Ayo berburu typo
Kalo nemu langsung komen di tempat biar gak di ghosting😂😂
Enjoy guys!
***
Terhitung sudah hampir satu minggu Gani absen dari apartment, kehidupan Gue kembali seperti semula. Anak-anak Angkasa mampir dan mengacaukan isi apartment, nge bar, balapan, dan bekerja di weekend.
Kedatangan Salsa gak membawa berkah untuk perusahaan Bibi Syavita, entah lah di perusahaan ayahnya. Mengenai gadis pirang itu, tetap sama. Hobi bersaing, dan saat ini hal yang bikin anak Angkasa naik pitam adalah tindakan Salsa yang memblokade lapangan belakang sekolah.
Dengan santai Salsa duduk di sana, sendiri. Gue dan Popy yang masih menatap dari rooftop mengamati tingkah si pirang.
"Sorry ya Pop, orang gila lagi ngulah" Popy tersenyum, lalu menepuk bahu Gue yang masih setia mengamati lapangan.
Keadaan rooftop sepi, saat ini sedang jam istirahat di Darmawangsa. Hampir separuh dari anak Angkasa pergi olimpiade dan ikut pawai kompi drumband, bisa ngamuk mereka jika melihat lapangan kesayangan di blok kaya gini.
"Sans Ndra, Gue tau semuanya" Popy menolah menatap Gue dari samping. "Sudibyo punya keturunan dengan daya saing tinggi ya"
"Gue anak pungut" Popy tertawa.
"Ndra" Gue menoleh, masih bersandar di pagar pembatas tepi rooftop.
"Beberapa bulan lagi, angkatan Gue bakal fokus buat ujian angkatan Dewa" Popy memandang pada segerombolan anak-anak KoLoS yang menghampiri Salsa.
"Jaga Angkasa, Gue dan yang lain emang gak akan bisa ngontrol kalian seintens sekarang, Tapi Gue bakal mantau dari jauh"
"Ibarat Kolos tamengnya, Angkasa pedang. Jangan pernah ubah itu!"
Gue mendengus, "masalah Gue sama Gani kan?"
Popy mengangguk, gak usah heran sih mereka tau dari mana. Cewek tuh peka dengan mengandalkan intuisi tajam, tapi gengsi aja di gedein.
"Angkasa dan KoLoS akan tetap kaya gini kok, tenang aja!"
"Gue tau perasaan Lo gak baik-baik aja"
"Selama ada uang dan kalian, i'll be fine"
"Matrek" Gue dan Popy tergelak.
Suasana hening sesaat, Gue memilih mengadahkan kepala menghadap langit. Kata orang, mereka yang meninggal bisa melihat keadaan orang yang di sayangi dengan cara mengintip dari langit. Jadi, apa korban-korban yang di bunuh Oma juga begitu? Dan mama? Ah, entahlah.
"Lo kenapa?"
"Hah" Gue menoleh ke Popy yang melemparkan tatapan aneh. "Gak papa"
"Ayo turun, Gue udah di chat Fadel"
"Bucin sampe ke tulang pemirsa"
Popy menggeplak bahu Gue kuat, "sae lu kang Pepsi"
"Kalo salting najisun banget Lo!"
Berjalan beriring menuruni anak tangga, sesekali terbahak saat Popy manyun dan salting. Kalian nanyain buntut Gue? Mereka lagi asik dengan dunianya. Anggun dan Novita ikut lomba sains, Lydia tanding voly, jangan tanya Meka. Taplak meja yang satu itu memilih bolos dan menemani Rehan tanding Futsal ke sekolah lain.
"Tapi Gue serius ya Ndra, Lo bakal tau bahagia yang tak terdefinisi kan kalo udah nyoba"
"Kalo dapet transfer Gue juga gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANI (TAMAT)
Roman pour AdolescentsWARNING⚠ BERLOGO 18+ KARNA BANYAK KATA² KASAR! yang gak cukup umur, ganti cerita dulu🔞 Awalnya semua baik-baik saja, gue udah biasa menjalan kan aktifitas sebagai anggota Angkasa. Tapi semenjak hari itu, semua berubah, gedek? Pasti lah, gue jadi...