentuh pundak Gue. Reflek, Gue tarik dan kunci pergerakan lawan, menindih tubuhnya menghadap kulkas.

"Lepas Ndra!" suara ini? Gue membuka kuncian, Gani berbalik menatap Gue. Di antara gelapnya ruangan yang hanya di tolong lampu hangat sudut ruangan, Gani menatap Gue intens.

"Ck, ngapain Lo jam segini di sini?" tangan Gue sibuk membuka kulkas setelah meraih mug, masih dengan telinga terpasang menanti jawaban Gani.

Gani meraih mug berisi kopi di tangan Gue, "udah gelas ke berapa?"

Gue mengacak rambut frustasi, "bisa gak sih, Lo jangan ganggu Gue kaya kemaren?"

Gani meletakan mug di atas meja, meraih bungkusan citato, lays, dan sebangsanya dari tangan Gue. Tatapan kami kembali bertemu, "Gue tanya lagi, udah gelas ke berapa Lo ngopi?"

Gue berdecak sebal, lalu memalingkan wajah. Meski ruangan agak gelap, Gue dapat dengan jelas melihat retina coklat iti menatap. Menimbulkan gelenyar aneh, dan ini gak baik.

Gani menghela nafas kasar, memegang kedua bahu gue, cowok dengan kaus putih dan celana training semata kaki itu menarik dagu Gue.

"Jangan bikin Gue khawatir sama Lo ndra"

"Bosen Gue denger Lo ngomong itu trus"

Gani terkekeh, gila dia? Apa kerasukan ya? Gue ogah nyari pawang di pagi buta ini.

Gani beranjak, meletakan pisau di tangan Gue diikuti beberapa bawang merah dan putih, Gue mengerutkan kening bingung.

"Kupas, Lo laper kan?"

Gue menurut, gini-gini Gue juga bisa masak. Timbang ngupas bawang mah kecil, bikin soto medan aja Gue jago.

"Lagi ngerjain apa?"

"Deadline dari Bibi"

"Kenapa baru di kerjain?"

"Baru di kasih tau tadi malem"

"Deadline nya hari ini?"

"Pagi ini"

Gani mengangguk, lalu memasukan irisan bawang ke dalam frypan. Gue masih sibuk memotong daun seledri, dan mengikuti instruksi Gani.

"Nih, aduk bentar" menurut, Gue memgaduk entah apa namanya. Yang gue liat cuman irisan daging di balur saus kecoklatan, saking asiknya menganalisa gue gak memperhatikan pergerakan Gani.

Tubuh Gue terlonjak saat sepasang tangan kekar saling melingkar di perut Gue, seruan nafas hangat juga menerpa leher. Gani menopang dagu nya di bahu gue yang  terekspos karna menggunakan baju berkerah sabrina, sial. Pliss gak usah notice jantung Gue, udah ngalahin bunyi bass orgen keliling ini!

"Nafas Ndra" suara berat Gani menahan tawa membuat gue tanpa sadar menarik nafas rakus, sialan!

"Maaf Gue udah jarang perhatiin elo"

"G-gue gak butuh" biji kuda!! Gani sialan malah ketawa lagi.

"Akhir-akhir ini gue ada urusan"

"Bodo amat!" Gue berhasil mengendalikan diri, bagus Sandra! Jangan bikin malu, Aku bangga pada diri sendiri.

Tangan kanan Gani mematikan kompor tanpa merubah posisi, plis jangan muter Gue buat natap elo demi apapun! Komuk Gue udah merah nihh, ngalahin merahnya pantat babon.

"Lo malu kan?" Gue gak bergeming, punya ilmu apaan nih setan ampe bisa nebak isi kepala Gue?

"Gue juga tau soal Alex" ibaratkan baru ketahuan selingkuh, tubuh Gue langsung menegang.

Gani mengusap lengan Gue, "relax Ndra, Gue gak marah atau mau nidurin Lo sekarang" Gue mencubit lengan Gani, cowok gila. Ia hanya tertawa.

"Gue bisa aja ngelamar Lo sekarang juga"

"Dih sombong amat Lo" mengabaikan komuk Gue, Gue melepas rengkuhan Gani dan menatap lelaki menjulang yang berhasil bikini gue kena gejala palpitalis.

"Tunggu sama-sama sukses, and i take you be mine" dengan kurang ajar nya Gani melumat bibir Gue, Gue blank tapi gobloknya tetep diem dan biarin first kiss Gue di ambil gitu aja.








Holaaaaa masih happy eid Mubarak🌟🌟

ALGANI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang