Hewoooo!!
Typo langsung gas komen!!
•
•
•
•
Enjoy yaos!
***
Menatap Meka yang asik berjoget dengan aplikasi meresahkan abad ini, suara pota-pota diikuti Meka dengan gerakan yang yaa entahlah. Bersyukur aja Meka salah satu anak modern dance kebanggaan Darmawangsa, mengalih kan pandangan ada Lydia, Gilden, Ego dan Bastian yang sibuk main kartu.Udah pernah di bilangkan di capter sebelumnya kalau Lydia dan Meka gak satu kelas? Taplak meja yang satu itu memilih bolos jam pelajaran nya dan memilih ngetem di kelas Gue yang untung aja jam kosong.
Gak ada istilah sikap romantis antara Gue dan Gani, percayalah. Gani gak nembak Gue, dan kami tetap biasa aja pas di sekolah. Bukannya Gue menuntut di perlakukan bak ratu, tapi rasanya jadi runyam dan Gue benci merasa serba salah.
"Eh Ndra, sepupu Lo ngapain lagi tuh?" mengikuti arah tunjuk Lydia, ada Salsa di sana sedang bersama Alex. Kalau ini Gue gak mau repot, mengangkat bahu Gue memilih menenggelamkan kepala di lipatan tangan, mumpung jam kos mayan bisa tidur bentar.
"Peh! Yang gak jawab PKI!!" teriak Gilang dari arah pintu diikuti Satria dan Gani, Gue menatap mereka tanpa niat merubah posisi.
"Berisik deh Lo toa mesjid!" teriak Ego, gak heran sih. Anak cowo kelas Gue sebagian besar memang anggota KoLoS.
"Toa gini yang bakal di rindukan"
"Sumpah, Aku sih O aja ya kan" ucapan Satria membuat Ego kalah telak, diikuti tawa mengejek.
Lydia memilih melanjutkan permainan kartu remi dengan tambahan anggota, Meka masih asik berjoget setelah menyapa teman-teman pacarnya. Tenang Meka gak joget sendiri, berkat mulut manisnya sudah ada beberapa anggota angkasa ikut berjoget.
Gani di sana ikut bermain kartu remi, Gue memilih menyumpal telinga dengan headphone. Setidaknya series Ghibli lebih menarik, Gue gak nolep kok. Tapi malas aja rasanya kalau harus bergerak dan ikut ke sana, intinya lagi gak mood karna Gue lagi PMS!
Dan lagi masalah kemarin jauh lebih menguras emosi dan tenaga, sedikit terperanjat saat ada pesan masuk dari BiBi Syavita. Gue segera berlalu pergi, gak lupa meraih tas ransel hitam menyampirkan di pundak belakang dan mengaitkan tudung hoodie di kepala tanpa menggunakan di badan.
"Kemana Lo?"
"Wakuncar" tanpa menunggu balasan dari Meka Gue berjalan cepat di koridor menuju parkiran belakang.
Melempar tas dan hoodie ke passenger set, Gue memutar kunci mobil dan menancap gas meninggalkan Darmawangsa. Bodo amat akan ada surat panggilan orang tua berikutnya ke kantor bibi Syavita, sudah cukup Gue buang-buang waktu.
"Karna mama kamu bukan dari kelas mereka ndra"
Gue memukul stir keras-keras, cerita Frida masih terus berputar di kapal Gue. Malam tadi mata Gue enggan terpejam, masalah memusingkan entah siapa yang benar-benar malaikat dan mana tokoh iblis di sini.
Menekan gas dalam, Gue membiarkan umpatan dan klakson panjang. Bodo amat, Gue perlu seseorang untuk menunjukan jalan yang benar. Tapi sialnya, gak ada manusia yang bisa Gue percaya. Memarkirkan mobil di tepi jalan, Gue melengang masuk ke tempat asing yang mulai sering gue kunjungi.
"Hai Sandra" Gue tersenyum saat Fifi menyapa dengan ramah.
"Bibi mana?"
"Gimana? Udah siap?" Bibi Frida muncul dengan sebuket bunga tulip putih di tangannya, Gue sempat ragu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANI (TAMAT)
Teen FictionWARNING⚠ BERLOGO 18+ KARNA BANYAK KATA² KASAR! yang gak cukup umur, ganti cerita dulu🔞 Awalnya semua baik-baik saja, gue udah biasa menjalan kan aktifitas sebagai anggota Angkasa. Tapi semenjak hari itu, semua berubah, gedek? Pasti lah, gue jadi...