Cek-cek!!!.
Test...
Test....
Jangan lupa vote dan komen typo geng!!!
Enjoy!
********
Gani bersikeras dengan pendapatnya di rumah sakit, gue mengiyakan tapi harus balik apartemen dulu.Dengan alasan beberapa barang yang harus gue bawa, sambil terus mengulur waktu mencoba menggagalkan keinginan Gani.
Dia gila Apa?
Gani masih tinggal sama orang tuanya kan?
Apa kata orang tuanya nanti ketika melihat anak cowoknya membawa anak cewek dan ngajak nginep?
Ini indonesia kalo lo lupa, banyak tetangga julidnya.
Tapi semua usaha gue sia-sia, merebahkan diri di atas ranjang king size dengan dan selimut tebal warna putih, aroma maskulin Gani bener-bener kuat.
"So?" gue mendengus kesal menatap Gani yang berdiri di pintu.
"Seumur-umur, gue gak pernah senekat ini"
Ranjang bergoyang, Gani ikut berbaring di sebelah gue.
"Gimana kaki lo?"
"I can survive my self"
"Let me help you"
Gue menatap ke langit-langit kamar, untuk ukuran cowok, kamar Gani tergolong bersih meski ada beberapa barang yang tidak pada tempatnya.
"Lo sendiri di rumah?"
"Bokap-Nyokap pergi kondangan sodara, harusnya balik besok"
"Yaudah gue balik apartemen juga besok"
"Siapa yang bilang?" Gani menatap gue sengit
"Setan yang lo taksir" gue menoleh, balas menatap Gani sengit.
"Lo tetep stay sampe sembuh"
"Ogah, besok gue bal--"
"Stay sampe sembuh!"
"HOLLAAAA, SOMEBODY'S HOME??"
teriakan dari lantai bawah membuat Gani segera melompat bangkit, dan gue yang tenggelam dalam selimut.
"Lo tetep di sini!" gue mengangguk saat Gani berjalan keluar kamar.
Cukup lama, dan gue mulai bosan. Memilih bangkit dan menyeret koper dan meletakan di atas kasur, Lalu duduk di kursi meja belajar Gani, banyak piala dan sertifikat juga medali terpajang.
Gak heran sih, Gani tergolong pintar.
Bunyi pintu terbuka, posisi gue yang membelakangi pintu membuat gue malas menoleh, paling juga Gani.
"Ada siapa?" sandra goblok! Suer gak bo'ong!
Menoleh karna tak kunjung mendapat jawaban, Gue ikut terkejut saat melihat sosok yang membuka pintu, cowok dengan kaus putih di padu bomber jaket dan celana levis selutut.
Dia memasang wajah kaget, yang sialnya membuat gue ikut berekspresi goblok.
"L-Lo siapa?"
"Wow, my little brow is grow up" ucapnya sambil tertawa dan memegang perut.
Tawanya mereda, menyeka air mata akibat ketawa, ia mendekat dan reflek gue bangkit.
"Ini gak yang kaya lo pikir, serius! Gue sama Gani gak ngg--"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANI (TAMAT)
JugendliteraturWARNING⚠ BERLOGO 18+ KARNA BANYAK KATA² KASAR! yang gak cukup umur, ganti cerita dulu🔞 Awalnya semua baik-baik saja, gue udah biasa menjalan kan aktifitas sebagai anggota Angkasa. Tapi semenjak hari itu, semua berubah, gedek? Pasti lah, gue jadi...