55

34 2 0
                                    

Hai gays!! Happy Wednesday😂

Langsung cus baca, jangan lupa vote dan comen di typo!!

Mana nih tim happy or sad ending?

Enjoy yes!
**********
Membuka pintu apartemen pukul 5 pagi, gue tertegun saat Gani berdiri dengan seragam rapi.

Ralat!  Gak terlalu rapi, entah kemana vest nya. Gani menggunakan dasi yang tak mengekang kerah seragam, dan kaus hitam menyembul dari dada karna beberapa kancing sengaja di lepas.

"Buruan mandi"

Gue membiarkan Gani meraih celmek hitam dan mulai berjibaku di dapur.

Sikat gigi, cuci muka dan langsung mandi. Hanya 10 menit, gue duduk di meja makan dengan seragam lengan panjang di gulung gak lupa pita hijau identitas Angkasa.

"Gak pake dasi?"

"Gak bisa" Gue menatap Gani yang menyajikan makanan, lalu duduk berseberangan.

Melahap se sendok pasta ke dalam mulut, emang gue akui untuk sarapan, masakan Gani sedikit gue rindukan.

"Kancing baju yang bener!" Gani menunjuk gue dengan garpu di tangannya.

Gue menunduk, dua kancing baju teratas memang jarang gue kaitkan. Mengabaikan tatapan Gani, Gue bangkit mengambil cangkir dan meletakan di coffee maker.

Gani sibuk membersihkan piring dan alat masak, gue memilih menatap punggung cowo dengan jabatan ketua KoLoS 44 yang berkutat dengan bak cuci piring di temani secangkir kopi.

Suasana memang cukup canggung. Semenjak acara nangis bombay kemarin, gue ketiduran dan Gani mengantarkan Gue ke apartemen, dia nganterin dan nemenin gue seharian.

Gimana gue gak canggung?

Meraih sepatu berlogo c terbalik, gue menunggu Gani di depan pintu apartemen.

"Jangan bawa mobil hari ini!"

"Hah?"  gue menatap bingung sambil mengunci akses apartemen.

"Berangkat bareng gue, gak usah bawa mobil!" ulang Gani mendengus sambil mengulangi ucapan nya secara perlahan.

Gue mengekor ke lobby, Gani berhenti saat seseorang bersetelan jas mengajaknya berbicara.

Dari jarak yang gak terlalu jauh ini, gue gak sengaja sedikit mendengar obrolan mereka.

Gani menoleh mencari keberadaan gue saat ucapan lawan bicaranya mulai ngelantur, bergerak cepat, gue menarik tangannya menuju parkiran.

"Lo bawa motor?"

Gue menatap motor besar warna hitam dengan sedikit modif, gak lupa plat nomer khas berakhiran 77AL.

Gani mengangguk, melepas jaket denim KoLos nya dan mengikat ke pinggang gue tanpa izin.

Selanjutnya memasang kan helm, gue diam mengamati aktivitas yang berhasil meningkatkan denyutan jantung ini.

Dia gila apa? Kalo gue pingsan repot kan?

Gani naik ke atas motor, gue naik dengan bantuan pundak Gani. Sial, gue bener-bener gugup.

"Pegangan ndra"

Gue memegang sisi tas ransel Gani, menilik dari spion, Gani meraih kedua tangan gue untuk melingkar di perutnya.

"Rileks ndra" gue melihat ke spion, mata Gani terlihat di balik helm Full face nya.

ALGANI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang