60

99 4 0
                                    

Selamat, gak jadi ngegantung endingnya😁
Semoga kalian suka sama pilihan ending yang sudah Ska pertimbangkan guys!

Jangan lupa komen for typo!

Enjoy yaos!

Gue membuka mata setelah menyesuaikan cahaya ruangan, dan kalian bisa tebak, dimana lagi kalau bukan di rumah sakit.

Rasa sakit dari ujung kaki sampai kepala mulai terasa. Merasakan kebas di tangan kanan, Troy tertidur dan masih menggenggam tangan gue.

Dengan tangan kiri yang masih berinfus, gue mengusap surai ikal cowok dengan tato memenuhi tangan kanannya.

Ia menegakkan kepala, sambil mengucek mata khas orang bangun tidur.

"Sandra?" Troy bangkit, menangkup kedua pipi gue.

Gue hanya bisa menatap Troy. Masker oksigen, dan berbagai kabel menancap tubuh, sangat mengenaskan.

"Lo udah bangun?" tanya Troy masih tak percaya, gue mengangguk.

Dengan cepat Troy menekan tombol di samping bangkar, beberapa dokter dan suster segara masuk dan mulai mengecek tanda fital dan mengecek perkembangan gue.

Setelah di pastikan aman, masker oksigen dan beberapa alat pendeteksi jantung di lepas. Duduk bersandar ke kepala ranjang yang di lapisi bantal, Troy kembali duduk dan menatap gue.

"Gue pingsan berapa lama?"

"3 weeks" gue mengangguk,lama juga.

"Gue juga udah tau semuanya Ndra" Troy menggenggam tangan gue, matanya menatap gue khawatir.

"Galuh gak boleh sedih oke?"

"Lo gak apa-apain dia kan Troy?"

"Ndra, gimana gue bisa tenang? Lo hampir mati! Gue udah hampir kehabisan harapan saat tau kecil kemungkinan lo akan sadar" Gue menarik nafas sedikit tersendat.

"Tapi nonjok dia juga gak akan bikin gue lebih baik Troy!"

Troy menarik nafas, lalu mengusap wajah kasar.

"Okey, gak usah di pikirin. Lo baru sadar, jangan di pikirin" Troy mengusap tangan gue lembut.

Pintu ruang inap terbuka, Bibi Syavita dan Oma di sana. Bibi berjalan cepat menuju bangka, memeluk gue erat setelah Troy memberi ruang.

"Kamu gak apa-apa kan Ndra?"

"Sandra baik, bibi apa kabar? Papa gimana?" ada perubahan ekspresi di wajah Bibi, tapi langsung berubah normal lagi.

"Baik, semua baik"

Oma berjalan mendekat,membelai kepala gue yang masih di perban. Sedikit yang gue tau, gue  gak terlalu banyak mengalami luka. Hanya patah tangan kiri, beberapa lecet di kaki dan tangan, juga di kening karna berbenturan dengan helm. Perban di kepala hanya mentupi luka kening dan pelipis, tidak ada tindakan operasi dan hasil ronsen menyatakan gue gak punya cedera dalam. 

Beberapa dokter sempat kebingungan, dan Bibi bercerita kalau Troy sempat mengamuk karna tidak mendapatkan hasil kenapa gue belum sadar.

"Hari ini mereka tunangan" ucapan oma membuat gue dan Bibi Syavita kompak menatap beliau.

"Mom"

Oma menekan tombol remot, dan tv yang menempel di dinding menyala. Menampilkan acara di mana putri sulung paman Steven bersama putra bungsu Atmanegara lengkap dengan kebaya dan beskap serasi, gue menoleh ke arah lain.

ALGANI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang