19

100 2 0
                                    

Lagi, cowok dengan setelan jaket denim berdiri di depan apartment pukul setengah 5 pagi. Kali ini Gue gak bakal kecolongan lagi, sengaja nungguin loh ini.

"Mau ngapain Lo ke sini?"

Tanpa permisi Gani nyelonong masuk apartment Gue, tapi kali ini dia duduk dulu di sofa depan tv. Tumben? Biasanya langsung jadi koki dadakan.

Tangan nya sibuk dengan kotak warna putih, Gue yakin sih itu kandang jenjengan kaya tas ibuk-ibuk ke pasar. Saat di buka, satu kucing jenis bengal keluar.

"Eh, Lo ngapain? Mau rescue binatang jangan di sini"

"Sengaja" alis Gue berkerut.

"Sengaja kenapa?"

"Biar Lo gak aneh-aneh pas Gue gak ada" Gani bangkit menuju dapur, Gue membanting tubuh ke sofa, menatap kucing yang mulai berkeliaran di apartment.

"Kenapa?"

"Apa?" suara Gani dari pantry masih terdengar tanpa perlu usaha jejeritan.

"Kenapa Lo mau repot gangguin Gue?" hening sesaat, Gue gak mau terlalu berharap banyak. Mencoba menetralisir detak jantung, Gue menatap bayangan dari tv.

"Gue gak punya alasan pasti" Gani terhenti sejenak. "Tapi Gue rasa, pertolongan ini gak akan sia-sia"

"Gue gak perlu bantuan Lo"

"Tapi Gue mau"

"Gue gak!"

"Lihat aja nanti Ndra, kita lihat aja nanti"

Gue membiarkan Gani bertingkah sesukanya, ah apa kalian udah tau? Seminggu terakhir ketua Kolos ini rajin pake banget ngabsen di apartment tiap pagi, gak macem-macem kok. Setelah memasak sarapan, ia bakal pulang dan kami bertingkah seolah tak ada apa-apa di sekolah. Bukannya menyembunyikan, Gani masih tetap sama seperti sebelumnya yaudah kan?

"Kucingnya mau di kasih nama siapa?" meraih Tumbler, Gue minum tanpa mau repot menuang air ke dalam gelas dulu. Percayalah, minum langsung dari mulut botol punya sensasi tersendiri.

Gani menoleh sebentar, lalu kembali fokus mengaduk bahan-bahan di dalam frypan. "Terserah, mau Lo siapa?"

Mendengus, jawaban macam apa itu? Menyeka air yang menempel di bibir, Gue berkacak pinggang. "Lo yang bawa dia ke sini, setidaknya kasih nama kek. Tanda kalo Lo mengakui keberadaan dia!"

Seolah tau sedang menjadi topik gibah, kucing warna putih dengan loreng warna hitam khas keturunan bengal mendekat. Menggesekan tubuhnya di antara kaki Gue lalu ke kaki Gani, huh? Apa-apaan tuh? Dia di kubu Gue atau Gani sih?

"Masalah gampang kenapa mesti di ribetin Ndra?"

"Yaudah terserah Gue" meraih kucing itu dalam gendongan, Gue mengangkat tinggi-tinggi. "Mulai sekarang nama Lo Miku, gak ada yang boleh protes dan Lo harus nurut sama Gue ya Miku" Miku mengeong, pinter amat deh kucing Gue.

Gani menyajikan sarapan, sepiring penuh pasta dengan mozarela melt, harus Gue akui kemampuan masak Gue jauh dari si curut ini.

"Gue pergi" Gani mengusap kepala Miku yang duduk di atas meja makan, bodo amat pasta di atas meja lebih menggiurkan.

"Ndra" Gue menoleh dengan mulut terisi pasta.

"Jangan bikin Gue panik lagi bisa?" dengan wajah lempeng tanpa ekspresi pemirsa! Gue bingung lah, ini si Gani kenapa?

Sebelum Gue menjawab, suara pintu tertutup menyadarkan. Setelahnya Miku turun menuju mangkuk makanan, sempet ngasih makan Miku, tapi gak niat gitu nungguin Gue ngomong apa kek? Heran deh.

💸💸💸

Dengan wajah tanpa dosa Meka berjalan di depan menuju lapangan, akibat ketauan cabut masal pas upacara tempo hari. Anak-anak Angkasa di hukum hormat bendera, sebenarnya hukumannya cuman dengerin bacotan Bu Ajeng ampe mampus sih. Tapi lagi dan lagi, mahluk berambut sebahu yang baru ganti cat rambut jadi hitam dengan ombre abu-abu itu berhasil menyulut emosi guru terkiler seDarmawangsa, dan hasilnya disinilah kami sekarang.

"Kapan lagi  panas-panasan? Kita kan rame, gak bakal berasa deh!" bujuk Lydia saat Gue menatap Meka dan siap melayangkan tinju.

"Jangan marah dong bu ketu, mulut Gue kepeleset" Meka menampilkan pupy eyes andalan nya.

Menoyor kepala Meka, Gue berdecih. "Mulut mana yang bisa kepeleset? Mau Gue patahin?"

"Udah deh Ndra, sesekali cabut bareng gini seru!" Gue mengalah saat Novita ikut membujuk.

Selama 2 jam pembelajaran kami menantang matahari, bukan hanya kami Angkasa angkatan Manusia, tapi angkatan Raja dan Dewa juga ikut. Inilah yang membuat Gue begitu membanggakan keluarga  ini, solidaritas dan rasa seperjuangan gak terbantahkan.

Puas panas-panasan, kami di izinkan bubar dan langsung masuk kelas. Jangan panggil kami Angkasa kalo langsung nurut, banyak yang ngacir ke kantin. Gue memilih selonjoran di bawah pohon belimbing tepi lapangan basket, hanya Gue dan Meka. Manusia yang sibuk ngomong sendiri dengan alasan live instagram, Yang lainnya memilih ngadem di perpus, mayan ac.

Satu minuman dingin menempel di pipi, reflek Gue menoleh. Saga, cowok ini gak nyerah-nyerah meski berulang kali di jutekin ya?

"Nih buat Lo"

"Ogah"

"Gak boleh nolak rezeki"

"Gue bilang ogah, Lo bud--"

"Anak orang gak mau jangan di paksa" Gani mendorong bahu Saga, membuat cowok dengan balutan jersey basket itu mundur beberapa langkah.

"Ini urusan Gue sama Sandra, bukan sama Lo!" susansa cukup memanas, Gue bangkit. Memberi kode ke Meka untuk pergi. Sorry aja ya, Gue bukan tipikal cewek yang jejeritan pas jadi bahan rebutan. Mau di rebutin? Bodo amat, Gue kan ogah!

"Ini berurusan sama Gue, karna Lo ngusik pacar Gue" reflek Gue berhenti melangkah, percayalah, ucapan Gani meski gak keras bisa merabat terdengar dari timur sampai utara Darmawangsa yang gedenye saingan sama gelora bung karno.

"Jangan ganggu Sandra lagi, atau Lo berurusan sama Gue!" setelah mengeluarkan ancaman dengan nada datar mencekam, Gani pergi tanpa menoleh ke Gue, jangan kan noleh deh, dilirik aja kaga.

Saga memilih pergi, Meka masih berdiri di sana. "Ka, Lo udah gak live ig kan?" berdoa aja semoga manusia dari ras pitecantropus ini gak bikin aneh-aneh berpotensi darah tinggi.

"Ups, duh maaf ya Ndra! Masuk semua nih di live Gue" Meka cekikikan, Gue berjalan mendekat berniat merampas smartphone bercase Mikey mouse tapi berhasil di tepis.

"SANDRA, SEJAK KAPAN LO JADIAN SAMA GANI?" teriakan Lydia dari koridor berhasil membuat Gue mengumpat dalam hati.

Selamat tinggal masa SMA yang damai, mulai saat ini firasat Gue mengatakan, bakal banyak cobaan kedepannya. Gani setan!! Gue bersumpah bakal nyiksa elo sampai Lo lupa gimana rasanya ketawa bebas kaya sekarang, dengan santai nya cowok dengan jaket denim itu mengumbar smirk dari lantai dua ketika tatapan kami bertemu.





Double up🌟🌟

ALGANI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang