3

21.7K 2.5K 740
                                    

_3_

Siwon berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah gusar, dia nampak begitu marah. Yoona yang melihat suaminya pulang dengan raut muka yang kurang menyenangkan pun bertanya.

"Sayang, kau kenapa? Wajahmu begitu kusut, tidak biasanya kau pulang jam segini." ujar Yoona. Siwon hanya menghela nafas kasar.

"Kita membuat kesalahan bulan lalu." Yoona menatap tak paham pada sang suami.

"Kesalahan apa?" tanya Yoona.

"Bulan lalu saat ulang tahun perusahaan kita membawa Jaemin dan Minhee, juga kita mengenalkan mereka berdua, gara-gara itu aku tidak bisa menjalin kerjasama dengan JJH Corp. Seharusnya bulan lalu kita tidak mengajaknya saja, dan hanya membawa Minhee. Sialan! Bagaimana direktur Jung tahu jika aku membawa dua anak padahal dia tidak ada di sana dulu." Yoona menatap Siwon terkejut.

"Maksudmu, gara-gara membawa Jaemin, kita gagal menjalin kerjasama?" Siwon mengangguk.

"Tapi saat itu kau bilang dia anak kerabat, apa Tuan Jung tidak percaya?" Siwon menghela nafas.

"Entahlah, aku tidak mengerti kenapa dia tidak ingin menjalin kerjasama dengan kita. Tapi apa hanya gara-gara masalah anak?" Yoona mengusap lengan suaminya.

"Mereka belum pulang?" Yoona mengangguk.

"Masih nanti sore." Siwon mengangguk.

"Saat sudah pulang, minta Jaemin ke ruanganku." Yoona mengangguk.

"Istirahatlah dulu." Siwon menurut dan pergi ke kamarnya. Yoona menghela nafas pelan.

"Anak sulung satu itu merepotkan sekali." 

***

Jaemin duduk di hadapan Kim ssaem, guru Matematika yang tadi mengajar di kelas. Jaemin nampak gugup, dia duduk sendirian di hadapan guru tersebut dengan tubuh yang kaku.

"Na Jaemin, sudah berapa kali nilaimu jelek huh? Ini soal-soal mudah yang bisa diselesaikan dengan rumus sederhana, apa kau tidak mengerti sama sekali?" Jaemin menunduk.

"Maaf sonsaengnim" lirih Jaemin.

"Kau membuatku sakit kepala, tahu tidak?" Jaemin menggigit bibir bawahnya.

"Nilai-nilaimu itu tidak ada peningkatan sama sekali, apa yang dikatakan Jeno itu salah, tidak ada peningkatan padamu, dan enam puluh itu jelek! Tahu?!" Jaemin ingin menangis, dia tidak suka dibentak apalagi mendengar suara dengan nada tinggi, sudah cukup ibunya saja yang menggunakan nada suara tinggi padanya.

"Kau hanya jadi beban saja, ssaem tidak mau tahu, ujian nanti kau harus bisa dapat delapan puluh! Ssaem tidak menempatkan harapan yang tinggi padamu untuk mendapat sembilan puluh atau seratus, delapan puluh saja sudah syukur. Keluar sekarang, muak ssaem melihatmu yang terus-terusan kemari." Jaemin segera bangun, dia pamit dan segera keluar dari ruang guru.

"Dasar anak bodoh" PLAK

Kim ssaem mengerang sakit saat seseorang memukul kepalanya kuat.

"Bukan siswanya yang bodoh, tapi gurunya yang tidak bisa menjelaskan dengan baik. Guru macam apa kau Kim Chaerin?!" Oh Sehun, guru Fisika itu menatap sinis pada Kim ssaem.

[2JAE/JAEJAE] ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang