Memasuki club paling beken dikalangan anak hits seumuran gue, telinga pasti bakal di suguhkan musik memekak telinga, dan lautan orang-orang dengan wajah samar di timpa cahaya temaram.
Masalah uang? Tenang, Gue punya bank berjalan.
Menuju bar tender, kami bertos ria. Bukan sekali-dua kali Gue menghabiskan waktu di sini, tanpa di tanya Cowok dengan kedua lengan penuh tato langsung meracik minuman.
"Nih, malam ini Gue traktir gimana?" Marchel mengedipkan mata nya genit, Gue tersenyum.
"Gak usah, simpan aja duit Lo. Gue gak tau mau buang-buang uang dimana!"
"Sombong amat Lo!" Gue terkekeh, Marchel ikut terkekeh.
Menenggak minuman membakar tenggorokan sekali teguk, tatapan Gue berserobok dengan seseorang. Gak asing, tapi mending Gue skip deh. Bodo amat!
"Eh ndra, Maria nitip salam sekalian nanya kapan sparing lagi?" Gue menatap Marchel Lalu tertawa.
"Liat aja nanti, bilang ke dia latian yang rajin. Gue bakal kecewa dia k.o di sparing pertama!" Marchel tertawa, tapi tawanya mendadak berhenti begitu menatap seseorang dibelakang gue.
"Tu cowo dari tadi liatin lo deh, gue perhatiin dari tadi."
"Ngaco lo! Sebanyak itu manusia di sini, gak mungkin lah liatin Gue, toh banyak yang lebih oke di banding Gue!" mengadahkan sloki minuman, Marchel menuangkan minuman membakar tenggorokan lagi.
"Kali aja lo kenal"
"Noop broh, i don't fucking care!"
Teguk demi teguk telah masuk ke perut, Gue tipikal kuat minum kok.
Di gelas ke 9, Gue segera menghubungi Meka. Sesekali mengucek mata akibat pandangan mengabur, chat Gue di read doang? Ampas si Meka!!
"Gue cabut chel!" mengambil credit card, Marchel menahan tangan gue sebentar.
"Are you okay?"
"Realy good, happy and rich! " menghentakan tangan Marchel, Gue pamit dan berjalan menuju pintu keluar.
Dalam keadaan setengah sadar, Gue nekat bawa mobil.
Gila? Udah jadi nama tengah kayanya. Membuka handel mobil, lengan Gue di tarik, parfum ini? Jaket ini? Cowo ini? Kenapa bisa?
Gue tersenyum miring, melingkarkan kedua tangan di balik tengkuk Cowok yang berani-beraninya datang di saat gue mabuk. Ralat, setengah mabuk. Ekspresi terkejut jelas di pantukan kedua mata di balik frame hitamnya, sekaku ini? Pantes gak punya pacar.
"Lo ngapain di sini?"
"Harusnya Gue yang nanya, ngapain anak baek-baek kaya Lo di tempat nista ini?"
Ini gila! Gue di peluk? Samar-samar terdengar gumaman, dan sialnya Gue makin gak fokus saat nafas hangat menerpa kulit leher.
"Lo gila?" Gue mendorong cowok itu kasar, menatap wajah songong pujaan anak-anak Se-Darmawangsa.
Dengan santai gue menarik tengkuknya, mengecup leher cowok itu singkat. Berbalik masuk dalam mobil, mengabaikan teriakan cowok gila yang memanggil nama Gue sambil melajukan mobil ke jalan.
💸💸💸
"Hoi, bengong tar kesambet! Ribet urusannya kalo cari dukun!!" Meka duduk di kursi kosong, saat ini free class.
Suasana kelas lumayan sepi, banyak yang memilih menghabiskan waktu di kantin. Berterima kasih pada bu Sona yang berhalangan hadir, gue bisa leyeh-leyeh tanpa ribet mengatur fokus ke with board.
![](https://img.wattpad.com/cover/250203739-288-k704567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGANI (TAMAT)
Dla nastolatkówWARNING⚠ BERLOGO 18+ KARNA BANYAK KATA² KASAR! yang gak cukup umur, ganti cerita dulu🔞 Awalnya semua baik-baik saja, gue udah biasa menjalan kan aktifitas sebagai anggota Angkasa. Tapi semenjak hari itu, semua berubah, gedek? Pasti lah, gue jadi...