46

9.5K 1.1K 133
                                    

_46_

Jaemin menunggu gilirannya di ruang tunggu yang sudah disediakan. Dia satu ruangan dengan teman-teman dari sekolahnya, dia duduk bersama Doyoung di dekat pintu. Doyoung sendiri sedang sibuk membalas beberapa chat penting yang masuk ke dalam ponselnya, sedangkan Jaemin dia menatap lembaran partitur di tangannya. Di lomba ini diizinkan untuk melihat partitur, meski tidak ada pengurangan nilai, tapi yang tidak membawa partitur nilainya lebih bagus.

"Jaemin, ssaem ingin ke kamar mandi, apa tidak apa ssaem tinggal sebentar?" tanya Doyoung, Jaemin mengangguk, meski dia sebenarnya merasa kurang nyaman, tapi dia juga tidak mungkin kan menahan orang yang ada urusan alam.

"Ne ssaem, tidak apa." Doyoung pun segera bangun dan pergi ke kamar mandi, menuntaskan urusan alamnya. Sisa guru di sana juga ikut pergi untuk mengecek jadwal dan ada juga yang menanyakan kembali urutan tampilnya. Tersisa Jaemin dan sepuluh siswa lainnya, dari sepuluh itu, ada empat orang laki-laki.

"Hey, Oh Jaemin, right?" Jaemin mendongak dan mengangguk kecil. Dia tidak mengenal siswa di depannya ini sama sekali.

"Nuguseyo?" tanya Jaemin.

"Aku Baek Bobae, siswa kelas XI-4." Jaemin mengangguk kecil.

"Sombong sekali" ledek Bobae, Jaemin hanya meliriknya. Dia tidak mau cari gara-gara dengan orang macam ini.

"Ck, dia anak yang membosankan." ujar Bobae pada yang lain.

"Biarkan saja, dia anak guru sekarang, kita tidak bisa macam-macam, dia bisa melaporkannya pada Oh ssaem" ujar seorang siswi dengan nada meledek, Jaemin hanya diam tidak menanggapi, malas juga dia menanggapi hal tidak penting begitu.

"Hey, jangan begitu, kasihan dia tidak ada temannya di sini, kita harus baik-baik padanya" lagi, Jaemin hanya diam saja.

"Benar-benar anak sombong" Bobae menarik biola Jaemin dan membantingnya. Bobae dan siswa lain hanya tertawa melihat itu, sedangkan Jaemin yang terkejut karena biolanya ditarik dengan sangat sengaja itu benar-benar marah luar biasa. Melihat Jaemin nampak marah, mereka segera memutuskan untuk pergi.

"Kita pergi saja yuk!" setelah merusak biola Jaemin, mereka pergi dari sana. Jaemin tidak tahu harus apa, itu biola dari mommy dan daddynya, dia tidak punya biola lagi. Dia panik sekarang.

"Jaem- astaga! Apa yang terjadi?" tanya Doyoung. Jaemin menatapnya panik.

"S-saem, bagaimana ini? Saya tidak ada biola pengganti, ini satu-satunya milik saya." ujar Jaemin, dia benar-benar panik dan bingung sekarang. Doyoung meraih bahu Jaemin-

"Ssshhtt! Tenang dulu Jaemin, tenang!" Jaemin yang bergetar cemas menatap Doyoung dengan keresahan.

"Ssaem akan carikan penggantinya, tunggu di sini, ne?" Doyoung hendak pergi namun Jaemin menahannya.

"Ssaem, apa waktunya cukup? Dua penampilan lagi setelah itu giliran saya." ujar Jaemin, Doyoung mengangguk.

"Cukup, ssaem akan carikan gantinya, secepatnya!" Doyoung segera keluar dari ruangan. Dia meraih ponselnya dan menghubungi Jaehyun.

"Halo? Jae?" 

"Ada apa hyung?" 

"Apa kau bisa carikan biola pengganti untuk Jaemin? Sepertinya siswa yang satu sekolah dengan kami, yang ikut berpartisipasi merusak biolanya, aku tidak punya banyak waktu sekarang."

"Guru Jaemin, Henry Lau, beliau selalu membawa biola di dalam mobilnya, aku dengar beliau datang ke lomba Jaemin, cobalah cari beliau, aku yakin beliau akan dengan sangat senang hati meminjamkan biolanya pada Jaemin." mendengar itu Doyoung segera mengucap terimakasih dan lari ke arah pintu yang mengarah ke bangku penonton, yang jadi masalah, dimana dia bisa menemukan Henry Lau?!

[2JAE/JAEJAE] ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang