54

38 3 0
                                    

I come back di pagi hari yang cerah ini, gimana? Apa kabar???

Selamat pagi, siang, sore, dan malam untuk yang baca part 54!

Enjoy sistah!
*************
Pagi ini, dengan seragam Darmawangsa gue membelokan setir menuju rumah sakit. Sebelumnya, Lydia yang menginap di apartemen kemarin terkejut melihat gue pulang dengan mata sembap.

Semalam suntuk gue habiskan bareng Lydia dan Anggun yang saat itu langsung menuju apartment dengan alasan mau ngambil hard disk yang ketinggalan, dan keduanya setuju gue menemui papa saat ini.

Memasuki lobi, gue langsung menuju lift lantai 2. Saat hendak mengetuk pintu, gue menoleh ke ruangan yang pernah Troy tempati.

"Oh, sandra?" papa sedang duduk bersandar di kepala kasur, di bantu beberapa bantal di punggung.

Gue melangkah masuk, duduk di kursi samping bangkar.

Gugup, gue belum pernah di jarak sedekat ini dengan papa.

"Gak sekolah?"

"Gak, banyak jamkos"

Gue berbohong, sebenarnya hari ini adalah pengumuman dan pemberian hadiah bagi juara lomba provinsi kemarin.

Lydia gak mempermasalahkan, cewek blasteran mexico itu bilang bisa berkelit jika di tanya Bu Endang dan Bu Ajeng soal ketidak hadiran gue.

"Soal mama, sandra udah tau"

Gue menatap papa, beliau tampak terkejut tapi dengan cepat dapat mengendalikan ekspresi nya.

"Kan sudah papa ceritakan, jadi wajar kalo--"

"Maksud Sandra, Sandra emang tau yang sebenarnya pa"

Papa diam sejenak, lalu melepar pandangan ke jendela besar di sisi ruangan.

"Kamu gak tau apa-apa soal mama!"

"Dia gak pernah ada di sini pa!"

Papa menoleh, rahangnya mengeras. Gue meremat kedua tangan yang terkatup dan menantang mata papa, gak boleh gentar!

"Dia perempuan yang cantik, lemah lembut, a wonderful women"

"Tapi dia ninggalin kita"

"She love does!"

Gue bangkit menahan emosi sambil mengatur nafas agar tetap tenang, dan masih menatap papa.

"Kayak gitu yang namanya sayang pa?"

"Yes, yes it's"

"Oke kalau gitu kenapa dia pergi?"

"YOU DON'T KNOW WHAT YOU TALKING ABOUT!" suara papa mulai meninggi.

"Kalo dia sayang sama kita, kenapa sekarang dia gak ada?"

"Dia selalu nyoba, she always try do--"

"SHE WASN'T HERE! SHE NEVER FUCKING HERE! DIA  PERGI!"

diam cukup lama sambil menatap papa, sadar kalau gue berteriak. Menarik nafas, gue mencoba menetralkan emosi.

"I was born, dan Oma mengambil alih semuanya! Karna mama pergi ninggalin aku!"

Mata gue memanas, diiringi suara yang bergetar.

"Semenjak aku bisa jalan pake kaki sendiri, aku di tuntut mengganti semua yang mama rusak!"

gue menyeka sebulir air mata yang lolos dengan kasar, papa memilih diam.

"Ketika aku baru masuk SD, gak pernah protes dengan jadwal les yang padat ketika anak-anak sebaya aku lagi asik main dan dapet curahan kasih sayang orangtuanya"

ALGANI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang