41

57 3 0
                                    

"Gimana rasanya ketika satu makan yang lo suka banget, saking sukanya lo rela gak makan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana rasanya ketika satu makan yang lo suka banget, saking sukanya lo rela gak makan itu. Tapi sialnya, tanpa rasa bersalah orang lain ngebuang gitu aja"

Novita Viviekananda

Gue bangun dengan keadaan penuh keringat, mengatur nafas yang ngos-ngosan sambil memijat pangkal hidung, lalu bangkit menyibak selimut, meraih sendal rumah warna abu-abu dan berjalan keluar kamar.

Menyisir rambut dengan jari-jari, gue memencet dispensers membawa air dalam gelas mineral ke sofa depan tv, lanjut meraih smartphone di atas coffee table sambil menenggak air mineral, banyak pesan dan panggil masuk dari troy.

Fyi Troy memang ada perjalanan dinas kantor keluarga. Sebagai pewaris tunggal rasanya wajar Troy mulai terjun perusahaan turun-temurun keluarga, di tambah lagi cowok pecicilan itu sudah memasuki kelas akhir.

Jarak gue dan Troy yang terpaut 2 tahun bukan jadi faktor agar gue manggil dia dengan embel-embel mas atau abang, ever!

Menyenderkan punggung pada sandaran sofa, perhatian gue kembali teralih pada sosok cewe blasteran mexico pecinta hijau.

Lydia mengucek matanya lalu ikut duduk di sofa, semenjak insiden gue pingsan dalam toilet membuat Angkasa 44 bergantian nginap, gak tentu siapa yang bakal jagain. Meskipun lebay, gue sedikit tersanjung dengan perhatian mereka, totaly they love me and protect every single time.

"Tumben?" Lydia menguap, lalu memeluk cushions sofa.

"Tadi pas geser gak ada yang nendang, jadi gue heran. Takutnya lo udah di lantai, Lo kenapa bangun?"

"Setan Lo!"

"Gue laper deh Ndra"

"Hubungan sama gue?"

"Yaelah, gak peka amat sih lo jadi cewek. Pantes di tinggal pas lagi sayang-sayangnya"

"Dih curhat Lo! Dahlah, mau tidur lagi" gue bangkit dan melangkah sampai Lydia menarik baju gue kasar.

"Eiitt, nanti dulu. Masakin gue dulu!" gue pasarah ketika Lydia menarik gue menuju pantry.

Meraih dua bungkus mie instan, dua telur dan daun bawang. Gue menyiapkan panci rebusan, mie instan jadi pilihan ketika lapar melanda. Tim mie goreng mana suaranya!!

"Ndra"

"Hmm"

"Lo ada rasa gak sih sama Troy?"

Gue reflek menghentikan gerakan memotong daun bawang, melirik Lydia sebentar lalu lanjut mengambil sosis dalam frezer.

"How about Gani?"  Lydia terus membombardir dengan pertanyaan.

Gue memilih diam, mengolah bahan dan lanjut menyiapkan piring. Menuangkan mie yang sudah di tiriskan dalam mangkuk, diikuti berbagai toping pelengkap. Meletakan semangkuk mie yang masih mengebulkan asap di depan Lydia, gue mengaduk mie yang sudah di bumbui saus dan kecap dengan sumpit.

Lydia mulai menunjukan wajah tak sabar, gue menenggak sekaleng pepsi, meletakan sumpit lalu menatap Lydia. Keputusan gue sudah bulat, gue bukan sandra menye-menye!

"Untuk masalah rasa, gue bisa ngatur kok Lyd. don't wory."

"Tapi setiap manusia must have and falling in love ndra, You think that a normal? "

"Oke nanti Lyd, But i have something more important. Teka-teki nyokap bokap juga belum kelar, oke kemaren kesannnya gue jadi cewek feel in blue melankolis menjijikan. Tapi sekarang gue mau fokus, ada banyak hal yang lebih penting" Lydia tersenyum lega.

"Kalo ada apa-apa lo tau gue gak pernah pergi ndra"

"I know" gue membalas senyum Lydia, gak salahkan? Lebih baik fokus dan terus bergerak kedepan.

💸💸💸

Destiny Roger-Tomboy🎵

Gue menatap malas papan tulis, memperhatikan tulisan spidol dan coretan matematika pak Ugi lalu mencoret-coret kertas.

Smartphone gue bergetar, pesan dari Popy yang memerintahkan berkumpul saat jam istirahat di lapangan, bertepatan dengan gue memasukan smartphone ke saku rok abu, suara bel mengalun.

"Cabut?" gue mengangguk, berjalan beriring an bersama Lydia di koridor.

Anggun dan Novita menyusul tanpa banyak tanya, Meka menghampiri dengan nada cerianya. Siswa-siswi di koridor membukakan jalan, gue menoleh kesamping saat anggun menepuk bahu.

"C'mon you are lit! Kemana Sandra yang angkuh? Lo Much-much better timbang si boncabe" bisik Anggun, spontan gue tertawa. Sejak kapan anggun tertular virus julid Lydia?

"Itu sih gue gak ragu"

Meka yang mendengar ucapan gue bertepuk tangan girang. "Wowowow, Sandra come back hah?  Awas aja lo melankolis kaya kemaren, gue perkedel Lo!"

Gue menoleh sebelum melewati gerbang kecil akses menuju lapangan kebanggaan angkasa, Meka menaik-turunkan alisnya.

"Sebelum Lo nyentuh kulit gue, jangan salahin gue kalo tangan lo keburu masuk koleksinya Novita"

Meka mendelik, gue tertawa. Menempati meja yang paling besar, bergabung dengan rombongan Popy. Suasana mulai serius, gue menaikan sebelah alis saat semua tatapan menuju gue. Apa nih?

"Udah berapa lama lo libur ke SIJOKO?" tanya Stephanie memecah susana.

Fyi, Stephanie adalah ketua umum angkasa tahun ini. Sibuk perlombaan dan persiapan menjelang lulus, membuat angkatan Dewa harus absen beberapa waktu.

"Ntah, 2 atau 3 minggu mungkin" gue masukan kerupuk tanpa rasa bersalah, ayolah gue laper dan kenapa susana bisa setegang ini?

"Kalo di suruh turun malam ini lo mau?"

Aktifitas gue mengunyah kerupuk terhenti, menoleh pada Popy, gue tersenyum. "Kapan sih, gue nolak buat seneng-seneng pop?"

"FIXS BERARTI MALAM INI KITA SANGGUPIN TANTANGAN SMA SEBELAH!" teriakan semangat Fre di sambut tepuk tangan dan sorakan anak angkasa.

Ini udah bener, gue kembali ke rutinitas ini. Menikmati masa sma dan berjibaku dengan urusan kantor, bersetan dengan cinta gue lebih bahagia dengan sahabat-sahabat dan uang yang bejibun!


🌟🌟🌟haihai!, jangan lupa vote dan komen!

ALGANI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang